Rekonstruksi linguistik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Blindlemonade (bicara | kontrib)
membuat artikel baru
Tag: tanpa kategori [ * ] VisualEditor
 
Blindlemonade (bicara | kontrib)
menambahkan subjudul
Tag: menambah URL dengan parameter pelacak VisualEditor
Baris 1:
'''Rekonstruksi bahasa''' merupakan metode untuk mengadakan pemulihan (rekonstruksi) baik [[Fonem|fonem-fonem]] purba (proto) maupun [[Morfem|morfem-morfem]] proto dari suatu kelompok bahasa berkerabat, yang dianggap pernah ada dalam bahasa-bahasa purba, yangdan sama sekali tidak memiliki naskah-naskah tertulis.<ref name=":0">{{Cite book|last=1936-|first=Keraf, Gorys,|date=1991|url=http://worldcat.org/oclc/965118582|title=Linguistik bandingan historis|publisher=Gramedia|oclc=965118582}}</ref> Teknik rekonstruksi merupakan suatu teknik [[Prasejarah|pra-sejarah]] bahasa karena rekonstruksi fonemis maupun morfemis hanya menyangkut bahasa-bahasa yang tidak memiliki naskah-naskah tertulis. Sebaliknya, bahasa-bahasa yang memiliki naskah-naskah tua tidak perlu lagi diadakan rekonstruksi karena bentuk tuanya sudah diketahui dari naskah-naskah tertulisnya itu. Rekonstruksi bahasa dilakukan dengan tujuan menemukan bahasa induk berdasarkan bahasa-bahasa serumpun yang masih hidup sekarang. Rekonstruksi itu dapat dilakukan berdasarkan unsur [[Fonologi|fonologi,]] [[Morfologi (linguistik)|morfologi,]] dan [[sintaksis]].<ref>{{Cite journal|last=Krisanjaya|title=Linguistik Bandingan|url=https://core.ac.uk/display/198234728?utm_source=pdf&utm_medium=banner&utm_campaign=pdf-decoration-v1}}</ref>
 
== Teknik Rekonstruksi Fonem ==
Untuk mengadakanTeknik rekonstruksi fonemis, pertamadilakukan dilakukandengan mengadakan '''perbandingan pasangan-pasangan''' '''kata''' dalam pelbagai bahasa kerabat dengan menemukan '''[[korespondensi fonemis]]''' (''phonemic correspondence'' atau kesepadanan bunyi) dari tiap fonem yang membentuk kata-kata kerabat tersebut. Dengan menemukan korespondensi fonemis, dapat diperkirakan fonem proto mana yang kiranya menurunkan fonem-fonem yang berkorespondensi tersebut. Untuk menentukan fonem proto yang menurunkan satu perangkat korespondensi dalam bahasa kerabat tersebut, perlu diperhatikan faktor berikut.<ref name=":0" />
 
# Sebuah fonem yang distribusinya paling banyak dalam sebuah bahasa kerabat merupakan pantulan linear dari fonem proto.
# Fonem yang ditetapkan dalam butir pertama di atas harus didukung pula dengan distribusi geografisnya yang luas atau fonem itu terdapat dalam banyak daerah bahasa.
# Fonem proto yang ditetapkan dengan ketentuan butir pertama dan kedua hanya boleh menurunkan satu perangkat korespondensi fonemis.
 
== Rekonstruksi Morfemis ==
Tingkat rekonstruksi yang lain adalah rekonstruksi morfemis (antarbahasa kerabat), yang mencakup pula rekonstruksi atas [[alomorf]]-alomorf (rekonstruksi untuk menetapkan bentuk tua dalam ''satu'' bahasa). Apabila telah melakukan rekonstruksi fonemis, maka diperoleh hal berikut.
 
# Rekonstruksi fonem proto yang memantulkan atau menurunkan fonem-fonem dalam bahasa-bahasa kerabat sekarang.
# Dengan memulihkan semua fonem bahasa-bahasa kerabat sekarang sebagai pantulan linear dalam pasangan kata-katanya ke suatu fonem proto, maka sudah berhasil pula dilakukan '''rekonstruksi morfemis''' (kata dasar atau bentuk terikat), yaitu menetapkan suatu morfem proto yang diperkirakan menurunkan morfem-morfem dalam bahasa-bahasa kerabat sekarang. Sama halnya dengan fonem proto, maka morfem proto biasanya ditandai dengan tanda asterik (*) di depannya.
 
