Khadijah binti Khuwailid: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Maulanailyas (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor
Maulanailyas (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor
Baris 4:
Pada suatu hari, Khadijah mengirim sahabatnya yaitu Nafisah untuk bertanya ke Muhammad yang saat itu belum menjadi Nabi apakah beliau punya rencana untuk menikah.<ref name=":0" /> Muhammad menjawabnya dengan ragu dikarenakan beliau tidak punya uang untuk menghidupi seorang istri. Maka Nafisah pun menanyakan apakah beliau mau dengan perempuan yang mampu menunjang ekonominya sendiri.<ref name=":1" /> Maka Muhammad pun setuju untuk bertemu Khadijah, dan mereka menikah tidak lama berselang.<ref name="Guillaume" />
 
Sampai akhir hayatnya, Khadijah hidup bersama Nabi Muhammad, yaitu selama 25 tahun. Pada bulan yang sama pasca kematian Khadijah, Nabi Muhammad pun menikahi [[Saudah binti Zam'ah|Saudah]], dan mulai berpoligami dengan kemudian menikahi [[Aisyah]], yang manalalu dilanjutkan dengan perempuan-perempuan lain yang beliau nikahi, hingga wafatnya beliau di usia 63 tahun.<ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3536 - Virtues and Merits of the Prophet (pbuh) and his Companions - كتاب المناقب - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:3536|website=sunnah.com|access-date=2021-07-27}}</ref><ref>{{Cite web|title=Sahih al-Bukhari 3903 - Merits of the Helpers in Madinah (Ansaar) - كتاب مناقب الأنصار - Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)|url=https://sunnah.com/bukhari:3903|website=sunnah.com|access-date=2021-07-27}}</ref>
 
== Silsilah Keluarga ==
Baris 10:
{{Silsilah Muhammad-Khadijah}}
 
== Kelahiran & kehidupan keluarga ==
== Pernikahannya ==
Khadijah berasal dari golongan pembesar [[Mekkah]]. Menikah dengan Nabi Muhammad, ketika berumur 40 tahun, manakala Nabi Muhammad berumur 25 tahun. Ada yang mengatakan usianya saat itu tidak sampai 40 tahun, hanya sedikit lebih tua dari Nabi Muhammad. Khadijah merupakan wanita kaya dan terkenal. Khadijah bisa hidup mewah dengan hartanya sendiri. Meskipun memiliki kekayaan melimpah, Khadijah merasa kesepian hidup menyendiri tanpa suami, karena suami pertama dan keduanya telah meninggal. Beberapa sumber menyangkal bahwa Khadijah pernah menikah sebelum bertemu Nabi Muhammad. Khadijah dikenal sebagai wanita suci di zamannya tatkala di antara lingkungannya sudah kotor. Dia, Khadijah r.ha betul-betul pilihan Tuhan yang dipersiapkan untuk menjadi istri Nabi Muhammad.<ref name="Qiblati2">{{cite journal|author={{aut|Yaqut, Syaikh Muhammad}}|year=Oktober 2014|title=Pelajaran Berharga dari Kehidupan Khadijah|journal=Qiblati|volume=9|issue=2|pages=73{{spaced ndash}}77|issn=1907-0039}}</ref>
 
Pada suatu hari, saat pagi buta, dengan penuh kegembiraan ia pergi ke rumah sepupunya, yaitu [[Waraqah bin Naufal]]. Ia berkata, “Tadi malam aku bermimpi sangat menakjubkan. Aku melihat [[matahari]] berputar-putar di atas kota [[Mekkah]], lalu turun ke arah [[bumi]]. Ia semakin mendekat dan semakin mendekat. Aku terus memperhatikannya untuk melihat ke mana ia turun. Ternyata ia turun dan memasuki rumahku. [[Cahaya|Cahayanya]] yang sangat agung itu membuatku tertegun. Lalu aku terbangun dari tidurku". Waraqah mengatakan, “Aku sampaikan berita gembira kepadamu, bahwa seorang lelaki agung dan mulia akan datang meminangmu. Ia memiliki kedudukan penting dan kemasyhuran yang semakin hari semakin meningkat". Tak lama kemudian Khadijah ditakdirkan menjadi isteri Nabi Muhammad.
 
