Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Reefkey11 (bicara | kontrib)
k menambah pranala dalam kepada beberapa tokoh
memasukan prana dalam
Baris 36:
Yayasan Universitas Diponegoro berdiri tahun 1959 memiliki [[Fakultas Hukum Universitas Diponegoro|Fakultas Hukum]], Fakultas Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta Fakultas Teknik. Kenyataan ini mendorong hasrat untuk mendirikan Fakultas Kedokteran. Dalam rapat gabungan Yayasan Universitas Semarang/Diponegoro dengan Pengurus Senat Universitas Diponegoro pada tanggal 10 Juni 1960, atas dorongan [[dr. R. Atmadi Wreksoatmodjo]], diputuskan untuk mendirikan Fakultas Kedokter-an. Dibentuk Panitia Pendirian Fakultas Kedokteran yang diketuai oleh Suyono Atmo, dengan sekretaris Sri Widojati Notoprodjo, SH. Selain itu dibentuk pula Panitia Teknis yang diketuai Kolonel dr. R. Soehardi, sekretaris dr. Heyder bin Heyder, dengan anggota terdiri atas dr. R. Kolonel, dr. A. Soerojo, dr. R. Marsaid S. Sastrodihardjo, dr. Tjiam Tjoan Hok dan dr. R. Soedjati.
 
Sebenarnya Semarang RSUP sejak tahun 1951 telah menjalankan tugas mendidik co assisten dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, khususnya di bagian Anak-anak, Kebidanan serta [[Tht|THT]]. Meskipun waktu itu ujian-ujian bagi co assisten masih dilakukan di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], namun sekurang-kurangnya Rumah Sakit Umum Pusat Semarang telah berpengalaman mendidik mahasiswa kedokteran, terutama dalam kepaniteraan klinik.
Panitia teknis ini pada tanggal 9 Maret 1961 mengadakan rapat pleno, dan mengambil keputusan antara lain sbb:
 
Baris 42:
2. Panitia menganggap Rumah Sakit Umum Pusat Semarang cukup representatif untuk menjadi sebuah rumah sakit pendidikan.
3. Panitia menyetujui rencana kurikulum pendidikan selama enam setengah tahun yang telah disusun oleh dr. Atmadi Wreksoatmodjo.
4. Mengingat persiapan-persiapan untuk tingkat pre-klinik masih memerlukan waktu, maka diputuskan untuk membuka Fakultas Kedokteran dari tingkat atas. Diperoleh informasi, bahwa di Universitas Gadjah Mada [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] terdapat banyak mahasiswa senior yang bersedia pindah ke Semarang.
 
Pada tanggal 29 Maret 1961, dr. Heyder bin Heyder dan dr. Soerarjo Darsono menemui Prof. Soedjono Djoened Poesponegoro, Dekan Universitas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, untuk meminta saran dan nasihat serta bantuan sehubungan dengan persiapan berdirinya Fakultas Kedokteran di Semarang. Prof. Soedjono dapat memahami keingingan panitia maupun masyarakat setempat dan menyetujuinya, bahkan ber-sedia memberikan bantuan tenaga dosen Universitas Indonesia (dapat dilaksanakan pada tahun 1963).
Baris 48:
Terjadi penggantian Pimpinan RSUP Semarang dari dr. Atmadi Wreksoatmodjo kepada dr. Soepaat Soemosoedirdjo, sehingga baru pada tanggal 1 Juli 1961 keluar Keputusan Presiden Universitas Diponegoro Semarang No. 782 C, perihal pengangkatan dr. Soepaat Soemosoedihardjo sebagai pemangku jabatan Ketua Fakultas Kedokteran dan dr. Heyder bin Heyder sebagai Sekretaris Fakultas. Namun karena dr. Soepaat Soemosoedirdjo yang baru datang dari Klaten belum mendalami masalah, maka dr. Heyder bin Heyder ditugaskan menjalankan segala kegiatan.
 
Persiapan lain yang dilakukan adalah dr. R. Soerarjo Darsono serta dr. Heyder bin Heyder mengadakan negosiasi dengan Pimpinan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] dan para mahasiswa tingkat atas FK UGM.
Pada tanggal 12 Juli 1961 satu delegasi yang terdiri atas Soedarto SH selaku pemangku jabatan Presiden Universitas Diponegoro Semarang, dr. Heyder bin Heyder selaku Sekretaris Fakultas serta dr. Soepaat Soemosoedirdjo selaku Kepala RSUP Semarang menghadap Menteri PTIP. Prof. Iwa Koesoemasoemantri (menteri PTIP) menyambut gembira persiapan pendirian Fakultas Kedokteran tersebut, bahkan berkata "Untuk Dekan saya tidak memerlukan seorang yang pintar tetapi yang diperlukan seorang yang jujur."
 
