Siti Walidah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi |
|||
Baris 30:
Bersama suami dan beberapa pemimpin Muhammadiyah lainnya, Nyai Ahmad Dahlan membahas peresmian Sopo Tresno sebagai kelompok perempuan.{{sfn|Repubika 2008, Nyai Ahmad Dahlan}} Menolak [[proposal]] pertama, [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]], mereka memutuskan mengganti nama menjadi [[Aisyiyah]], berasal dari nama istri [[Nabi Muhammad]], yakni [[Aisyah]].{{sfn|Wahyudi|2002|p=50}} Kelompok baru ini, diresmikan pada tanggal 22 April 1917, dengan Nyai Ahmad Dahlan sebagai kepala.{{sfn|Repubika 2008, Nyai Ahmad Dahlan}} Lima tahun kemudian organisasi ini menjadi bagian dari Muhammadiyah.{{sfn|Repubika 2008, Nyai Ahmad Dahlan}}
Melalui Aisyiyah, Nyai Ahmad Dahlan mendirikan sekolah-sekolah putri dan [[asrama]], serta keaksaraan dan program [[pendidikan Islam]] bagi perempuan,{{sfn|Repubika 2008, Nyai Ahmad Dahlan}} Dia juga berkhotbah menentang [[kawin paksa]].{{sfn|Wahyudi|2002|p=47}} Dia juga mengunjungi cabang-cabang di seluruh Jawa.{{sfn|Repubika 2008, Nyai Ahmad Dahlan}} Berbeda dengan tradisi masyarakat [[Suku Jawa|Jawa]] yang patriarki, Nyai Ahmad Dahlan berpendapat bahwa perempuan dimaksudkan untuk menjadi mitra suami mereka.{{sfn|Wahyudi|2002|p=47}} Sekolah Aisyiyah dipengaruhi oleh ideologi pendidikan Ahmad Dahlan yakni Catur Pusat: pendidikan di rumah, pendidikan di sekolah, pendidikan di masyarakat, dan pendidikan di tempat-tempat ibadah.{{sfn|Wahyudi|2002|p=53}}
=== Kepemimpinan dan kehidupan selanjutnya ===
|