Sitrinin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Citrar (bicara | kontrib)
memperbaiki ejaan; menambah pranala dalam
Mufqam (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 46:
}}
}}
'''Sitrinin''' ([[bahasa Inggris]]: ''citrinin'') merupakan salah satu jenis [[mikotoksin]] yang dihasilkan oleh [[kapang]] ''Penicillium citrinum''. Spesies [[kapang]] tersebut dapat mengkontaminasi berbagai macam bahan makanan terutama biji-bijian yang telah mengalami kerusakan dengan ciri-ciri seperti biji berlubang, keriput, mengelupas sehingga mudah terkontaminasi oleh [[Spora|spora-spora]] kapang, bila dibandingkan dengan biji-bijian utuh. Citrinin dapat terkandung dalam bahan makanan berupa beras, jagung, [[gandum]], dan tomat busuk. <ref>{{Cite journal|last=Hastuti|first=Utami|date=2006|title=PENGARUH BERBAGAI DOSIS CITRININ TERHADAP KERUSAKAN STRUKTUR
HEPATOSIT MENCIT (Mus musculus) PADA TIGA ZONA LOBULUS HEPAR|journal=Jurnal Kedokteran Brawijaya|volume=22|issue=3|pages=121-126}}</ref>
 
Baris 56:
== Struktur ==
[[Berkas:Citrinin.png|jmpl]]
Citrinin pertama kali diisolasi dari kultur ''Penicillium citrinum'' (Hetherington dan Raistrick, 1931) yang belakangan ditemui pada kultur lebih dari selusin jenis [[Penicillium]], beberapa jenis [[Aspergillus]] dan juga pada kultur beberapa jenis [[Monascus]]. Baru-baru ini citrinin dilaporkan juga diproduksi oleh jamur [[endofit]] ''Penicillium janthinellum'' yang diisolasi dari buah ''Melia azedarach''. Citrinin juga dapat diproduksi dari daun – daunan (''Crotalaria crispata'') di [[Australia]]. Di samping itu, Marinho et al., (2005) juga melaporkan bahwa citrinin memperlihatkan aktivitas biologi menghambat pertumbuhan bakteri ''[[Pseudomonas aeruginosa]]'' dan ''[[Bacillus subtilis]]'', namun tidak aktif sama sekali terhadap ''[[Escherichia coli|Eschericia coli]]''. Sedangkan pertumbuhan ''[[Leishmania Mexicana]]'', citrinin dihambat secara total dalam waktu 48 jam pada konsentrasi 40 µg/ml. Di lain pihak, citrinin dikenal sebagai salah satu [[mikotoksin]] yang mengakibatkan efek nefrotoksik pada manusia dan hewan. Baru-baru ini juga dilaporkan bahwa citrinin dapat mengakibatkan efek penekanan sistem imun yang berakibat peningkatan kapasitas infeksi sel oleh parasit ''[[Toxoplasma gondii]]''. <ref name=":0" />
 
== Sejarah ==
Citrinin adalah salah satu dari banyak mikotoksin yang ditemukan oleh H. Raistrick dan AC Hetherington pada tahun 1930-an. Pada tahun 1941 H. Raistrick dan G. Smith mengidentifikasi citrinin memiliki aktivitas [[antibakteri]] yang luas. Setelah penemuan ini, minat terhadap citrinin meningkat. Namun, pada tahun 1946 AM Ambrose dan F. DeEds menunjukkan bahwa citrinin bersifat [[toksik]] pada mamalia. Akibatnya, minat terhadap citrinin menurun. Pada tahun 1948 struktur kimianya ditemukan oleh WB Whalley dan rekan kerjanya. Citrinin adalah senyawa alami dan pertama kali diisolasi dari ''Penicillium citrinum'', tetapi juga diproduksi oleh spesies Penicillium lainnya , seperti Spesies Monascus dan Spesies Aspergillus, yang keduanya merupakan jamur. Selama tahun 1950-an WB Whalley, AJ Birch dan lainnya mengidentifikasi citrinin sebagai poliketida dan menyelidiki biosintesisnya menggunakan [[Radionuklida|radioisotop]]. Selama 1980-an dan 1990-an J. Staunton, U. Sankawa dan lain-lain juga menyelidiki biosintesisnya menggunakan isotop stabil dan NMR. Selama pertengahan tahun 2000-an, cluster gen untuk citrinin ditemukan oleh T. Nihira dan rekan kerjanya.
 
