Muslihan Sulchan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Tanda baca setelah kode "<nowiki></ref></nowiki>") |
||
Baris 15:
* [[Bintang Kartika Eka Paksi#Bintang Kartika Eka Paksi Nararya|Bintang Kartika Eka Pakçi Nararya]]
* [[Veteran Pembela Kemerdekaan Republik Indonesia|Gelar Kehormatan Veteran Pembela Kemerdekaan RI]]|resting_place=[[Daftar taman makam pahlawan di Indonesia#Banten|Taman Makam Bahagia TNI Pondok Aren]], [[Tangerang Selatan]], [[Banten]]|office3=[[Pusat Teritorial Angkatan Darat|Wakil Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat]]|1blankname3=Kepala Staf TNI AD|1namedata3=* [[Endriartono Sutarto]] (2000-2002)
* [[Ryamizard Ryacudu]] (2002-2005)|term_start3=15 Februari 2002|term_end3=31 Januari 2003|birth_name=Sulchan}}[[Brigadir Jenderal]] [[TNI]] ([[Purnawirawan|Purn]].) [[Haji (gelar)|H.]] '''Muslihan Sulchan''', [[Sarjana|S.I.P.]] ([[nama lahir]]: '''Sulchan'''; {{lahirmati|[[Malang]], [[Jawa Timur]]|28|08|1950|[[Jakarta Pusat]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]]|20|7|2021}}) adalah seorang [[purnawirawan]] [[Perwira Tinggi|perwira tinggi]] [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI Angkatan Darat]] dari satuan [[Artileri Medan|artileri medan]].<ref name=":1">{{Cite web|url=http://dwitaka.blogspot.com/2008/11/perwira-armed-abituren-akmil.html|title=dwitaka: Alumni Akmil Kecabangan Armed|last=Sjaerozi|first=M. Arif|date=2008-11-09|website=dwitaka|access-date=2020-01-02}}</ref> Jabatan terakhir yang diembannya adalah sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Artileri (Danpussenart)<ref name=":5" /> sebelum satuan [[artileri]] selanjutnya dipisahkan menjadi [[Artileri Medan|artileri medan]] (armed) dan [[Artileri Pertahanan Udara|artileri pertahanan udara]] (arhanud). Sebelumnya, ia menjabat sebagai [[Komando Daerah Militer XIV/Hasanuddin|Kepala Staf Komando Daerah Militer VII/Wirabuana]] (Kasdam-VII/Wirabuana)<ref name=":3">{{Cite web|url=https://news.detik.com/berita/d-225147/jenazah-korban-heli-jatuh-mayor-yuchi-dimakamkan-di-makassar|title=Jenazah Korban Heli Jatuh Mayor Yuchi Dimakamkan di Makassar|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2020-06-24}}</ref><ref name=":0" /><ref name=":2" /> dan [[Pusat Teritorial Angkatan Darat|Wakil Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat]] (Wadanpusterad).<ref name=":0" />
Jenderal bintang satu ini dikenal sebagai salah satu pelopor pemisahan satuan [[artileri]] menjadi [[Artileri Medan|artileri medan]] dan [[Pertahanan udara|artileri pertahanan udara]]. Semasa ia menjabat sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Artileri (Danpussenart), dibentuk suatu kelompok kerja yang bertugas untuk menyusun kajian akademik pemisahan Pusat Kesenjataan Artileri (Pussenart). Kelompok kerja tersebut dipimpin langsung oleh Brigadir Jenderal TNI Muslihan Sulchan dengan beranggotakan Kolonel Art. Sudharmanto, Kolonel Art. Bambang Sungesti, Kolonel Art. Fakhrudin, [[Jama'ah (TNI-AD)|Mayor Art. Jama'ah]], Mayor Art. Miftahudin, Mayor Art. Yudhi Murfi, Kapten Art. Guntur Eko Saputro, Kapten Art. Harvin Kidingallo, Kapten Art. Dedik Ermanto, dan Kapten Art. M. Haidi. Setelah melalui serangkaian proses, pada akhirnya likuidasi Pusat Kesenjataan Artileri (Pussenart) yang diikuti dengan pembentukan [[Pusat Kesenjataan Artileri Medan]] (Pussenarmed) dan [[Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara]] (Pussenarhanud) telah berhasil diimplementasikan berdasarkan Surat Keputusan [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat|Kasad]] No. Kep/43/XI/2006 yang disahkan oleh [[Djoko Santoso|Jenderal TNI Djoko Santoso, M.Si.]] pada tanggal 27 November 2006.<ref name=":10">{{Cite web|url=https://www.tni.mil.id/view-4435-kasad-resmikan-pusat-kesenjataan-artileri-medan-pussenarmed.html|title=Kasad Resmikan Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Pussenarmed)|last=Pusat Penerangan TNI|first=|date=15 Januari 2007|website=|access-date=02 Januari 2020}}</ref><ref name=":11">{{Cite web|url=https://pussenarhanud.mil.id/sejarah-arhanud/|title=Sejarah Arhanud|date=2018-07-03|website=Pussenarhanud|language=id-ID|access-date=2020-01-02}}</ref> Hal ini menjadikan Muslihan Sulchan sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Artileri (Danpussenart) yang terakhir di Indonesia.<ref name=":5">{{Cite web|title=Pussenarmed|url=https://pussenarmed-tniad.mil.id/danpussen_dari_masa_ke_masa|website=pussenarmed-tniad.mil.id|access-date=2021-04-05}}</ref>
Baris 31:
* S Harijani, merupakan adik perempuan kedua dari Muslihan Sulchan yang lahir pada tanggal 24 April 1958. Huruf "S" pada kata pertama namanya diperkirakan bukan merupakan [[singkatan]] dan tidak merujuk pada kepanjangan apa pun. Dikisahkan kala ia berusia 6 tahun, ia bersama ibunya, Soentari, menaiki sebuah [[oplet]]. Sesampainya di tujuan, ketika Soentari sedang membayar sopir [[oplet]], S Harijani yang tengah menunggu di luar [[oplet]] ditabrak lari oleh pengendara mobil dengan kecepatan tinggi. Dalam keadaan murka, Soentari mengejar pelaku tabrak lari tersebut tanpa mampu dihentikan oleh siapa pun, sampai akhirnya langkahnya baru bisa dihentikan setelah enam orang di sekitar lokasi kejadian menahan tubuhnya. Saat itu, Masroekin tengah berdinas di Kalimantan. Pada akhirnya, pelaku tabrak lari tersebut berhasil diamankan dan diproses secara hukum. S Harijani meninggal dunia akibat kejadian tersebut pada tanggal 24 Maret 1964.
