Hamka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammadiyah: Kapital
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Pufanadz (bicara | kontrib)
Perbaikan pengetikan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 193:
Sepeninggal Hamka, pemerintah menyematkan [[Bintang Mahaputra Utama]] secara anumerta kepada Hamka. Sejak 2011, ia ditetapkan sebagai [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional Indonesia]]. Namanya diabadikan untuk perguruan tinggi Islam di Jakarta milik Muhammadiyah, yakni [[Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka|Universitas Muhammadiyah Hamka.]] Dari syair berbahasa Minang ciptaan [[Agus Taher]], [[Zalmon]] dan [[Tiar Ramon]] menyanyikan lagu ''Selamat Jalan Buya'' untuk mengenang wafatnya Hamka.{{sfn|Irfan|2013|pp=273-287}} Novelis [[Akmal Nasery Basral]] dan [[Haidar Musyafa]] masing-masing menulis novel dwilogi tentang kisah perjalanan Hamka. Pada 2016, Majelis Ulama Indonesia berencana mengangkat kisah Hamka ke dalam film berjudul ''[[Buya Hamka (film)|Buya Hamka]]''.
 
== Pengakuan umumUmum ==
Hamka diakui secara luas sebagai seorang pemikir Islam Asia Tenggara. Perdana Menteri Malaysia [[Tun Abdul Razak]], ketika menghadiri penganugerahan gelar kehormatan [[Honoris Causa]] oleh [[Universitas Kebangsaan Malaysia]] kepada Hamka, menyebut Hamka sebagai "kebanggaan bangsa-bangsa Asia Tenggara". [[:en:John Louis Esposito|John L. Espito]] mamasukkan Hamka bersama [[Muhammad Iqbal|Sir Muhammad Iqbal]], [[Syed Ahmed Khan]], dan [[Muhammad Asad]] dalam ''Oxford History of Islam''. Menurut peneliti sejarah Asia Tenggara modern [[:en:James R. Rush|James Robert Rush]], Hamka hanyalah satu di antara banyak orang dalam generasinya yang dikenal sebagai politikus, ulama, dan pengarang. Namun, "Hamka tampak menonjol ketika di antara mereka ada yang lebih terpelajar, baik dalam pengetauan Barat maupun studi yang mendalam tentang Islam."