=== Pernikahannya ===
Khadijah pulang ke rumahnya dengan perasaan yang luar biasa gembiranya. Belum pernah ia merasakan kegembiraan sedemikian hebat. Maka sejak itulah Khadijah senantiasa bersikap menunggu dari manakah gerangan kelak munculnya sang pemimpin itu.
Lamaran dari Khadijah kepada Rasulullah s.a.w . Muhammad Al-Amiin muncul di rumah Khadijah. Wanita usahawan itu Khadijah r.a. berkata: “Hai Al-Amiin, katakanlah apa keperluanmu!” (Suaranya ramah, bernada dermawan. Dengan sikap merendahkan diri tetapi tahu harga dirinya)
Baris 24 ⟶ 29:
Khadijah r.a berkata seolah-olah hendak mengatur siasat. Ia yakin Waraqah takkan keberatan karena dialah yang menafsirkan mimpinya akan bersuamikan seorang Nabi akhir zaman. ‘Atiqah pulang dengan perasaan tenang, puas. Pucuk dicinta ulam tiba. Ia segera menyampaikan berita gembira itu kepada saudara-saudaranya: Abu Thalib, Abu Lahab, Abbas dan Hamzah. Semua riang menyambut hasil pertemuan ‘Atiqah dengan Khadijah: ''itu bagus sekali'', kata Abu Thalib. ''Tapi kita harus bermusyawarah dengan Muhammad SAW lebih dulu.''
 
=== Khadijah yang baik dan cantik ===
Sebelum diajak bermusyawarah, maka terlebih dahulu ia pun telah menerima seorang perempuan bernama Nafisah, utusan Khadijah r.a yang datang untuk menjalin hubungan kekeluargaan. Utusan peribadi Khadijah itu bertanya: Nafisah: ''Muhammad, kenapa engkau masih belum berfikir mencari isteri?'' Muhammad SAW menjawab: ''Hasrat ada, tetapi kesanggupan belum ada.'' Nafisah: ''Bagaimana kalau seandainya ada yang hendak menyediakan nafkah? Lalu engkau mendapat seorang isteri yang baik, cantik, berharta, berbangsa dan sekufu pula denganmu, apakah engkau akan menolaknya?''
 
Baris 49 ⟶ 54:
Alangkah bahagianya kedua pasangan mulia itu, hidup sebagai suami isteri yang sekufu, sehaluan, serasi dan secita-cita.
 
=== Nafisah binti Munyah ===
Ketika Nabi Muhammad masih muda dan dikenal sebagai pemuda yang lurus dan jujur sehingga mendapat julukan [[Al-Amin]], telah diperkenankan untuk ikut menjualkan barang dagangan Khadijah. Hal yang lebih banyak menarik perhatian Khadijah adalah kemuliaan jiwa Nabi Muhammad. Khadijah lah yang lebih dahulu mengajukan permohonan untuk meminang Dia, yang pada saat itu [[bangsa Arab]] [[jahiliyah]] memiliki [[adat]], pantang bagi seorang [[wanita]] untuk meminang [[pria]] dan semua itu terjadi dengan adanya usaha orang ketiga, yaitu [[Nafisah Binti Munyah]], [['Atiqah]] dan peminangan dibuat melalui paman [[Muhammad]] (SAW) yaitu [[Abu Thalib]]. Keluarga terdekat Khadijah tidak menyetujui rencana pernikahan ini. Namun Khadijah sudah tertarik oleh kejujuran, kebersihan dan sifat-sifat istimewa dia ini, sehingga ia tidak memedulikan segala kritikan dan kecaman dari keluarga dan kerabatnya. Khadijah yang juga seorang yang cerdas, mengenai ketertarikannya kepada Nabi Muhammad mengatakan, ''Jika segala kenikmatan hidup diserahkan kepadaku, dunia dan kekuasaan para raja [[Persia]] dan [[Romawi]] diberikan kepadaku, tetapi aku tidak hidup bersamamu, maka semua itu bagiku tak lebih berharga daripada sebelah sayap seekor nyamuk''.
 