Pada tahun 1993, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker Organisasi Kesehatan Dunia mulai mengevaluasi potensi karsinogenik mikotoksin. Bahaya kesehatan mikotoksin bagi manusia atau hewan telah ditinjau secara ekstensif dalam beberapa tahun terakhir. Untuk memastikan produktivitas dan keberlanjutan pertanian, kesehatan hewan dan masyarakat, kesejahteraan hewan dan lingkungan, tingkat maksimum zat yang tidak diinginkan dalam pakan ternak ditetapkan dalam Petunjuk Uni Eropa Parlemen Eropa dan Dewan 7 Mei 2002. Sementara maksimum kadar untuk berbagai mikotoksin ditetapkan untuk sejumlah produk makanan dan pakan, kejadian citrinin belum diatur di bawah ini atau peraturan lain di [[Uni Eropa]]. Belum ada tingkat maksimum yang dilaporkan oleh [[Organisasi Pangan dan Pertanian]] untuk citrinin dalam makanan dan pakan.
 
== Toksisitas ==
Citrinin dikenal sebagai mikotoksin yang bersifat nefrotoksik. Citrinin bersifat nefrotoksik terhadap mencit, tikus, kelinci dan babi. Kerusakan ginjal akibat paparan citrinin ditandai dengan gejala-gejala seperti pembengkakan ginjal, degenerasi pada tubulus proksimal, [[Inti sel|nucleus]] mengalami [[piknosis]], dan penebalan pada dasar dari membran dasar. Mikotoksin yang terpapar ke dalam tubuh bersama sama makanan dan tersebar melalui sistem peredaran darah akan berpengaruh pada organ-organ yang dilalui. Berdasarkan hal tersebut, maka ada kemungkinan bahwa citrinin selain bersifat nefrotoksik juga bersifat [[hepatotoksik]].
 
Menurut Philips dan Elayes (1977), target organ dari citrinin ialah ginjal yang ditunjukkan dengan perubahan-perubahan patologik pada tubulus-tubulus ginjal pada kebanyakan hewan percobaan termasuk mencit, tikus, kelinci, dan babi. Mikotoksin yang bersifat hepatotoksik dapat menyebabkan kerusakan struktur hepatosit. Kerusakan struktur hepatosit dapat terjadi pada hepatosit-hepatosit yang terdapat pada ketiga zona lobulus hepar, yaitu: ''zone perifer, zone'' ''midzonal'' dan ''zone centrilobular''. <ref>{{Cite web|last=ghinakartika|date=2017-11-14|title=Toksin pada Angkak|url=https://ghinakartika.wordpress.com/2017/11/14/toksin-pada-angkak/|website=Food [Scientist] Diary|language=id-ID|access-date=2021-07-02}}</ref>
Baris 71:
 
== Genotoksisitas ==
Genotoksisitas CTN belum ditentukan secara pasti karena berbagai sistem pengujian memberikan hasil positif dan negatif. Peningkatan kerusakan DNA dideteksi menggunakan [[elektroforesis]] gel sel tunggal (uji komet) pada [[sel Vero]] yang terpapar CTN selama 24 jam. Namun, metode yang sama memberikan hasil negatif pada sel hati yang diturunkan dari manusia (HepG2) dan sel ginjal embrionik manusia (HEK293) tidak peduli apakah Fpg ada atau tidak. Hal ini menunjukkan bahwa [[stres oksidatif]] yang diinduksi CTN tidak mempengaruhi DNA. Berbeda dengan hasil negatif, berbagai kultur sel yang terpapar CTN menunjukkan peningkatan frekuensi mikronukleus (MN) yang signifikan. Paparan 24 jam sel PK15 terhadap 30 µmol L<sup>-1</sup> CTN menghasilkan peningkatan yang signifikan pada frekuensi MN (9,5 %) dibandingkan kontrol (2,75 %). Peningkatan ini juga terlihat pada sel HEPG2, limfosit manusia, dan sel hamster Cina V79, tetapi konsentrasi CTN yang menunjukkan genotoksisitas berbeda antar kultur sel. <ref name=":1">{{Cite journal|last=Flajs et.al|date=2009|title=Toxicological Properties of Citrinin|journal=Arhiv za higijenu rada i toksikologiju|volume=60|issue=4|pages=457-464}}</ref>
 