== Rekonstruksi Luar dan Rekonstruksi Dalam ==
'''Rekonstruksi luar''' merupakan rekonstruksi yang dilakukan terhadap dua bahasa kerabat atau lebih untuk menemukan bentuk-bentuk protonya. '''Rekonstruksi dalam''' (''internal reconstruction'' atau rekonstruksi internal) merupakan rekonstruksi yang dilakukan dalam satu bahasa untuk mendapatkan bentuk-bentuk tuanya. Rekonstruksi internal adalah suatu metode pemulihan suatu bahasa pada tahap perkembangan tertentu pada masa lampau, dengan tidak mempergunakan bahan-bahan dari bahasa lain, tetapi hanya menggunakan data-data dari bahasa itu sendiri. Beberapa peristiwa dalam sejarah suatu bahasa meninggalkan data-data atau bekas-bekas tertentu sehingga dengan mempergunakan data-data tersebut dapat diturunkan kesimpulan tertentu tentang suatu keadaan pada masa sebelumnya. Rekonstruksi dalam dilakukan melalui:<ref name=":0" />
 
=== Adanya Alomorf ===
Dalam bahasa Indonesia, kita menjumpai kata kerja, seperti ''berjalan, belajar, berdiri, bekerja, bercukur, berhias''. Di samping itu, terdapat pula bentuk-bentuk, seperti ''terjadi, terlarang, terlihat, terlanjur, tertikam''. Dalam analisis [[linguistik deskriptif]], bentuk-bentuk tersebut memiliki morfem dasar ''jalan, ajar, diri, kerja, cukur, hias; jadi, larang, lihat, anjur, tikam.'' Bentuk tersebut juga memiliki morfem terikat, yaitu ''ber-, be-, bel-; ter-, te-, tel-.'' Ada kaidah yang menyatakan bahwa terdapat satu morfem untuk variasi bentuk-bentuk tersebut, sedangkan ketiga bentuk dari setiap satuan ''(ber-, be-, bel-; ter-, te-, tel-)'' disebut sebagai [[Alomorf|alomorf.]] Dalam [[Linguistik historis|linguistik historis,]] kita mempersoalkan bentuk dasar bahasa-bahasa yang ada dewasa ini kepada [[Bahasa purba|bahasa-bahasa purba]] (bahasa-bahasa proto) atau bahasa-bahasa yang menurunkan bahasa-bahasa kontemporer. Apakah bentuknya pada masa lampau itu ''ber-,'' atau ''be-,'' atau ''bel-;'' apakah bentuk dasarnya adalah ''ter-,'' atau ''e-,'' atau ''tel-.'' Sesuai dengan prinsip rekonstruksi morfemis melalui rekonstruksi fonemis, kita dapat menentukan bentuk morfem-morfem terikat itu pada masa lampau. Berdasarkan prinsip kesederhanaan dan penghematan serta melihat distribusi setiap alomorf, maka dapat disimpulkan bahwa bentuk proto alomorf-alomorf di atas adalah */bər/ dan */tər/.
 
=== Netralisasi ===
Dalam bahasa Indonesia, terdapat posisi /b/ pada posisi akhir, seperti dalam kata ''lembab, sebab, sabtu'' yang diucapkan dengan /p/ menjadi /ləmbap/, /səbap/, /saptu/. Dalam segmen yang lebih panjang, seperti ''kelembaban,'' fonem /b/ dapat ducapkan dengan /kələmbaban/ atau /kələmbapan/. Hal serupa juga terjadi dalam bahasa Jerman Modern. Keenam konsonan /p/, /t/, /k/, /b/,/d/, dan /g/ dapat muncul dalam posisi awal dan tengah, tetapi dalam posisi akhir hanya ada /p/, /t/, /k/. Misal: ''taw'''b'''en'' 'tuli' menjadi ''taw'''p'''; to.'''d'''e'' 'kematian' menjadi ''to.'''t'''; ta'''g'''es'' 'hari' menjadi ''ta.'''k.''''' Biasanya dikatakan bahwa konsonan /b/, /d/, /g/ secara deskriptif mengalami proses '''netralisasi''' pada posisi akhir dan diganti dengan konsonan /p/, /t/, /k/. Kenyataan ini memberi peluang untuk menarik kesimpulan lebih jauh bahwa secara historis dalam bahasa Jerman yang lebih tua, konsonan /b/, /d/ dan /g/ harus muncul juga pada proses akhir.
 
== Referensi ==