Edward de Vere: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan pranala dalam
Baris 22:
}}
 
'''Edward de Vere, Earl Oxford ke-17''' ({{lahirmati||12|4|1550||24|6|1604}}) dilahirkan di [[Kastil Hedingham]] adalah seorang [[bangsawan]] inggris putra dari [[John de Vere, Earl Oxford ke-16|Earl Oxford ke-16]]. Ia mendapatkan pendidikan sebagai seorang [[bangsawan]] seperti pacuan kuda, latihan militer, berburu, musik, dan tarian. Ia juga memiliki guru privat [[bahasa Prancis]] dan [[Bahasa Latin|Latin]]. Kini ia banyak dikenal sebagai 'mungkin' pengarang atau penulis sebenarnya dari naskah-naskah karya [[William Shakespeare]].
 
Ayahandanya meninggal pada [[1562]], saat de Vere berusia 12 tahun, memperoleh [[Earl of Oxford]]. Sebagai anak kecil, Oxford ditempatkan dalam rumah tangga [[William Cecil, 1st Baron Burghley|Lord Burghley]], [[Lord High Treasurer]], anggota [[Dewan Penasihat Britania Raya|Dewan Penasihat]] [[Elizabeth I dari Britania Raya|Ratu Elizabeth I]], penasihat tepercayanya, dan salah satu tokoh negara yang paling berpengaruh. Burghley mengatur menyembunyikan pembunuhan Oxford dari salah satu pembantu Burghley. Oxford memperoleh gelar sarjana muda dari [[Queens College, Cambridge]], gelar sarjana dari [[Universitas Oxford]], dan dididik hukum di [[Gray's Inn]]. Ia memasuki Pengadilan Kerajaan di akhir [[1560-an]], di mana perbawanya, kecendekiaannya dan penampilannya memikat hati Ratu Elizabeth I. Ia menikahi putri Lord Burghley, Anne Cecil, pada [[19 Desember]] [[1571]] — pilihan kontroversial, sejak mereka telah dibesarkan bersama. Di usia 21 tahun, ia mendapatkan kembali pengawasan tanahnya. Pernikahannya membuahkan 4 anak, termasuk 3 putri yang tetap hidup pada masa kecilnya. Ia melancong ke [[Prancis]], [[Jerman]] dan [[Italia]] pada [[1575]], dan secara singkat masuk agama [[Katolik Roma]]. (Inilah dari masa bahwa John Aubrey menulis, dalam ''Brief Lives''-nya, bahwa Edward "kentut" "saat merendah pada ratu" pada Ratu Elizabeth I dan memasuki pembuangan sukarela. Pada kembalinya kelak, diduga bahwa kata-kata pertama Ratu kepadanya ialah "Pangeranku, saya sungguh telah melupakan kentut.")