Penghancuran al-Baqi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
History3second (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
History3second (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 26:
 
=== Pembongkaran pertama ===
Pada awal pemerintahan Wangsa Saud di abad ke-19 (1806) di Mekkah dan Medina, mereka menghancurkan bangunan-bangunan suci dan religius termasuk makam dan masjid masjid di dalam mauupun di luar bangunan Al-Baqi, menurutmengikuti doktrinajaran merekaRasulullah shalallahu alaihi wa salam. Bagunan dihancurkan sampai rata dengan tanah dan diberi penanda seperti batu besar diatasnya kuburan tersebut sebagai penanda ianya adalah kuburan. Dan juga dikelilingi oleh pagar tembok agar menghindari kerumunan peziarah dan juga menjaga kuburan tetap terjaga dan bersih baik dari sampah dan juga kesyirikan yang dilakukan orang-orang yang ingin berziarah ke sana.
 
Setelah pengambilalihan kota suci, Wangsa Saud membolehkan siapapun dari umat Islam yang ingin berhaji namun dengan mematuhi aturan yang telah dibuat oleh pihak wangsa Saudi.<ref name=":3">Ahmed, Irfan. [https://web.archive.org/web/20110713063137/http://islamicamagazine.com/?p=424 "The Destruction Of The Holy Sites in Mecca and Medina"]. ''Islamica Magazine''. No. 15. Archived from [http://islamicamagazine.com/?p=424 the original] on 13 July 2011. Retrieved 7 September 2016.</ref> Beberapa tahun kemudian mereka menambah tugas Haji.<ref name=":4">Vassiliev 2013, "The end of Ottoman control of the hajj"</ref> mereka juga melarang orang yang berhaji dari membawa instrumen musik seperti seruling dan drum, serta melakukan tradisi syirik seperti ''mahmal'' (benda yang sering dibawa orang berhaji namun dilarang tegas oleh wangsa Saudi).<ref name=":4" /> pada tahun 1805, setahun sebelum pembongkaran makam,beberapa muslim yang tidak diperbolhkan melakukan Haji diantaranya; Muslim Iraq, Muslim Iran, Musllim Syria, Muslim Mesir dan juga Maghrebi.<ref name=":3" /><ref name=":4" />
Baris 32:
Johan Ludwig Burckhardt, seorang penjelajah berkebangsaan Eropa, mengunjungi pemakaman pada tahun 1815 setelah pembongkaran pertama dan melihat sisa reruntuhan kubah di sekitar pemakaman, ia berkata bahwa orang Medina sangat kurang dalam menghargai orang-orang yang berjasa di negaranya. penghancuran pun mencegah penduduk setempat untuk melakukan ritual mereka.<ref name=":1" />
 
Sultan Mahmud II yang berkuasa di Ottoman saat itu, diperintahkan oleh pemerintah Mesir, Muhammad Ali Pasha untuk merebut kembali wilayah yang diduduki oleh pemeberontakan Wahabi, ini yang menyebabkan Perang Wahabi-Ottoman terjadi. Ibrahim Pasha, anak MuhaamMuhammad Ali Pasha berhasil mengalahkan pasukan pemberontak di peperangan Diriyah pada tahun 1818. atas perintah Sultan Mahmud II,<ref name=":2" /> Ottoman kembali membangun bangunan bangunan, kubah dan masjid dengan seni khas Ottoman yang dilakukan pada tahun 1840 sampai 1860.<ref name=":3" /> Pada tahun 1853, Sir Richard Francis Burton, mengunjungi Medina dengan menyamar menjadi Muslim Afghan bernama Abdullah, ia berkata bahwa terdapat bangunan lima puluh lima masjid dan makam suci di bawah kekuasaan Ottoman. Seorang penjelajah berkebangsaan Inggris berpendapat bahwa daerha kekuasaan Ottoman mirip seperti Istanbul dipenuhi dengan dinding putih, menara-menara terbuat dari emas dan lapangan hijau.<ref>[https://www.al-islam.org/history-shrines/history-cemetery-jannat-al-baqi "History of the Cemetery Of Jannat Al-Baqi"]. ''Al-Islam.org''. Retrieved 9 September 2016.</ref> Selain itu, pada tahun 1901 dan 1908, Ibrahim Rifat Pasha, penjelajah Mesir mendeskripsian enam belas bangunan kubah merupakan bagunan kuburan perorangan ataupun kelompok.<ref name=":1" />
 
== Pembongkaran Kedua ==