Juventus F.C.: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual |
k Bot: namun (di tengah kalimat) → tetapi |
||
Baris 97:
Pemilik [[FIAT]], [[Edoardo Agnelli]], mengambil alih kendali atas tim Juventus pada tahun 1923, dan langsung membangun stadion baru.<ref name="JFC History"/> Hal ini pun membantu Juventus untuk meraih ''scudetto'' (gelar juara liga) yang kedua pada musim 1925–1926, setelah mengalahkan [[AS Roma|Alba Roma]] dengan skor agregat 12–1.<ref>{{cite web|url=https://juworld.net/partita.asp?idpartita=630|title=22/08/1926 Alba Roma-Juventus 0-5|work=JuWorld.net|accessdate=15 Oktober 2020|url-status=live|df=dmy-all}}</ref> Pada era 1930-an, Juventus telah berhasil menjadi kekuatan utama di sepak bola Italia dengan menjadi klub profesional pertama di negara tersebut dan klub dengan basis penggemar pertama yang tersebar di berbagai kota. Hal ini mendukung mereka untuk mendapatkan gelar juara liga selama lima kali berturut-turut sejak tahun 1930 hingga 1935 (empat gelar pertama diraih di bawah asuhan pelatih [[Carlo Carcano]]).<ref name=league/> Selain itu, Juventus pun berkontribusi dalam skuad tim nasional Italia yang dilatih oleh Vittorio Pozzo, yang berhasil menjadi juara dunia pada tahun 1934.<ref>{{cite web|url=http://rsssf.com/tablesi/ital-intres1930.html|title=Italy – International matches 1930–1939|work=The Record Sport Soccer Statistics Foundation|accessdate=4 Januari 2009|url-status=live|archiveurl=https://web.archive.org/web/20090116052209/http://rsssf.com/tablesi/ital-intres1930.html|archivedate=16 Januari 2009|df=dmy-all}}</ref> Beberapa pemain bintang Juventus yang turut membela Italia saat itu antara lain [[Raimundo Orsi]], [[Luigi Bertolini]], [[Giovanni Ferrari]] dan [[Luis Monti]].<ref>{{cite web|url=https://www.fifa.com/worldcup/archive/italy1934/matches/match/1134/#match-lineups|title=1934 FIFA World Cup Italy|work=FIFA|accessdate=13 September 2020|url-status=live|df=dmy-all}}</ref>
Juventus kemudian memindahkan kandang mereka ke [[Stadion Olimpiade Torino|Stadio Comunale]], tetapi gagal merajai sepak bola Italia pada akhir 1930-an dan awal 1940-an. Mereka bahkan harus mengakui keunggulan tim sekota, Torino. Secercah harapan muncul saat mereka berhasil menjuarai [[Piala Italia]] untuk pertama kalinya pada musim 1937–1938 dengan mengalahkan Torino.<ref>{{cite web|url=https://juworld.net/partita.asp?idpartita=1136|title=08/05/1938 Juventus-Torino 2-1|work=JuWorld.net|accessdate=15 Oktober 2020|url-status=live|df=dmy-all}}</ref> Mereka sempat mengakhiri musim 1940–1941 di posisi ke-6,
Setelah Perang Dunia II, para tanggal 22 Juli 1945, [[Gianni Agnelli]] terpilih sebagai presiden kehormatan klub. Selama masa kepemimpinannya, Agnelli mendatangkan beberapa pemain baru seperti [[Giampiero Boniperti]], Muccinelli, dan pemain asal Denmark John Hansen. Mereka berhasil menjuarai liga di musim 1949–1950 dan 1951–1952. Gelar pada tahun 1950 mereka raih lewat kepemimpinan pelatih asal Inggris, [[Jesse Carver]].<ref>{{cite web|url=https://www.ccfc.co.uk/news/2020/april/supremos-former-coventry-city-boss-jesse-carver-in-focus/|title=Former Coventry City boss Jesse Carver in focus|work=Coventry City|accessdate=10 Juni 2020|url-status=live|df=dmy-all}}</ref>
Baris 105:
Pada musim 1957–1958, Juventus merekrut dua penyerang baru, yaitu [[John Charles]] yang berasal dari Wales, dan [[Omar Sivori]] yang berasal dari Argentina.<ref>{{cite web|url=https://www.thetotallyfootballshow.com/from-the-podcasts/charles-boniperti-sivori-why-il-trio-magico-are-key-to-juventus-italian-football-history/|title=Charles, Boniperti, Sivori: why ‘Il Trio Magico’ are key to Juventus & Italian football history|work=The Totally Football Show|accessdate=13 September 2020}}</ref> Mereka pun berhasil kembali menjadi juara, dan berhak mengenakan tanda bintang kehormatan karena telah menjuarai 10 gelar juara liga. Mereka pun menjadi klub Italia pertama yang mendapat penghargaan tersebut.