Konstitusi Afganistan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bang Salim (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Bang Salim (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 6:
Setelah Taliban menjatuhkan kekuasaan Ashraf Ghani pada tanggal 15 Agustus 2021, Taliban berencana untuk membentuk 'komisi' pada tahun 2022 untuk merancang konstitusi baru. Untuk sementara waktu, Taliban akan mengadopsi Undang-Undang Dasar Tahun 1964 yakni sistem monarki untuk sementara di Afghanistan. Meski demikian ada beberapa elemen dihilangkan yakni yang bertentangan dengan syariat Islam.
 
Menteri Kehakiman Afghanistan MawlaviMawlawi Abdul Hakim Haqqani, dalam pernyataan Selasa (28/9/2021), mengatakan akan memperkenalkan konstitusi yang digunakan selama masa keemasan demokrasi Afghanistan itu. "Imarah Islam akan mengadopsi Konstitusi masa mantan Raja Mohammad Zahir Shah untuk sementara waktu," kata Abdul Hakim.
 
Taliban Akan Adopsi Sistem Konstitusi Monarki 1964 Raja Mohammad Zahir Shah di Afghanistan
Taliban untuk sementara akan mengadopsi sistem konstitusi monarki yang pernah diterapkan pada 1964 di Afghanistan oleh Raja Mohammad Zahir Shah.
 
Taliban Akan Adopsi Sistem Konstitusi Monarki 1964 Raja Mohammad Zahir Shah di Afghanistan. Taliban akan mengadopsi Undang-Undang Dasar Tahun 1964 yakni sistem monarki untuk sementara di Afghanistan. Meski demikian ada beberapa elemen dihilangkan yakni yang bertentangan dengan syariat Islam.
 
Menteri Kehakiman Afghanistan Mawlavi Abdul Hakim Haqqani, dalam pernyataan Selasa (28/9/2021), mengatakan akan memperkenalkan konstitusi yang digunakan selama masa keemasan demokrasi Afghanistan itu.
 
"Imarah Islam akan mengadopsi Konstitusi masa mantan Raja Mohammad Zahir Shah untuk sementara waktu," kata Abdul Hakim.
 
Pasal yang bertentangan dengan syariat Islam serta prinsip-prinsip Imarah Islam (sebutan untuk Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban) akan diamandemen.