Kereta wisata komersial di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rusudiyanto (bicara | kontrib)
Rusudiyanto (bicara | kontrib)
Baris 7:
Keberadaan kereta wisata di Indonesia sebenarnya tak lepas dari [[sejarah]] penamaan kereta api luar biasa. Istilah 'kereta luar biasa' pada awalnya merujuk kepada kereta api yang digunakan oleh [[Presiden Indonesia]] yaitu [[Soekarno]] saat [[hijrah]] ke [[Kota Yogyakarta]] pada tanggal [[3 Januari]] [[1946]]. Kereta api ini dahulunya milik perusahaan [[Staatsspoorwegen]]. Kereta ini ditarik oleh lokomotif C2849 yang tersusun atas 8 [[gerbong]] penumpang. Pemindahan dilakukan dengan sangat rahasia karena diawasi secara sangat ketat oleh pihak keamanan asing. Soekarno berhasil tiba dengan selamat di Kota Yogyakarta pada tanggal [[4 Januari]] [[1946]]. Pelarian diri dengan kereta tersebut diabadikan dengan sebutannya sebagai kereta luar biasa.<ref name="mka1014"/>
 
Kereta luar biasa di era [[Orde Baru]] tumbuhmenjadi lewatsalah perjalanansatu yangagenda dilakukanpembangunan Presidendari [[Soeharto|H.M.presiden Indonesia kedua, Soeharto]]. saatSaat pemerintah membuatkan kereta perjalanan presiden khusus dengan nama ''Nusantara'', ''Bali'', dan ''Toraja''. Kereta tersebut dimodifikasi dari kereta FW (kereta makan) yang biasanya dipakai oleh [[kereta api Bima]] pada masa itu.<ref name="masbagus">[http://masbagusadventure.blogspot.com/2010/03/kereta-api-express-malam-bima.html Kereta api Express Malam Bima]</ref> Selain itu, KLB sering dipakai oleh para [[menteri]] dan pejabat negara.<ref name="mka1014"/>
 
Kereta Presiden tersebut dihias dengan menyediakan ruang rapat, balkon, ruang makan, mini bar, tempat tidur, hingga ruang santai dengan [[televisi]] ukuran besar. Akan tetapi, karena kereta tersebut hanya dioperasikan jika Presiden, Wakil Presiden, menteri kabinet, maupun pejabat negara mempergunakan kereta tersebut. Akibatnya, kereta tersebut lebih banyak ''idle'' alias "menganggur".<ref name="mka1014"/>