<ref>{{cite web|url=http://www.juventus.com/juve/it/news/accadde%20oggi%2024agosto2011%20news|title=24 agosto 1958, il debutto della Stella|url-status=dead|archiveurl=https://archive.is/20140304002427/http://www.juventus.com/juve/it/news/accadde%20oggi%2024agosto2011%20news|archivedate=4 Maret 2014}}</ref> Di musim tersebut, Sívori menjadi pemain pertama Juventus yang berhasil mendapatkan gelar Pemain Terbaik Eropa.<ref name=ballon>{{cite web|url=http://www.rsssf.com/miscellaneous/europa-poy.html|title=European Footballer of the Year ("Ballon d'Or")|work=The Record Sport Soccer Statistics Foundation|accessdate=8 Juni 2007}}</ref> Pada musim berikutnya, mereka mengalahkan [[ACF Fiorentina|Fiorentina]] di final Coppa Italia,<ref>{{cite web|url=https://juworld.net/partita.asp?idpartita=2084|title=10/06/1959 Juventus-Fiorentina 3-1|work=JuWorld.net|accessdate=15 Oktober 2020|url-status=live|df=dmy-all}}</ref> dan untuk pertama kalinya berhasil mendapatkan gelar ganda (Serie A dan Coppa Italia). Boniperti memutuskan untuk pensiun pada tahun 1961, dengan status sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa bagi Juventus dengan 182 gol di semua kompetisi. Rekor tersebut bertahan selama 45 tahun.<ref name=goalrecord>{{cite news|url=http://www.juventus.com/site/ita/NEWS_newseventi_E63B2C18BD6A41F5BEDCFEC8BF94195C.asp|title=Tanti auguri, Presidente!|publisher=Juventus Football Club S.p.A. official website|language=Italia|accessdate=3 Juli 2009|url-status=dead|archiveurl=https://web.archive.org/web/20090706034620/http://www.juventus.com/site/ita/NEWS_newseventi_E63B2C18BD6A41F5BEDCFEC8BF94195C.asp|archivedate=6 Juli 2009}}</ref>
Pada era 1960-an, Juventus hanya berhasil satu kali menjuarai liga, yaitu pada musim 1966–67. Namun, pada awal tahun 1970-an, Juventus kembali memperkuat posisi mereka di sepak bola Italia di bawah asuhan mantan pemain mereka [[Čestmír Vycpálek]].<ref>{{cite news|url=http://www.progetto.cz/vycpalek-il-figlio-adottivo-del-calcio-italiano/?lang=en|title=Vycpálek, the adopted son of Italian football|publisher=Progetto|accessdate=13 September 2020|url-status=live}}</ref> Pada musim 1970–1971, Juventus berhasil mencapai final Fairs Cup (cikal bakal [[Piala UEFA]]),
Pada musim 1972–1973, mereka kedatangan beberapa pemain baru, seperti [[Dino Zoff]] dan [[Jose Altafini]] dari Napoli.<ref>{{cite news|url=https://www.espn.in/football/blog/espn-fc-united/68/post/3069918/juventus-vs-napoli-a-fitting-tribute-for-legendary-goalkeeper-dino-zoff|title=Juventus vs. Napoli a fitting tribute for legendary goalkeeper Dino Zoff|publisher=ESPN|accessdate=13 September 2020|url-status=live}}</ref> Saat itu, mereka dihadapkan pada jadwal yang padat di Serie A dan kompetisi Eropa. Juventus berhasil merebut gelar scudetto ke-15 setelah menyalip AC Milan di detik-detik terakhir, setelah tim asal kota Milan tersebut secara mengejutkan kalah di pertandingan terakhir mereka. Juventus pun berhasil masuk final Liga Champions,
Di musim-musim berikutnya, Juventus berhasil menambah tiga gelar juara liga pada musim 1974–1975, 1976–1977, dan 1977–1978. Prestasi ini mereka raih berkat penampilan gemilang bek [[Gaetano Scirea]] dan kepemimpinan pelatih [[Giovanni Trapattoni]],<ref>{{cite news|url=https://www.90min.com/posts/6431592-giovanni-trapattoni-a-career-of-2-halves-that-defined-the-golden-era-of-calcio-at-juventus|title=Giovanni Trapattoni: A Career of 2 Halves That Defined the Golden Era of Calcio at Juventus|publisher=90Min|accessdate=10 Juni 2020|url-status=live}}</ref> yang membawa Juventus meraih gelar pertama di kancah Eropa, tepatnya gelar Piala UEFA tahun 1977. Selama era Trapattoni, banyak pemain Juventus yang kemudian menjadi tulang punggung tim nasional Italia yang sukses di bawah arahan pelatih Enzo Bearzot, yang berhasil tampil baik di [[Piala Dunia 1978]], Euro 1980, dan menjuarai [[Piala Dunia 1982]].