Risiko pasar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
Sebagai contoh, risiko pasar bisa terjadi jika, pertama bank menggunakan kupon tetap untuk membeli [[obligasi]], apabila harganya menurun suku bunga bisa meningkat. Kedua, bank membeli [[Pasar valuta asing|valuta asing]], apabila nilai tukarnya melemah maka rupiah akan turun dan terjadi risiko pasar. Ketiga, kewajiban [[derivatif]] yang harus dipenuhi karena bank melakukan transaksi derivatif ''interest rate swap''. Keempat, bank menjual [[Surat berharga komersial|surat berharga]] atau melakukan aktivitas ''trading''.<ref>{{Cite book|last=Indonesia|first=Ikatan Bankir|date=2015-09-02|url=https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=wRdIDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=risiko+pasar&ots=OjiXGMBZtr&sig=_X-q4VZY8Md7yVPTzKxzGAo_7io&redir_esc=y#v=onepage&q=risiko%20pasar&f=false|title=Manajemen Risiko 1|location=Jakarta|publisher=Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-602-03-1721-2|pages=16|language=id|url-status=live}}</ref>
 
Contoh lainnya, [[bank]] mendapatkan pendapatan utama dari [[Kredit (keuangan)|kredit]] yang memberikan [[Suku bunga|bunga]] bersih atau disebut ''Net Interest Income'' (atau disingkat NII). NII didapatkan dari perhitungan pendapatan bunga yang dikurangi biaya transaksi dan dibagi dengan rata-rata aktiva produktif maka diperoleh NIM (''Net Interest Margin''). NIM adalah perbandingan [[Suku bunga|bunga]] bersih yang didapatkan, dikurangi biaya bunga yang berasal dari dana yang berhasil dikumpulkan. Semakin besar nilai NIM, maka semakin rendah pula risiko pasar. Maka, apabila nilai NIM semakin tinggi, pendapatan bunga terhadap aktiva produktif juga semakin besar.<ref>{{Cite web|last=Sianipar|first=Aryanti Sariatha|date=2020-01-01|title=Pengaruh Risiko Pasar, Risiko Kredit dan Risiko Likuiditas terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2018|url=https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/30468/180521049.pdf?sequence=1&isAllowed=y|website=Repository USU|page=5-6|access-date=2021-11-19}}</ref> Sistem operasi [[bank]], pasti menimbulkan [[laba]] atau rugi yang sebabkan oleh perubahan faktor pasar, tetap berpotensi mengalami risiko pasar. Portofolio bank, dalam risiko pasar dibagi menjadi dua yaitu ''trading book'' dan ''banking book.''<ref name=":2">{{Cite web|last=STIE|first=Dewantara|date=2015-01-01|title=Pengelolaan Risiko Pasar|url=http://stie.dewantara.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/MR-sesi-7.pdf|website=STIE Dewantara|access-date=2021-11-19}}</ref>
 
== ''Trading Book dan Banking Book'' ==
''Trading Book'' adalah kondisi perdagangan bank dengan instrumen keuangan berada di posisi yang sama. Posisi tersebut berada dalam [[Neraca pembayaran|neraca]], [[Rekening bank|rekening]] administratif, atau transaksi [[derivatif]]. Keuntungan diperoleh dari [[Kontrak serah|transaksi j]]<nowiki/>angka pendek, kegiatan tersebut dilakukan dengan cara membeli [[aset]] dan menjual kembali diwaktu yang dekat dengan perubahan harga yang menguntungkan. ''Trading book'' memiliki peran dari kegiatan pembentukan pasar (''market marking''), perantaraan (''brokering''), dan transaksi [[Lindung nilai|lindungi nilai]] (heding).<ref name=":2" /> ''Risiko pasar'' yang bersumber dari ''trading book'' merupakan kerugian nilai [[investasi]] yang disebabkan oleh seringnya dilaksanakan kegiatan penjualan instrumen, dengan tujuan agar memperoleh keuntungan. Namun, pada keadaan tertentu harga jual pasti mengalami penurunan, karena sifat pasar ''fluktuatif''.<ref name=":3">{{Cite web|last=Riyadi|first=Selamet|date=2018-12-03|title=Penilaian Profil Risiko Pasar (Market Risk) – Dosen Perbanas|url=https://dosen.perbanas.id/penilaian-profil-risiko-pasar-market-risk/|language=en-US|access-date=2021-11-19}}</ref>
 
