Waryo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 22:
| religion = [[Islam]]
}}
''Ki'' '''Waryo''' (ejaan lama: Warjo) atau dikenal juga dengan nama ''Ki'' Waryo Sela merupakan seorang seniman multitalenta dari Cirebon yang lahir di [[Bongas Wetan,
== Riwayat Hidup ==
''Ki'' Waryo dilahirkan dari keluarga besar seniman (keluarga besar ayahnya), mereka dahulu pernah berjaya dan memiliki beberapa bidang tanah di sekitar Bongas, [[Sumberjaya, Majalengka|Sumberjaya]] dan [[Jatiwangi, Majalengka|Jatiwangi]], [[kabupaten Majalengka]] namun sampai kemudian jatuh miskin. ''Ki'' Miskat ayah ''Ki'' Waryo sebelum menikah dengan ibu Junah (ibunda ''Ki'' Waryo) beliau pernah menikah dengan perempuan lainnya, dari istri pertamanya beliau dikaruniai dua orang anak perempuan, pada sekitar awal tahun 1965 rumah tangga ''Ki'' Miskat mengalami cobaan dan akhirnya harus bercerai dengan istri pertamanya, beliau kemudiam menikah dengan ibu Junah (ibunda ''Ki'' Waryo) dalam keadaan yang serba kekurangan.
Pernikahan ''Ki'' Miskat dengan ibu Junah dikaruniai lima orang anak, dua anak lelaki dan tiga orang anak perempuan semuanya dilahirkan dan
Pada masa itu Waryo kecil yang sedang bersekolah di Sekolah Dasar (SD) Negeri Bongas 2 harus terseok-seok membagi waktu antara kehidupan di panggung sebagai seniman cilik dan sebagai seorang pelajar, beruntung para guru memahami kondisi Waryo kecil pada saat itu yang berasal dari keluarga seniman, Waryo kecil selalu mendapat perhatian dan apresiasi guru-gurunya jika berkenaan dengan persoalan kesenian sehingga jika Waryo kecil ijin dalam jangka waktu lama para guru mengetahui bahwa Waryo kecil sedang berkeliling daerah untuk manggung, kehidupan berat membagi waktu antara manggung keliling, sekolah dan rumah yang dijalani oleh Waryo kecil pernah mencapai puncaknya ketika dia sangat merindukan sekolah dan ibunya karena tidak berjumpa selama kurang lebih satu minggu, Waryo kecil yang pada saat itu sedang manggung di daerah Bojong Banteng (kini masuk wilayah desa [[Randegan Kulon, Jatitujuh, Majalengka|Randegan Kulon]]) sekitar [[Jatitujuh, [[Berkas:Reynan-Waryo-146505809045137-VideoToMp4.webm|ka|jmpl|''Ki'' Waryo memainkan [[Wayang Kulit Cirebon]] dengan lakon ''Gatot Kaca Sabda Guru'' pada acara peringatan hari jadi sanggar Sekar Pandan ([[kesultanan Kacirebonan]]) pada saat itu kondisi sedang hujan, 5 Mei 2014 dengan ''sinden'' ''Yu'' Rini dari [[Slangit, Klangenan, Cirebon|desa Slangit]], [[kabupaten Cirebon]] dan juru video Aray Nugraha Ali ]]
Baris 38 ⟶ 41:
Pada tahun 1978 (pada usia 11 tahun) Waryo kecil bersama dengan bapaknya dan ''Ki'' Sana (paman) berkempatan untuk mengikuti festival seni tradisional bertaraf internasional di [[Jakarta]], mereka pentas mewakili seniman Cirebon dipimpin oleh bapak Endo Suanda, festival seni inilah yang kemudian memicu Waryo untuk tetap konsisten dalam berkesenian dan ingin bersekolah setinggi-tingginya, hal tersebut dikarenakan Waryo bisa melihat para maestro seni tradisional berkelas dunia.
Pada saat tamat dari Sekolah Dasar (SD) Negeri Bongas 2, Waryo kecil nyaris putus sekolah karena tidak ada biaya, dia sempat membantu adik ibunya (paman) yang bernama Rasa dan ibunya hampir menjadi tukang kayu, tidak lama kemudian Waryo kecil mendapat kesempatan bersekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) PGRI dan berhasil lulus, ketika Waryo kecil bersekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) PGRI dia berusaha mencari cara agar dirinya bisa diterima di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri, dengan usahanya akhirnya dia bisa masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Jatiwangi. Pada saat baru masuk kelas satu di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri
Pada masa awal perkuliahan Waryo sempat frustasi hingga Indek Prestasinya (IP) buruk, selain itu Waryo juga berusaha bertahan dengan kondisi keuangan yang pas-pasan, di semester berikutnya Waryo mampu bangkit dan dipercaya menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa (HIMA) jurusan Karawitan tahun 1989, setelah lulus program Diploma 3 (D3) di ASTI Bandung, Waryo melanjutkan ke program Sarjana (S1) pada tahun 1991 di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) [[Surakarta]]. Program Sarjana (S1) Waryo sempat terseok-seok karena dia harus membagi waktunya antara manggung dan kuliah, hingga akhirnya dia berhasil menyelseikan skripsinya pada akhir 1995 dan diwisuda awal 1996.
Baris 49 ⟶ 52:
== Referensi ==
{{Reflist}}
[[Kategori:Seniman Jawa Barat]]
[[Kategori:Tokoh Cirebon]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Barat]]
[[Kategori:Tokoh dari Majalengka]]
|