<ref>{{cite web|url=http://rsssf.com/tablesi/ital-intres1970.html|title=Italy – International matches 1970–1979|work=The Record Sport Soccer Statistics Foundation|accessdate=4 Januari 2009|url-status=live|archiveurl=https://web.archive.org/web/20090213041524/http://rsssf.com/tablesi/ital-intres1970.html|archivedate=13 Februari 2009|df=dmy-all}}</ref><ref>{{cite web|url=http://rsssf.com/tablesi/ital-intres1980.html|title=Italy – International matches 1980–1989|work=The Record Sport Soccer Statistics Foundation|accessdate=4 Januari 2009|url-status=live|archiveurl=https://web.archive.org/web/20090210100141/http://rsssf.com/tablesi/ital-intres1980.html|archivedate=10 Februari 2009|df=dmy-all}}</ref>
Baris 128:
}}
Juventus kembali menjadi favorit di Serie A musim 1982–1983 setelah kedatangan bintang Perancis, [[Michel Platini]].<ref>{{cite web|url=https://www.tuttojuve.com/gli-eroi-bianconeri/gli-eroi-in-bianconero-michel-platini-375386|title=Gli eroi in bianconero: Michel PLATINI|publisher=Tutto Juve|language=Italia|author1=Stefano Bedeschi|date=21 Juni 2017|accessdate=24 Juli 2017}}</ref> Sayangnya, jadwal mereka yang padat dengan kompetisi Eropa membuat mereka tidak konsisten di liga domestik. Sempat hanya berselisih 3 poin dengan Roma yang menempati posisi puncak, Juventus gagal mengejar dan harus merelakan klub asal ibukota tersebut menjadi juara. Di Eropa, Juventus berhasil lolos ke babak final Liga Champions,
Pada musim panas 1983, Juventus harus kehilangan dua pilar inti mereka. Dino Zoff gantung sepatu di usia 41 tahun,<ref>{{cite web|url=http://www.treccani.it/enciclopedia/dino-zoff_(Enciclopedia-dello-Sport)/|title=Zoff, Dino|publisher=Treccani: Enciclopedia dello Sport|author1=Fabrizio Maffei|accessdate=26 November 2016}}</ref> sedangkan Bettega hijrah ke Kanada untuk mengakhiri karier di sana.<ref>{{cite web|url=http://ilpalloneracconta.blogspot.ca/2007/12/nato-torino-il-27-dicembre-1950-bettega.html|title=Il Pallone Racconta: Roberto Bettega|publisher=Il Pallone Racconta|language=Italia|accessdate=3 Februari 2015}}</ref> Mereka lantas merekrut kiper baru dari Avellino, yaitu Stefano Tacconi dan Beniamino Vinola.<ref>{{cite web|url=http://www.juventus.com/juve/en/news/eng_aus%20tacconi%2023giugno2011%20news|title=Journey through the Stars: Stefano Tacconi|publisher=Juventus.com|date=24 Juni 2011|access-date=1 Juni 2015|url-status=dead|archive-url=https://web.archive.org/web/20141224020700/http://www.juventus.com/juve/en/news/eng_aus%20tacconi%2023giugno2011%20news|archive-date=24 Desember 2014|df=dmy-all}}</ref> Sedangkan Nico Penzo menjadi pendamping Rossi di lini depan. Pada saat itu, mereka harus berkonsentrasi penuh di dua kompetisi, yaitu liga domestik dan Piala Winner. Hasilnya, melalui penampilan yang konsisten sepanjang musim, Juventus berhasil memastikan gelar juara liga satu pekan sebelum kompetisi usai.<ref>{{cite news|url=https://www.juventus.com/id/club/torphy-room/scudetto/scudetto-1983-84.php|title=SCUDETTO 1983-84|publisher=Juventus official website|accessdate=2020-06-11}}</ref> Prestasi ini pun ditambah keberhasilan mereka menjuarai Piala Winner dengan mengalahkan Porto 2–1 di Basel pada tanggal 16 Mei 1984.<ref>{{cite web|url=https://juworld.net/partita.asp?idpartita=3531|title=16/05/1984 Porto-Juventus 1-2|work=JuWorld.net|accessdate=15 Oktober 2020|url-status=live|df=dmy-all}}</ref>
Baris 160:
}}
