Digitalisasi finansial: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi ''''Judul artikel saya''' adalah Digitalisasi Finansial<!--- Digitalisasi finansial adalah gabungan dari sektor digital dengan sektor finansial (keuangan). Digitalisasi finansial diharapkan dapat mempermudah manusia mengelola aktivitas keuangannya, seperti proses penjualan, pembelian/pembayaran, dan investasi serta tabungan. Keberadaan digitalisasi finansial tersebut bukan hanya mempermudah tetapi juga dapat mempercepat transaksi keuangan sehingga menciptakan efe...'
Tag: tanpa kategori [ * ]
 
k tautan
Tag: menghapus daftar referensi VisualEditor
Baris 1:
'''Judul artikel saya''' adalah Digitalisasi Finansial<!--- Digitalisasi finansial adalah gabungan dari sektor   digital dengan sektor finansial (keuangan). Digitalisasi finansial diharapkan dapat mempermudah manusia mengelola aktivitas keuangannya, seperti proses penjualan, pembelian/pembayaran, dan investasi serta tabungan. Keberadaan digitalisasi finansial tersebut bukan hanya mempermudah tetapi juga dapat mempercepat transaksi keuangan sehingga menciptakan efektivitas dan efisiensi kerja.
Kegiatan ekspor-impor atau kegiatan jual-beli di pasar global juga terbantu dengan kehadiran digitalisasi finansial. Jarak yang jauh tidak lagi menjadi penghalang. Transaksi perdagangan bisa dilakukan secara online dengan menggunakan e-money tanpa harus mengumpulkan uang kertas dan uang logam terlebih dahulu. Kemudian pembiayaan barang atau produk serta peminjaman modal juga dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat dengan digitalisasi finansial.
Pembayaran listrik dapat dilakukan hanya dengan satu kali klik. Pembelian kebutuhan pokok dan kebutuhan gaya hidup juga dapat dilakukan dengan satu klik. Inovasi digitalisasi finansial, seperti QRIS, M-Banking, dan internet banking. Transaksi keuangan dapat dilakukan oleh siapa pun, kapan pun dan di mana pun. Kemudahan aksesnya membuat digitalisasi finansial semakin diminati oleh banyak kalangan, khususnya generasi milenial dan generasi Z yang sangat dengan penggunaan teknologi dan melek internet.
Transaksi finansial digital di Indonesia tahun 2016 mencapai 14,5 US Dollar atau sekitar 0,6% dari nilai transaksi global dunia yaitu 2.355 miliar US Dollar. Jumlah tersebut selalu meningkat setiap tahun karena kondisi masyarakat yang semakin meminati transaksi online dengan menggunakan e-money. Fenomena bisnis e-commerce dan start-up turut berperan serta dalam eksistensi digitalisasi finansial.
Adapun digitalisasi finansial atau transaksi online yang sering digunakan oleh masyarakat adalah pembelian pulsa, pembayaran tagihan listrik, top up ojek online, pembelian tiket transportasi (kereta api dan pesawat), pembayaran BPJS, pembayaran tagihan telepon, pembayaran PDAM, pembayaran angsuran, pembayaran belanja online, dan pembayaran pajak.
Contoh pembayaran online adalah transfer bank, kartu kredit, ritel tunai, eWallet, kredit tanpa kartu, direct debit, dan QRIS. Sedangkan contoh investasi online adalah Peer to Peer Lending (P2P), reksadana, saham, tabungan emas online, forex, robo avisor, dan lain-lain. Digitalisasi finansial tersebut membuat masyarakat mudah melacak tagihan dan membuat laporan keuangan.
 
           Kegiatan ekspor-impor atau kegiatan jual-beli di pasar global juga terbantu dengan kehadiran digitalisasi finansial. Jarak yang jauh tidak lagi menjadi penghalang. Transaksi perdagangan bisa dilakukan secara ''online'' dengan menggunakan ''e-money'' tanpa harus mengumpulkan uang kertas dan uang logam terlebih dahulu. Kemudian pembiayaan barang atau produk serta peminjaman modal juga dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat dengan digitalisasi finansial.
 
           Pembayaran listrik dapat dilakukan hanya dengan satu kali klik. Pembelian kebutuhan pokok dan kebutuhan gaya hidup juga dapat dilakukan dengan satu klik. Inovasi digitalisasi finansial, seperti ''QRIS, M-Banking, dan internet banking''. Transaksi keuangan dapat dilakukan oleh siapa pun, kapan pun dan di mana pun. Kemudahan aksesnya membuat digitalisasi finansial semakin diminati oleh banyak kalangan, khususnya generasi milenial dan generasi Z yang sangat dengan penggunaan teknologi dan melek internet.  
 
           Transaksi finansial [[Layanan keuangan digital|digital]] di Indonesia tahun 2016 mencapai 14,5 US Dollar atau sekitar 0,6% dari nilai transaksi global dunia yaitu 2.355 miliar US Dollar. Jumlah tersebut selalu meningkat setiap tahun karena kondisi masyarakat yang semakin meminati transaksi ''online'' dengan menggunakan ''e-money.'' Fenomena bisnis ''e-commerce'' dan ''start-up'' turut berperan serta dalam eksistensi digitalisasi finansial.
 
           Adapun digitalisasi finansial atau transaksi online<ref>{{Cite journal|date=2021-08-27|title=Belanja daring|url=https://wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Belanja_daring&oldid=19031496|journal=Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas|language=id}}</ref> yang sering digunakan oleh masyarakat adalah pembelian   pulsa, pembayaran tagihan listrik, ''top up'' ojek online, pembelian tiket transportasi (kereta api dan pesawat), pembayaran BPJS, pembayaran tagihan telepon, pembayaran PDAM, pembayaran angsuran, pembayaran belanja ''online,'' dan pembayaran pajak.
 
           Contoh pembayaran ''online'' adalah transfer bank, kartu kredit, ritel tunai, eWallet, kredit tanpa kartu, direct debit, dan   QRIS. Sedangkan contoh investasi ''online'' adalah ''Peer to Peer Lending (P2P),'' reksadana, saham, tabungan emas ''online,'' forex, robo avisor, dan lain-lain. Digitalisasi finansial tersebut membuat masyarakat mudah melacak tagihan dan membuat laporan keuangan.
 
[[Kategori:Proyek Jatayu]]
== Referensi ==
[[Kategori:Teknologi finansial]]
{{Reflist}}
* <ref>https://www.joinan.co.id/blog/masa-depan-industri-keuangan-dalam-genggaman-fintech/</ref>
*
*