Adi Ekopriyono: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 12:
== Latar belakang ==
Adi Ekopriyono lahir di Yogyakarta, [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], November 1958. Dia menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di [[Wonosobo]]. Setelah itu melanjutkan pendidikan di Jurusan Publisistik, Fakultas Sosial dan Politik [[Universitas Diponegoro]] sambil bekerja sebagai [[reporter]] di harian ''Suara Merdeka''. Dia terus menapaki kariernya sehingga dipercaya memegang Desk Editor, Koordinator Liputan, Redaktur Pelaksana, Redaktur Senior, Asisten Direktur, dan puncaknya dia memegang jabatan penting yakni Direktur Eksekutif Budi Santoso Foundation (BSF). Jiwanya tetap wartawan. Di tengah-tengah kesibukan menjadi pembicara, [[moderator]], dan tugas-tugas kantor, ia menulis
kolom dan berita di ''Suara Merdeka'' dan beberapa buku. Pada tahun 1998, terutama saat–saat akhir pemerintahan Soeharto, ia menjadi kontributor untuk Harian The Courier-Mail, Brisbane, [[Australia]]. Sebuah lembaga memberikan beasiswa pascasarjana kepadanya. Jadilah ia alumnus Program Studi Magister Studi Pembangunan, [[Universitas Kristen Satya Wacana]] (UKSW), [[Salatiga]]. Itulah beasiswa kedua yang ia peroleh, yang pertama adalah beasiswa Bakat Prestasi untuk pendidikan S-1. Setelah menyelesaikan pendidikan S-2, sebenarnya ia mendapat beasiswa S-3 ke AS, tapi tidak mendapat izin dari Suara Merdeka. Sebagai kompensasinya, ia pun mendapat dana dari perusahaan koran tersebut untuk menempuh pendidikan Program Doktor Studi Pembangunan di UKSW. Tahun 2012 ia menjadi wartawan Suara Merdeka yang pertama meraih gelar doktor.▼
▲untuk Harian The Courier-Mail, Brisbane, [[Australia]]. Sebuah lembaga memberikan beasiswa pascasarjana kepadanya. Jadilah ia alumnus Program Studi Magister Studi Pembangunan, [[Universitas Kristen Satya Wacana]] (UKSW), [[Salatiga]]. Itulah beasiswa kedua yang ia peroleh, yang pertama adalah beasiswa Bakat Prestasi untuk pendidikan S-1. Setelah menyelesaikan pendidikan S-2, sebenarnya ia mendapat beasiswa S-3 ke AS, tapi tidak mendapat izin dari Suara Merdeka. Sebagai kompensasinya, ia pun mendapat dana dari perusahaan koran tersebut untuk menempuh pendidikan Program Doktor Studi Pembangunan di UKSW. Tahun 2012 ia menjadi wartawan Suara Merdeka yang pertama meraih gelar doktor.
== Bibliografi ==
Baris 37 ⟶ 34:
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:Dosen Indonesia]]
[[Kategori:Dosen Universitas 17 Agustus 1945 Semarang]]
[[Kategori:Alumni Universitas Diponegoro]]
[[Kategori:Alumni Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga]]
[[Kategori:Alumni Universitas Kristen Satya Wacana]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Yogyakarta]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Kota Yogyakarta]]
|