Menteri Kesehatan, Prof. dr. Satrio, menyambut gembira dan menyarankan agar jabatan dekan pertama diberikan kepada seorang anggota [[Angkatan Bersenjata Republik Indonesia|ABRI]], dengan pertimbangan bahwa pada tahap persiapan tentu akan menghadapi banyak kesulitan, karena Jawa Tengah pada waktu itu masih dalam keadaan darurat.
 
Baik Menteri PTIP maupun Menteri Kesehatan tidak setuju bahwa Pimpinan Fakultas Kedokteran dirangkap oleh Pimpinan Rumah Sakit Umum Pusat. Mengingat pendirian kedua menteri tersebut, maka pada hari itu juga, tanggal 12 Juli 1961 di Jakarta, delegasi mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri PTIP supaya mengangkat Kolonel dr. Soewondo, dokter DKT Kodam VII sebagai dekan dan dr. Heyder bin Heyder, pemimpin Bagian Bedah RSUP Semarang sebagai wakilnya.
Baris 59:
Terjadi penggantian Pimpinan RSUP Semarang dari dr. Atmadi Wreksoatmodjo kepada dr. Soepaat Soemosoedirdjo, sehingga baru pada tanggal 1 Juli 1961 keluar Keputusan Presiden Universitas Diponegoro Semarang No. 782 C, perihal pengangkatan dr. Soepaat Soemosoedihardjo sebagai pemangku jabatan Ketua Fakultas Kedokteran dan dr. Heyder bin Heyder sebagai Sekretaris Fakultas. Namun karena dr. Soepaat Soemosoedirdjo yang baru datang dari Klaten belum mendalami masalah, maka dr. Heyder bin Heyder ditugaskan menjalankan segala kegiatan.
 
Persiapan lain yang dilakukan adalah dr. R. Soerarjo Darsono serta dr. Heyder bin Heyder mengadakan negosiasi dengan Pimpinan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]] dan para mahasiswa tingkat atas FK UGM.
Pada tanggal 12 Juli 1961 satu delegasi yang terdiri atas Soedarto SH selaku pemangku jabatan Presiden Universitas Diponegoro Semarang, dr. Heyder bin Heyder selaku Sekretaris Fakultas serta dr. Soepaat Soemosoedirdjo selaku Kepala RSUP Semarang menghadap Menteri PTIP. Prof. Iwa Koesoemasoemantri (menteri PTIP) menyambut gembira persiapan pendirian Fakultas Kedokteran tersebut, bahkan berkata "Untuk Dekan saya tidak memerlukan seorang yang pintar tetapi yang diperlukan seorang yang jujur."[[Berkas:Faculty of Medicine Diponegoro University.JPG|kiri|jmpl|Gedung FK Undip tahun 2013]]Menteri Kesehatan, Prof. dr. Satrio, menyambut gembira dan menyarankan agar jabatan dekan pertama diberikan kepada seorang anggota ABRI, dengan pertimbangan bahwa pada tahap persiapan tentu akan menghadapi banyak kesulitan, karena Jawa Tengah pada waktu itu masih dalam keadaan darurat.
 
Baris 68:
Sehubungan dengan kesepakatan dalam rapat-rapat sebelumnya, bahwa pembukaan Fakultas Kedokteran segera dapat dimulai dari tingkat atas, maka pada tanggal 24 Agustus 1961 diadakan rapat terakhir yang diketuai oleh dr. Heyder bin Heyder dan dihadiri oleh semua Kepala Bagian dari Rumah Sakit Umum Pusat Semarang, dr. Tendean dari Rumah Sakit Jiwa serta dr. Go Gien Hoo dari Rumah Sakit St. Elizabeth. Mereka mengajukan saran-saran, rencana serta keinginan-keinginan.
 
Pada tanggal 31 Agustus 1961 diadakan pertemuan lagi di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. Utusan Panitia Persiapan terdiri dari Soedarto, SH, dr. Heyder bin Heyder, dr. Sardjono Dhanoedibroto, dr. Atmadi Wreksoatmodjo dan dr. Soedjati Soemodiharjo. Pihak FK UGM diketuai oleh Prof. Radioputro. Bebarapa keputusan penting dalam pertemuan tersebut adalah sebagai berikut:
 
1. Jumlah pertama mahasiswa tingkat doktoral FK UGM yang akan pindah ke Universitas Diponegoro di Semarang maksimum 40 orang.