:"Yang boleh mengimami kaum itu adalah orang yang paling pandai di antara mereka dalam memahami kitab Allah ([[Al Qur'an]]) dan yang paling banyak bacaannya di antara mereka. Jika pemahaman mereka terhadap Al-Qur'an sama, maka yang paling dahulu di antara mereka [[hijrah]]nya ( yang paling dahulu taatnya kepada agama). Jika hijrah (ketaatan) mereka sama, maka yang paling tua umurnya di antara mereka".<ref>Dari Malik bin Al Huwairits bahwa rasulullah {{saw}}, “Kembalilah kalian kepada keluarga kalian dan tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka salat dan perintahkan mereka melakukannya. Bila waktu salat tiba, maka hendaklah salah seorang kalian melantunkan azan dan yang paling tua menjadi imam.” (Hadits riwayat Muslim nomor 292 dan 674)</ref>
== Posisi salat jamaah ==
[[Berkas:Posisi-Shalat-Berjama'ah.png|jmpl|300px|ka|Sebuah [[infografik]] mengenai posisi salat berjemaah sesuai ''[[sunnah]]'' dari [[Nabi]] [[Muhammad]] {{saw}}.]]
[[Berkas:Posisi-Bahu&Kaki-Shalat-Jamaah.png|jmpl|200px|ka|Posisi bahu, sikut, dan kaki yang saling merapat, dan diusahakan tidak ada celah.<ref name="Hadits Abu Qosim dari Nu'man bin Basyir"/>]]
Dalam salatshalat jamaah Muslim diharuskan mengikuti apa yang telah Nabi Muhammad ajarkan, yaitu dengan merapatkan barisan, antara bahu, lutut dan tumit saling bertemu,<ref name="Hadits Abu Qosim dari Nu'man bin Basyir">Dari Abu Qosim Al-Jadali berkata, “Saya mendengar Nu’man bin Basyir berkata, ‘Rasulallah {{saw}} menghadapkan wajahnya kepada manusia dan bersabda, ‘Luruskan shaf-shaf kalian! Luruskan shaf-shaf kalian! Luruskan shaf-shaf kalian! Demi Allah benar-benar kalian meluruskan shaf-shaf kalian atau Allah akan menjadikan hati kalian berselisih.’ Nu’man berkata, ‘Maka saya melihat seseorang melekatkan bahunya dengan bahu kawannya, lututnya dengan lutut kawannya, mata kaki dengan mata kaki kawannya.’’” (Hadits riwayat Abu Dawud 662, Ibnu Hibban 396, Ahmad 4272. Dishahihkan Syaikh Al-Albany dalam As-Shahihah no.32)</ref><ref>Rasulallah {{saw}} bersabda, “Luruskan shaf-shaf kalian, karena meluruskan shaf termasuk kesempurnaan salatshalat.” (Hadits riwayat Bukhari, dalam Fath al-Bari’ No.723)</ref><ref>Rasulallah {{saw}} bersabda, “Benar-benarlah kalian meluruskan shaf-shaf kalian atau Allah akan membuat berselisih di antara wajah-wajah kalian.” (Hadits riwayat Bukhari 717, Imam Muslim 127, Lafadz ini dari Imam Muslim). Berkata Al-Imam An-Nawawi, “Makna hadits ini adalah akan terjadi di antara kalian permusuhan, kebencian dan perselisihan di hati.”</ref><ref>Rasulallah {{saw}} bersabda, “Luruskan shaf kalian, jadikan setentang di antara bahu-bahu, dan tutuplah celah-celah yang kosong, lunaklah terhadap tangan saudara kalian dan jangan kalian meninggalkan celah-celah bagi setan. Barangsiapa menyambung shaf maka Allah menyambungkannya dan barangsiapa yang memutuskannya maka Allah akan memutuskannya.” (Hadits riwayat Bukhari, Abu Dawud 666. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Shahih Sunan Abu Dawud)</ref><ref>Rasul bersabda: "Sesungguhnya Allah dan malaikatNya mendoakan orang-orang yang merapatkan barisan salat. Barangsiapa yang menutup (merapatkan) barisan yang renggang, maka Allah akan mengangkat derajatnya." (Hadits riwayat Ibnu Majah)</ref> dilarang saling renggang (berjauhan) antara yang lain.
Berikut adalah keterangan bagaimana salatshalat berjemaah, sesuai beberapa dalil hadits-hadits yang shahih, beserta infografik yang terdapat pada sebelah kanan:
# Dua orang pria, posisi imam sejajar dengan makmum<ref name="Hadits Ibnu Abbas">Hadits Ibnu Abbas, "Saya salatshalat bersama nabi {{saw}} disuatu malam, saya berdiri di samping kirinya, lalu nabi memegang bagian belakang kepala saya dan menempatkan saya di sebelah kanannya." (Hadits riwayat Bukhari)</ref>
# Tiga orang pria atau lebih, imam paling depan dan makmum berjajar di belakang imam<ref>Hadits Jabir, "Nabi {{saw}} berdiri salatshalat magribmaghrib, lalu saya datang dan berdiri disamping kirinya. Maka dia menarik diri saya dan dijadikan disamping kanannya/ Tiba-tiba sahabat saya datang (untuk salatshalat), lalu kami berbaris di belakang dia, dan shlatshalat bersama rasulallah {{saw}}." (Hadits riwayat Ahmad)</ref>
# Satu orang pria dan satu wanita, imam paling depan, makmum wanita persis di belakangnya<ref name="Hadits Anas bin Malik">Hadits Anas bin Malik, "Bahwa dia shalaatshalat di belakang rasulallah {{saw}} bersama seorang yatim sedangkan Ummu Sulaim berada di belakang mereka." (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)</ref>
# Dua orang pria dan satu wanita atau lebih, imam sejajar dengan makmum pria, sedangkan makmum wanita di belakang tengah antara imam dan makmum pria<ref name="Hadits Ibnu Abbas"/><ref name="Hadits Anas bin Malik"/>
# Dua orang wanita, posisi imam wanita sejajar dengan makmum<ref name="Hadits Ibnu Abbas"/>
|