Selat Muria: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 34:
 
Awalnya, kawasan ini terdiri dari pelabuhan-pelabuhan kecil di sekitar selat dengan Demak sebagai pelabuhan utama, namun karena adanya konflik politik maka komoditas yang berasal dari daerah sekitar Selat Muria dialihkan menuju ke [[Pelabuhan Sunda Kelapa]].<ref>Singgih, Tri Sulistiyono.(2017). ''Peran Pantai Utara Jawa Dalam Jaringan Perdagangan Rempah'', Dalam ''Rempah Mengubah Dunia'', makalah elektronik, [http://eprints.undip.ac.id/60531 eprints.undip.ac.id/60531] diakses 27 Juni 2021.</ref> Selain itu pada laporan pada tahun 1657, menyebutkan bahwa endapan fluvial dari sungai-sungai yang bermuara ke Selat Muria seperti [[Sungai Tuntang]] dan [[Sungai Lusi]] mengakibatkan pendangkalan sehingga selat tidak dapat dilintasi kapal-kapal besar, sehingga Tumenggung Natairnawa dari Pati sempat memerintahkan untuk menggali endapan di selat tersebut namun endapan makin cepat menghilangkan Selat Muria.<ref name="tmg" />
 
== Keadaan kini ==
Sisa dari Selat Muria dapat dilihat dengan sebuah sungai yang disebut Kalilondo yang membentang dari Juwana di sebelah timur hingga ke [[Ketanjung, Karanganyar, Demak|Ketanjung]] di sebelah barat.<ref name="kllondo">{{cite web|url=http://aliansirakyatnews.com/2017/10/08/selat-muria-sejarah-yang-terlupakan/|title=Selat Muria, Sejarah Yang Terlupakan|first=|last=|date=8 Oktober 2017|publisher=|accessdate=16 November 2021|via=aliansirakyatnews.com}}</ref> Di kawasan ini pula sering terjadi penemuan reruntuhan perahu, kapal, dan meriam yang menjadi bukti adanya selat di kawasan ini.<ref name="kllondo" />
 
== Referensi ==