Sewaktu [[malaikat]] turun membawa [[wahyu]] kepada Muhammad maka Khadijah adalah orang pertama yang mengakui ke[[nabi]]an suaminya, dan [[wanita]] pertama yang memeluk [[Islam]]. Dia turut menenangkan hati Rasulullah, di kala kegalauan Nabi sewaktu wahyu pertama turun. Khadijah (r.ha) berkata, ''Tidak demikian, tetapi bergembiralah. Maka demi Allah, Allah takkan Mencelakakan engkau selamanya; engkau suka menyambungkan tali silaturahim, dan selalu jujur dalam bicara, meringankan derita orang lain, menyantuni orang tak mampu, menjamu tamu, dan menolong orang lain untuk mendapatkan haknya''.<ref>Hadits riwayat Bukhari no.4572</ref> Sepanjang hidupnya bersama Nabi, Khadijah begitu setia menyertainya dalam setiap peristiwa suka dan duka. Setiap kali suaminya ke Gua Hira’, ia pasti menyiapkan semua perbekalan dan keperluannya. Seandainya Nabi Muhammad agak lama tidak pulang, Khadijah akan melihat untuk memastikan keselamatan suaminya. Sekiranya Nabi Muhammad khusyuk bermunajat, Khadijah tinggal di rumah dengan sabar sehingga Beliaau pulang. Apabila suaminya mengadu kesusahan serta berada dalam keadaan gelisah, dia coba sekuat mungkin untuk mententram dan menghiburkan, sehingga suaminya benar-benar merasai tenang. Setiap ancaman dan penganiayaan dihadapi bersama. Allah mengkaruniakannya 6 orang anak, yaitu [[Qasim bin Muhammad|Qasim]], [[Abd-Allah bin Muhammad|Abdullah]], [[Zainab binti Muhammad|Zainab]], [[Ruqayyah binti Muhammad|Ruqaiah]],[[Ummu Kultsum binti Muhammad|Ummi Kultsum]], dan [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]].
 
=== Salam dari Tuhan-nya dan Jibril ===
Diriwayatkan dalam hadits shahih, dari [[Abu Hurairah]], dia berkata:''Jibril datang kepada Nabi, lalu berkata:”Wahai, Rasulullah, ini Khadijah telah datang membawa sebuah wadah berisi kuah, makanan atau minuman. Apabila dia datang kepadamu, sampaikan kepadanya salam dari Tuhan-nya dan beritahukan kepadanya tentang sebuah rumah di syurga, (terbuat) dari mutiara yang tiada suara ribut di dalamnya dan tiada kepayahan''.<ref>Shahih Bukhari, Bab Perkawinan Nabi Shallallahu alaihi wasallam dengan Khadijah dan Keutamaannya, 1/539.</ref>
 
Baris 61 ⟶ 66:
== Wafatnya ==
 
Khadijah telah hidup bersama-sama Nabi Muhammad selama 2425 tahun dan wafat dalam usia 64 tahun 6 bulan. Dia meninggal di gunung Hujun, dan dimakamkan di pemakaman dekat Mekkah.<ref>[[Adz-Dzahabi]], ''[[Siyar A'lamin Nubala]]'' 2/112.</ref> setelah sakit-sakitan dan melemah setelah lama menahan rasa lapar setelah masa blokade orang Quraisy selama 3 tahun. Tahun meninggalnya dikenal sebagai ''Amul Huzni'' ([[Tahun Dukacita]]).<ref name="Qiblati">{{cite journal|author={{aut|Yaqut, Syaikh Muhammad}}|year=Oktober 2014|title=Pelajaran Berharga dari Kehidupan Khadijah|journal=Qiblati|volume=9|issue=2|pages=73{{spaced ndash}}77|issn=1907-0039}}</ref>
 
== Referensi ==