== Mutagenesitas ==
Baris 78:
Beberapa penelitian telah menunjukkan aktivitas CTN klastogenik in vitro dan in vivo, termasuk berbagai penyimpangan kromosom kecuali untuk Sister Chromatid Exchange (SCE). Dalam studi sel ovarium hamster Cina dan HEK293, CTN tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan baik dalam frekuensi SCE atau celah dan kerusakan DNA.
 
Thust and Kneist mendirikan SCE yang diinduksi CTN di sel V79-E hamster Cina dengan adanya S9-mix. Mereka juga mengamati potensi aneuploidik CTN. CTN ditemukan bersifat aneugenik karena menyebabkan penangkapan mitosis yang bergantung pada konsentrasi, terlepas dari waktu inkubasi. Efek ini dapat dibalik setelah penghilangan CTN. Jeswal telah menemukan bahwa CTN menginduksi kelainan [[kromosom]] dan kerusakan sel sumsum tulang pada tikus muda yang sedang disapih. Penyimpangan kromosom yang diinduksi CTN paling sering ditemukan dalam penelitian lain oleh Bouslimi et al. dalam sel sumsum tulang tikus dewasa termasuk istirahat, fusi sentris, cincin, dan celah. <ref name=":1" />
 
== Pengaruh terhadap aktivitas enzim respirasi seluler ==
Respirasi seluler terdiri atas 3 tahap yaitu glikolis, siklus asam sirtat, dan sistem transport electron (rantai respirasi). Pada tahap ke-I terjadi produksi acetyl Co-A melalui oksidasi karbohidrat, protein dan lemak. Pada tahap ke-II terjadi oksidasi acetyl Co-A melalui siklus asam sitrat. Tahap ke-III berlangsung sistem [[Transfer elektron|transfer electron]] dan fosfolirasi oksidatif. Pada tahap ini electron-elektron yang dibawa oleh NADH diterima oleh pembawa-pembawa selektron secara bergantian dan akhirnya electron diterima oleh O2.
 
Paparan citrinin dapat menghambat aktivitas enzim malat dehidrogenase, yang merupakan biokatalisator dalam proses pembentukan asam oksaloasetat dari asam malat. Selain itu juga dapat menghambat aktivitas enzim 2-oxoglutarate, yang merupakan biokatalisator dalam pembentukan suksinil Co-A. Peristiwa tersebut berlangsung dalam siklus asam sitrat. Hal ini dapat menghambat pembentukan ATP. Di samping itu citrinin juga dapat menghambat aktivitas enzim ATPase sehingga menurunkan jumlah ATP. Citrinin juga menghambat aktivitas enzim-enzim yang terlibat dalam rantai respirasi yaitu NADH pksidase, dan NADH-chlochrom C oksidase. Hambatan-hambatan aktivitas enzim-enzim yang berperan dalam respirasi seluler tersebut mengakibatkan penurunan ATP yang dihasilkan dalam mitokondria. Selain itu terjadi pula hambatan suplai elektron dalam rantai respirasi. Hal ini mengakibatkan penurunan transmembrane potensial. <ref>{{Cite journal|last=Nurhidayat|date=2012|title=Analisa Kandungan Lovastatin, Pigmen dan Citrinin Pada Fermentasi Beras IR-42 Dengan Mutan Monascus purpureus|journal=Berita Biologi|volume=11|issue=1|pages=119-129}}</ref>