* Suhartono, merupakan adik laki-laki terakhir yang merupakan seorang pelaut. Ia mendaftar menjadi taruna pelaut dengan ikatan dinas. Pada pertengahan karirnya, ia memutuskan untuk berpindah haluan menjadi pelaut swasta. Ia pernah menjadi seorang Kepala Kamar Mesin di [[Kapal barang|kapal kargo]]. Pada tahun 2016, ia meninggal dunia karena sakit.
Muslihan Sulchan menghabiskan masa mudanya di Kota Malang, yaitu sejak lahir sampai dengan setidaknya usia 20 tahun. Semasa muda, ia dikenal sebagai pemuda yang taat beragama [[Islam]]. Saat itu, Muslihan Sulchan sering menjadi guru [[mengaji]] di lingkungannya. Ia lulus dari [[SMA Negeri 4 Malang|Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Negeri 4 Malang]] pada tahun 1969. Pada usia 20 tahun, ia diterima sebagai calon taruna di [[Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]] (Akabri). Barulah sejak saat itu, ia mulai beranjak ke [[Kota Magelang]] untuk mengikuti pendidikan perwira dari tahun 1970 sampai dengan lulus di satuan [[Artileri Medan|artileri medan]] pada tahun 1974.<ref name=":1" /><ref name=":7">{{Cite web|date=2001-02-22|title=Lulusan Tahun 1974|url=https://web.archive.org/web/20010222063200/http://www.akmil.ac.id/27.php3|website=web.archive.org|access-date=2021-09-18}}</ref><ref name=":8">{{Cite web|last=Sjaerozi|first=M. Arif|date=Senin, 26 Januari 2009|title=dwitaka: Abituren Akmil 1974|url=http://dwitaka.blogspot.com/2009/01/abituren-akmil-1974.html|website=dwitaka|access-date=2021-09-18}}</ref>
=== Pernikahan dan anak ===
Baris 80:
==== Perwira pertama ====
Ketika menginjak usia 20 tahun, Muslihan Sulchan mendaftar di [[Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia]] (Akabri). Selama menempuh pendidikan, ia banyak dibimbing oleh [[Muslihan DS|Muslihan Diding Sutrisno]] selaku seniornya yang kelak merupakan abiturien satuan [[Artileri Medan|artileri medan]] tahun 1971.<ref>{{Cite web|last=Sjaerozi|first=M. Arif|date=Senin, 26 Januari 2009|title=dwitaka: Abituren Akmil 1971|url=http://dwitaka.blogspot.com/2009/01/abituren-akmil-1971.html|website=dwitaka|access-date=2021-11-08}}</ref>
Ia menyelesaikan pendidikan taruna dan lulus sebagai [[Letnan Dua (TNI)|letnan dua]] di satuan [[Artileri Medan|artileri medan]] pada tanggal 1 Desember 1974.<ref name=":1" /><ref name=":7" /><ref name=":8" /> Letda Art. Muslihan Sulchan menerima penugasan pertamanya di Yonarmed-10/76 mm Tarik/Bradjamusti—saat ini bernama [[Batalyon Artileri Medan 10|Yonarmed-10/Roket/Brajamusti]]—yang terletak di [[Ciluar, Bogor Utara, Bogor|Cliuar]], [[Bogor Utara, Bogor|Bogor Utara]], [[Kota Bogor|Bogor]]. Di batalyon ini, ia berdinas cukup lama hingga memperoleh pangkat [[Letnan Satu (TNI)|letnan satu]] kemudian [[Kapten (TNI)|kapten]] di sana. [[Batalyon Artileri Medan 10|Yonarmed-10/76 mm Tarik/Bradjamusti]] telah menjadi bagian dari dirinya yang penuh kenangan karena banyak suka dan duka yang ia dan keluarganya alami di sini. Hingga pensiun pun, masih ada beberapa prajurit senior yang mengenalinya ketika ia dan keluarganya berziarah ke makam anak ketiga dan keempatnya yang dimakamkan di dalam lingkungan batalyon ini. Di batalyon ini pula, ia pernah diberangkatkan ke [[Timor Timur]] untuk melangsungkan [[Operasi Seroja|Operasi Seroja I]] pada tahun 1975 dan selanjutnya [[Operasi Seroja|Operasi Seroja II]] pada tahun 1978. Melalui kesuksesan [[Operasi Seroja]] di mana [[Timor Timur]] berhasil diambil alih dari pemerintahan [[Fretilin]] dan diintegrasikan dengan [[Indonesia|Republik Indonesia]], Muslihan Sulchan dianugerahi gelar kehormatan [[Veteran Pembela Kemerdekaan Republik Indonesia]]. Pada tahun 1977, ia pun sempat ditugaskan ke Irian Jaya untuk mengamankan pelaksanaan pemilihan umum di sana.
|