''Banking book'' adalah [[portofolio]] [[bank]] yang bukan bagian dari ''trading book.'' Hal-hal yang tidak termasuk dalam kategori ''trading book'' yaitu hal [[Kredit (keuangan)|kredit]] dan dana dari pihak ketiga.<ref>{{Cite web|last=Dimin|first=Nga|date=2021-03-01|title=Trading Book dan Banking Book Adalah|url=https://unbrick.id/trading-book-dan-banking-book-adalah/|website=Unbrick|access-date=2021-11-19}}</ref> Risiko pasal yang berasal dari ''banking book'' merupakan dampak alamiah dan hal biasa yang terjadi oleh pihak [[bank]] dan [[Pelanggan|nasabah]]. Hal ini bisa terjadi karena ''mismatch'' sumber dana dengan jangka pendek, dengan [[Kredit (keuangan)|kredit]] yang diberikan berjangka panjang.<ref name=":3" />
 
== Alat Ukur ==
[[Berkas:Value-at-Risk-graph2-cs.svg|jmpl|269x269px|Hipotesis kemungkinan untung-rugi dari risiko yang ditampilkan menggunakan teknik ''value at risk.'' Sekain itu ''value at risk'' juga juga bisa memprediksi nilai jumlah potensi kerugian, jumlah kerugian, dan jangka waktu.<ref>{{Cite web|last=Kenton|first=Will|date=2021-08-17|title=Value at Risk (VaR) Explained|url=https://www.investopedia.com/terms/v/var.asp|website=Investopedia|language=en|access-date=2021-11-19}}</ref>]]
Analis ekonomi dan [[investor]] menggunakan teknik [[Value at risk|value-at-risk]] (VaR) untuk mengukur risiko pasar. Metode ini digunakan dengan cara melihat potensi [[saham]] mengalami kerugian atau portofolio.<ref name=":1" /> Beberapa hal yang dapat diukur oleh metode [[Value at risk|value-at-risk]] (VaR) untuk mengukur risiko pasar, yaitu [[portofolio]], [[sektor]], kelas aset, dan tingkat keamanan. Manfaat penting dari [[Value at risk|value-at-risk]] yaitu untuk menghindari kesalahan dan pencegahan tentang prediksi yang dilakukan oleh manajer portofolio dalam mengambil keputusan agar tidak melebihi toleransi risiko yang sudah dikembangkan dalam kebijakan portofolio. Pengaplikasian teknik value-at-risk untuk mengukur risiko pasar memiliki beberapa metode, yaitu metode simulasi Monte Carlo, metode non parametric atau disebut juga simulasi historical, dan metode parametric atau disebut dengan metode variansi kovariansi.<ref>{{Cite web|last=Demus|first=Nico|date=2019-04-01|title=Value at Risk (VaR): Pengenalan Singkat|url=https://www.indonesiare.co.id/en/article/value-at-risk-var-pengenalan-singkat|website=Indonesia Re|language=en|access-date=2021-11-19}}</ref> Selain teknik value-at-risk (VaR), para analsis juga perlu menggunakan teknik lain untuk memperjelas potensi risiko salah satunya dengan program ''stress testing.'' Hal ini memliki tujuan agar kondisi ekstrim bisa diidentifikasi ketika kondisi tidak normal. Selain itu, agar tidak terjadi kerugian yang besar diperlukan evaluasi terhadap kemampuan [[bank]]. ''stress testing'' juga perlu dilakukan sebagai pencegahan risiko dan memastikan modal cukup.<ref name=":2">{{Cite web|last=STIE|first=Dewantara|date=2015-01-01|title=Pengelolaan Risiko Pasar|url=http://stie.dewantara.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/MR-sesi-7.pdf|website=STIE Dewantara|access-date=2021-11-19}}</ref>
 
===== Model standar =====