Kekaisaran Akhemeniyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 152:
 
Selama periode Akhemeniyah, agama [[Zoroastrianisme]] mencapai Iran Barat Daya dan diterima oleh para penguasa, menjadi elemen penentu budaya Persia. Agama tersebut tidak hanya disertai dengan formalisasi konsep dan keilahian dari [[panteon]] tradisional Iran, tetapi juga memperkenalkan beberapa ide baru, termasuk ajaran mengenai kehendak bebas.<ref>{{cite book| author = A. V. Williams Jackson| title = Zoroastrian Studies: The Iranian Religion and Various Monographs (1928)| url = https://books.google.com/books?id=GFa3HZZc87AC| year = 2003| publisher = Kessinger Publishing| isbn = 978-0-7661-6655-4| page = 224}}</ref><ref>{{cite book| author = Virginia Schomp| title = The Ancient Persians| url = https://books.google.com/books?id=U21j7vDhCCIC| year = 2009| publisher = Marshall Cavendish| isbn = 978-0-7614-4218-9| page = 24}}</ref> Di bawah perlindungan raja-raja Akhemeniyah, dan sebagai ''de facto'' [[agama negara]] pada abad ke-5 SM, Zoroastrianisme mencapai seluruh penjuru kekaisaran.
 
Selama masa pemerintahan [[Artahsasta I]] dan [[Darius II]], Herodotos menulis "[bangsa Persia] tidak memiliki gambar dewa, tidak ada kuil atau altar, dan menganggap penggunaannya sebagai tanda kebodohan. Saya pikir ini berasal dari ketidakpercayaan mereka bahwa para dewa memiliki sifat yang sama dengan manusia, seperti yang dibayangkan orang Yunani."<ref name="Herodotos, I.131">Herodotos, I.131</ref> Dia mengklaim bahwa orang Persia mempersembahkan korban kepada "matahari dan bulan, ke bumi, ke api, ke air, dan ke angin. Ini adalah satu-satunya dewa yang pemujaannya telah turun kepada mereka dari zaman kuno. Pada periode berikutnya, mereka memulai penyembahan [[Urania]], yang mereka pinjam dari orang Arab dan Asyur. [[Mullissu|Mylitta]] adalah nama yang digunakan orang Asyur untuk dewi ini dan bangsa Persia menyebutnya sebagai Anahita."<ref name="Herodotos, I.131"/>
 
== Daftar raja wangsa Akhemeniyah ==