Lippi sempat digantikan oleh [[Carlo Ancelotti]] selama dua setengah musim.<ref name="Ancelotti si presenta: Non farò rivoluzioni">{{cite news|url=http://www.repubblica.it/online/sport/ancelotti/annuncio/annuncio.html|title=Ancelotti si presenta:"Non farò rivoluzioni|trans-title=Ancelotti presents himself: "I won't cause revolutions"|work=la Repubblica|language=Italia|date=9 Februari 1999|accessdate=21 Mei 2013}}</ref> Ia kembali pada tahun 2001, menyusul pemecatan terhadap Ancelotti, dan langsung merekrut nama-nama besar, seperti [[Gianluigi Buffon]], [[David Trezeguet]], [[Pavel Nedvěd]], dan [[Lilian Thuram]]. Mereka sukses menjuarai Serie A pada musim [[Serie A 2001–02|2001–2002]] dan 2002–2003.<ref name=league/> Pada tahun 2003, terjadi ''All Italian Final'' di [[Final Liga Champions UEFA 2003|Liga Champions]],
=== Skandal "Calciopoli" ===
Baris 218:
Logo resmi Juventus telah beberapa kali mengalami perubahan dan modifikasi kecil sejak tahun 1920-an. Sebelum tahun 1980-an, logo Juventus berbentuk perisai oval dengan garis hitam putih. Tulisan Juventus di bagian atas perisai berbentuk cekung dengan latar belakang biru yang merupakan simbol kota Turin. Di bagian bawah perisai terdapat gambar zebra dan mahkota emas yang berukuran cukup besar. Pada tahun 1980-an, Juventus sempat menggunakan siluet seekor zebra sebagai logo, sebelum kembali lagi ke bentuk perisai oval khas tim-tim Italia pada tahun 1990.<ref name=logo/>
Pada tahun 2004, Juventus kembali mengubah logo. Mereka tetap menggunakan bentuk perisai oval dengan lima garis hitam putih,
Juventus adalah tim pertama dalam sejarah sepak bola dunia yang menggunakan simbol bintang sebagai tanda bahwa mereka telah menjuarai liga domestik sebanyak sepuluh kali. Mereka mulai memasang simbol bintang di atas logo mereka pada tahun 1958, yang kemudian juga diikuti oleh klub-klub lain.<ref>{{cite news|url=https://www.fifa.com/tournaments/archive/clubworldcup/japan2007/news/newsid=687173/index.html|title=FIFA awards special 'Club World Champion' badge to AC Milan|publisher=Fédération Internationale de Football Association|date=7 Februari 2008|accessdate=14 April 2016|url-status=live|archiveurl=https://web.archive.org/web/20150621161120/http://www.fifa.com/tournaments/archive/clubworldcup/japan2007/news/newsid=687173/index.html|archivedate=21 Juni 2015|df=dmy-all}}</ref>
Juventus meraih gelar ke-30 setelah menjuarai Serie A pada musim 2011–2012. Namun karena gelar juara mereka di musim 2004–2005 dan 2005–2006 dicabut karena dugaan keterlibatan dalam skandal pengaturan skor pada tahun 2006, FIGC menganggap bahwa total gelar juara mereka secara resmi masih berjumlah 28. Juventus pun memutuskan untuk tidak menggunakan simbol bintang sama sekali di musim selanjutnya.<ref>{{cite news|date=11 Juli 2012|title=Juventus reveal star-less shirts|work=football-italia.net|publisher=Football Italia|accessdate=16 Juni 2016|url=http://www.football-italia.net/21026/juventus-reveal-star-less-shirts|url-status=live|archiveurl=https://web.archive.org/web/20160811001100/http://www.football-italia.net/21026/juventus-reveal-star-less-shirts|archivedate=11 Agustus 2016|df=dmy-all}}</ref> Juventus meraih gelar resmi ke-30 mereka pada musim 2013–2014 dan berhak mengenakan tiga bintang,
Pada bulan Januari 2017, presiden Andrea Agnelli mengumumkan perubahan terbaru untuk logo Juventus. Logo baru tersebut mempunyai tulisan “Juventus” di bagian atas, dengan dua huruf J kapital dengan jenis font yang berbeda dan dipasang bersama, sehingga celah di antara keduanya juga menunjukkan huruf J. Agnelli mengatakan bahwa logo tersebut melambangkan “gaya hidup Juventus”.<ref>{{cite web|title=Black and White and More: Juventus' future, now|publisher=juventus.com|date=16 Januari 2017|url=http://www.juventus.com/en/news/news/2017/black-and-white-and-more-juventus-future-now-.php|accessdate=16 Januari 2017|url-status=live|archiveurl=https://web.archive.org/web/20170118033701/http://www.juventus.com/en/news/news/2017/black-and-white-and-more-juventus-future-now-.php|archivedate=18 Januari 2017|df=dmy-all}}</ref>
|