Muslihan Sulchan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Oort 1993 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 29:
* Sya'roni, merupakan adik laki-laki kedua dari Musihan Sulchan. Saat berusia 21 tahun, setelah menjalani operasi usus buntu yang kemungkinan belum pulih sepenuhnya, ia pergi ke Kota Jakarta untuk bekerja sebagai sopir truk. Setelah beberapa waktu, ia jatuh sakit sehingga diantarkan rekan kerjanya untuk pulang ke rumah orang tuanya di Kota Malang. Ia meninggal dunia pada tanggal 13 Mei 1975 setelah sehari semalam di rumah orang tuanya.
* Sunaryati, merupakan adik perempuan pertama yang merupakan ibu rumah tangga yang berprofesi pula sebagai pedagang di Kota Malang.
* S Harijani, merupakan adik perempuan kedua dari Muslihan Sulchan yang lahir pada tanggal 24 April 1958. Huruf "S" pada kata pertama namanya diperkirakan bukan merupakan [[singkatan]] dan tidak merujuk pada kepanjangan apa pun. Dikisahkan kala ia berusia 6 tahun, ia bersama ibunya, Soentari, menaiki sebuah [[oplet]]. Sesampainya di tujuan, ketika Soentari sedang membayar sopir [[oplet]], S Harijani yang tengah menunggu di luar [[oplet]] ditabrak lari oleh pengendara mobil dinas oknum [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]] (ABRI)dengan berkecepatankecepatan tinggi. Dalam keadaan murka, Soentari mengejar pelaku tabrak lari tersebut tanpa mampu dihentikan oleh siapa pun, sampai akhirnya langkahnya baru bisa dihentikan setelah enam orang di sekitar lokasi kejadian menahan tubuhnya. Saat itu, Masroekin tengah berdinas di Kalimantan. Pada akhirnya, pelaku tabrak lari tersebut berhasil diamankan dan diproses secara hukum. S Harijani meninggal dunia akibat kejadian tersebut pada tanggal 24 Maret 1964.
* Suhartono, merupakan adik laki-laki terakhir yang merupakan seorang pelaut. Ia mendaftar menjadi taruna pelaut dengan ikatan dinas. Pada pertengahan karirnya, ia memutuskan untuk berpindah haluan menjadi pelaut swasta. Ia pernah menjadi seorang Kepala Kamar Mesin di [[Kapal barang|kapal kargo]]. Pada tahun 2016, ia meninggal dunia karena sakit.
Muslihan Sulchan menghabiskan masa mudanya di Kota Malang, yaitu sejak lahir sampai dengan setidaknya usia 20 tahun. Semasa muda, ia dikenal sebagai pemuda yang taat beragama [[Islam]]. Saat itu, Muslihan Sulchan sering menjadi guru [[mengaji]] di lingkungannya. Ia lulus dari [[SMA Negeri 4 Malang|Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Negeri 4 Malang]] pada tahun 1969. Pada usia 20 tahun, ia diterima sebagai calon taruna di [[Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]] (Akabri). Barulah sejak saat itu, ia mulai beranjak ke [[Kota Magelang]] untuk mengikuti pendidikan perwira dari tahun 1970 sampai dengan lulus di satuan [[Artileri Medan|artileri medan]] pada tahun 1974<ref name=":1" /><ref name=":7">{{Cite web|date=2001-02-22|title=Lulusan Tahun 1974|url=https://web.archive.org/web/20010222063200/http://www.akmil.ac.id/27.php3|website=web.archive.org|access-date=2021-09-18}}</ref><ref name=":8">{{Cite web|last=Sjaerozi|first=M. Arif|date=Senin, 26 Januari 2009|title=dwitaka: Abituren Akmil 1974|url=http://dwitaka.blogspot.com/2009/01/abituren-akmil-1974.html|website=dwitaka|access-date=2021-09-18}}</ref>.
Baris 44:
* apt. Anggi Triantoro, S.Farm., M.M., menikah dengan apt. Egi Gustiani, S.Farm.
 
Anak ketiga dan keempat meninggal muda saat masih berdinas di Yonarmed-10/76 mm Tarik/Bradjamusti. Mereka berdua dimakamkan di dalam lingkungan batalyon tersebut. Muslihan Sulchan dikenal sangat menyayangi keluarganya. Dikisahkan oleh keluarganya, saat berdinas di Yonarmed-10/76 mm Tarik/Bradjamusti dengan pangkat [[Letnan Satu (TNI)|letnan satu]], ia pernah melabrak seniornya yang berpangkat [[Kapten (TNI)|kapten]] dengan melempar genteng ke atap rumahnya karena kedapatan mengajak mengobrol dan diduga menggoda istrinya. Kejadian tersebut merupakan tanda kasih sayang berlebih pada istrinya.
 
[[Berkas:Muslihan Sulchan beserta Istri (Nov 1978).jpg|al=Muslihan Sulchan dan istri pada bulan November 1978|jmpl|320x320px|Muslihan Sulchan (28 tahun) saat berpangkat Letnan Satu bersama istri Sutji Rahayu pada bulan November 1978]]