Pabrik Gula Purwokerto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
top: Perbaikan kesalahan ketik
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Beberapa paragraf diambil tanpa menyunting dari artikel di www.banjoemas.com
Baris 9:
Pabrik Gula Purwokerto dipimpin oleh M.C. Brandes. Perkebunan tebu milik pabrik ini tersebar dari sekitar [[Purwokerto (kota)|Purwokerto]], [[Ajibarang, Banyumas|Ajibarang]], [[Karangpucung, Purwokerto Selatan, Banyumas|Karangpucung]], [[Banteran, Sumbang, Banyumas|Banteran]], [[Pamijen, Sokaraja, Banyumas|Pamijen]], [[Pandak, Baturraden, Banyumas|Pandak]], dan [[Berkoh, Purwokerto Selatan, Banyumas|Berkoh]], ini terlihat pada jalur rel kereta lori pada peta Belanda tahun 1944. Namun daerah yang tidak dapat dibangun rel lori tebu diangkut kerbau dengan menggunakan gerobak dengan tenaga pendorong manusia.
 
Beberapa rumah-rumah pegawai masih ditempati hingga kedatangan pasukan [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|Jepang]] pada tahun 1942.[[Berkas:Potret kelompok dengan Tuan Wilkenson, Erkelens, Van der Reest dan Seurmondt di PG Purwokerto 1900-1910(1).jpg|jmpl|Wilkenson, Erkelens, Van der Reest, dan Seurmondt di depan rumah pegawai Pabrik Gula Purwokerto pada tahun 1900-1910. ]]
Pada tahun 1915 perusahaan Pabrik Gula Purwokerto dipimpin oleh Ferdinand Hendrik Schroder yang menikah dengan Jeanne Doornik putri dari Charles Doornik. Saat masa-masa akhir PG Purwokerto beroperasi, pabrik ini kemudian dipimpin oleh L. Stegeman. Setelah Hindia Belanda mengalami krisis ekonomi (Maliese yan berlangsung mulai tahun 1928) pabrik ini tidak bisa dipertahankan lagi. Pada tahun 1935 PG Purwokerto akhirnya gulung tikar dan asetnya digabungkan dengan Pabrik Gula Kalibagor. Beberapa rumah-rumah pegawai masih ditempati hingga kedatangan pasukan [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|Jepang]] pada tahun 1942.
 
Dalam ingatan penulis, salah seorang pegawai PG Purwokerto berkebangsaan Belanda bernama Max Doornik (Lahir di Klaten, 4 Maret 1886) yang menjabat sebagai pengawas kebun/mandor menikahi gadis lokal asal [[Bukateja, Purbalingga|Bukateja]] bernama Robingah. Max Doornik adalah anak ke tujuh dari sepuluh bersaudara, ayahnya bernama Jacob Gerrit Doornik beristrikian pribumi Gusti Suminahu yang masih keturunan [[Keraton Surakarta Hadiningrat|Keraton Surakarta]]. Jacob Gerrit Doornik adalah kakak dari Charles Doornik yang diatas.
[[Berkas:Potret kelompok dengan Tuan Wilkenson, Erkelens, Van der Reest dan Seurmondt di PG Purwokerto 1900-1910(1).jpg|jmpl|Wilkenson, Erkelens, Van der Reest, dan Seurmondt di depan rumah pegawai Pabrik Gula Purwokerto pada tahun 1900-1910. ]]
[[Berkas:Rumah Administrator PG Purwokerto 1900-1905(1).jpg|jmpl|Rumah Administatur Pabrik Gula Purwokerto pada tahun 1900-1905.]]
Pada Desember 1945 sampai Juli 1947 rumah administatur Pabrik Gula Purwokerto menjadi Markas Resimen Purwokerto. Pada waktu Belanda melancarkan [[Agresi Militer Belanda I]] di Purwokerto pada Juli 1947, rumah ini menjadi stasiun pengisian bahan bakar tentara Belanda sampai Desember 1949. Pada tahun 1959 bangunan ini menjadi kantor dan pangkalan bus Damri, pada akhirnya di tahun 1990-an tempat sekitar rumah administatur berubah menjadi komplek ruko yang diberi nama Ruko Satria.