Tirto Adhi Soerjo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 9:
Pada [[1973]], pemerintah mengukuhkannya sebagai [[Bapak Pers Nasional]]. Pada tanggal [[3 November]] [[2006]], Tirto mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional melalui Keppres RI no 85/TK/2006.<ref>{{Cite web |url=http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/112006/10/0103.htm |title=Tokoh Jabar dapat anugrah |access-date=2006-11-10 |archive-date=2007-03-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070311012313/http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/112006/10/0103.htm |dead-url=yes }}</ref>
 
== MedanSarekat Prijaji ==
Setelah pulang dari [[Maluku]] ke [[Jawa]], Tirto melakukan kunjungan ke para saudagar dan para bangsawan seperti yang dilakukan [[Wahidin Soedirohoesodo]]. {{Sfn|Raditya|Dahlan|2008|p=43}}Kunjungan-kunjungan ini dilakukan untuk menggalang dana guna sebagai biaya untuk mendirikan terbitan surat kabarnya. Selama kunjungan tersebut, dia juga menyampaikan gagasannya untuk mendirikan sebuah perhimpunan yang bertujuan untuk memajukan kaum pribumi yang dia sebut "bangsa yang terprentah" agar terlepas dari penjara [[Kolonialisme|kolonial]]. Tokoh-tokoh yang dia kunjungi dalam perencanaan perhimpunan ini , seperti Raden Mas Prawirodiningrat yang saat itu menjabat sebagai Jaksa Kepala [[Batavia]], Taidji’in Moehadjilin, Tamrin Mohammad Tabrie dan Bachram.<ref>{{Cite web|last=Raditya|first=Iswara N|date=8 Desember 2018|title=Peran Besar Tirto Adhi Soerjo dalam Sejarah Pergerakan Nasional|url=https://tirto.id/peran-besar-tirto-adhi-soerjo-dalam-sejarah-pergerakan-nasional-dbnq|website=tirto.id|language=id|access-date=26 November 2021}}</ref>
 
Baris 27:
# Keuntungan dari biaya taman kanak-kanak dan kursus, biaya makan dan pondok, pameran serta penjualan karya produksi pribumi yang dikelola perhimpunan.
 
Bersamaan dengan pengumuman tersebut, susunan perhimpunan juga tertera. Susunan perhimpunan terdiri dari Prawirodiningrat sebagai Ketua, Tirto sebagai sekretaris, Moehadjilin sebagai komandan distrik [[Tanah Abang, Jakarta Pusat|Tanah Abang,]] Tabrie sebagai komandan distrik [[Mangga Besar, Taman Sari, Jakarta Barat|Mangga Besar]] dan Bachram sebagai komandan distrik [[Penjaringan, Jakarta Utara|Penjaringan]]. Pernyataan ini ditulis dalam Surat kabar Medan Prijaji tahun III 1909.{{Sfn|Raditya|Dahlan|2008|p=46}} Setelah pengumuman, 700 anggota telah mendaftat serta mendapatkan sumbangan sebesar 1000 florin dairi R.A.A Prawidiredja yang saat itu menjabat sebagai Bupati [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]]. Berkat saran beliau juga, surat kabar Medan Prijaji didirkan menggunakan uang sumbangannya sebagai media penyebaran informasi gerakan yang ia juga ikut serta dalam penulisan beberapa bidang di bidang politik. Akhirnya, Medan Prijaji didirkan pada 1 Januari 1907.{{Sfn|Raditya|Dahlan|2008|p=46}}
 
Perkembangan Serikat Prijaji ternyata tidak terlalu baik, apalagi sejak Moehadjilin dan ketuanya, Prawirodiningrat meninggal dan digantikan oleh Thamrin. Selain itu, sepertinya Tirto lebih sibuk mengurus Medan Prijaji yang saat itu perkembangannya sangat pesat sehingga memperparah kondisi perhimpunan.{{Sfn|Raditya|Dahlan|2008|p=47}}
 
== Perjalanan Tirto saat bergabung dengan Budi Utomo ==
Kondisi Sarekat Prijaji yang semakin meredup membuat Tirto akhirnya bergabung dengan Budi Utomo sebagai anggota cabang [[Kota Bandung|Bandung]]. Tirto berulang kali memuat tentang Budi Utomo di Medan Prijaji. Saat penyelenggaraan rapat besar Budi Utomo pada tanggal 17 Januari 1909, Tirto menyampaikan pendapatnya bahwa Budi Utomo perlu untuk merangkul para pedagang pribumi.
 
== Pandangan ==