Pada [[Pemilihan umum Bupati Hulu Sungai Utara 2017]], Abdul Wahid masih kembali menggandeng Husairi Abdi dan berhasil terpilih. Mereka dilantik pada 9 Oktober 2017.<ref>https://infopublik.id/read/226700/wahid---husairi-resmi-pimpin-hulu-sungai-utara.html</ref>
Pada 18 November 20112021, Abdul Wahid ditangkap [[Komisi Pemberantasan Korupsi]] dan ditetapkan sebagai tersangka dalam atas suap dan gratifikasi dalam kasus pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan pada tahun 2021-2022.<ref>{{Cite web|last=Nufus|first=Wilda Hayatun|title=Bupati Hulu Sungai Utara Jadi Tersangka KPK, Langsung Ditahan|url=https://news.detik.com/berita/d-5817134/bupati-hulu-sungai-utara-jadi-tersangka-kpk-langsung-ditahan|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2021-11-20}}</ref><ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-11-18|title=Jadi Tersangka Suap, Bupati Hulu Sungai Utara Abdul Wahid Ditahan KPK Halaman all|url=https://nasional.kompas.com/read/2021/11/18/19293661/jadi-tersangka-suap-bupati-hulu-sungai-utara-abdul-wahid-ditahan-kpk|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2021-11-20}}</ref><ref>{{Cite web|title=Kasus OTT KPK di HSU, Bupati Abdul Wahid Diduga Terima Uang Suap Mencapai Rp 18,9 Miliar|url=https://banjarmasin.tribunnews.com/2021/11/18/kasus-ott-kpk-di-hsu-bupati-abdul-wahid-terima-uang-suap-mencapai-rp-189-miliar|website=Banjarmasinpost.co.id|language=id-ID|access-date=2021-11-20}}</ref>
== Organisasi ==
Abdul Wahid telah terlibat dalam organisasi sejak bangku sekolah. Ia menjabat Wakil Ketua Pimpinan Cabang [[Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama]] Amuntai dan Wakil Ketua Nahdlatul Muta'allimin Normal Islam Rasyidiyah Khalidiyah pada 1977–1979.<ref name=bio/><ref name=metro7/>