Talok, Turen, Malang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 128:
Bukti nyata musibah yang terjadi jika [[tradisi]] tidak dilakukan adalah pada zaman kepala desa ke-13. Pada suatu hari, sesorang wanita pernah berjanji bahwa yang akan meneruskan [[tradisi]] [[Tayuban]] adalah anaknya sendiri, yang sebelumnya [[tradisi]] [[Tayuban]] dilakukan oleh suaminya. Awalnya tradisi ini benar-benar dilakukan dengan lancar, namun pada suatu saat, lupa untuk dilakukan, akibatnya seorang wanita tersebut jatuh sakit dan tidak sembuh-sembuh. Ketika a ingat akan janji ibunya, maka dilakukanlah dengan segera [[tradisi]] [[tayuban]], lalu tak lama setelah itu, ibunya segera sembuh. Hal ini terulang kembali pada satu tahun berikutnya. Seorang wanita tersebut jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia. Sebelum meninggal ada seseorang pernah bermimpi, beliau melihat sebuah kain kafan yang terbang mengelilingi pedukuhan Jatirenggo dan jatuh tepat pada kediaman seorang wanita tersebut. Dari cerita tersebut masyarakat Jatirenggo semakin yakin akan adanya musibah jika [[tradisi]] [[Tayuban]] tidak dilakukan.
"Bersumber dari buku Manuskrip Sejarah yang berjudul Babat Tlatah Taloka"
== Batas Wilayah Desa ==
|