Long March Siliwangi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
Baris 36:
4. BKR [[Keresidenan Bogor|Karesidenan Bogor]] dengan tokoh pendirinya, [[Gatot Mangkoepradja|Gatot Mangkupradja]], Eddy Sukardi, Basuni, D. Kosasih, [[Husein Sastranegara]], A.Kosasih, Dule Abdullah.
 
5. BKR [[Keresidenan Priangan|Karesidenan Priangan]] dengan tokoh pendirinya, [[Arudji Kartawinata]], Omon Abdurachman, Sjamsu, Abdullah, Suriadarma, [[Sukanda Bratamanggala]], Hidajat, Supari, Sumarsono, Abdurachman.
 
6. BKR [[Keresidenan Cirebon|Karesidenan Cirebon]] dengan tokoh pendirinya, Asikin, Sumarsono, Rukman, Effendy dan Sjafei.
Baris 84:
Dukungan itu dilanjutkan dengan langkah Didi Kartasasmita menghubungi
sejumlah mantan opsir KNIL dari KMA Bandung diantaranya A.H.Nasution,
Rahmat Kartakusuma, Daan Jahja, Singgih, Arudji Kartawinata, [[Asikin Judakusumah]], [[Syam'un|KH Sam’un]], [[Husein Sastranegara]] dan Sastraprawira untuk
Judakusumah, KH Sam’un, Husein Sastranegara dan Sastraprawira untuk
berkumpul di Tasikmalaya pada 20 Oktober 1945 dalam usaha pembentukan TKR
Jawa Barat.
Baris 96 ⟶ 95:
1. Panglima Komandemen : Mayor Jendral Didi Kartasasmita
 
2. Kepala Staf : Kolonel [[AH Nasution|A.H.Nasution]]
 
3. Staff Komandemen : Letnan Kolonel Kartakusumah, Mayor Akil, Mayor Kadir, Mayor Suryo dan Kapten Satari
Baris 146 ⟶ 145:
 
Kesatuan Siliwangi yang sudah mulai terkondisikan berhasil mengadakan
pertemuan pada November 1947 di Taraju, Tasikmalaya Selatan yang dihadiri oleh Kolonel A.H.Nasution, Kolonel Hidayat, Letkol Sutoko, Letkol [[Ahmad Yunus Mokoginta|H.Y.Mokoginta]], Mayor Rambe, Kapten D.Suprayogi, Kapten Sakadipura, Kapten Kresno, Letkol Eddy Sukardi, Mayor Sidik Brotosewoyo, Mayor Askari, Kapten Hadi, Kapten Saragin, Kapten Djerman Prawirawinata, Kapten S.L.Tobing, Lettu Tatang Soemantri, Kapten Sugilar, Lettu Ace Kapten Zen dan Lettu Abas Herwan.
pertemuan pada November 1947 di Taraju, Tasikmalaya Selatan yang dihadiri :
Kolonel A.H.Nasution, Kolonel Hidayat, Letkol Sutoko, Letkol [[Ahmad Yunus Mokoginta|H.Y.Mokoginta]], Mayor Rambe, Kapten D.Suprayogi, Kapten Sakadipura, Kapten Kresno, Letkol Eddy Sukardi, Mayor Sidik Brotosewoyo, Mayor Askari, Kapten Hadi, Kapten Saragin, Kapten Djerman Prawirawinata, Kapten S.L.Tobing, Lettu Tatang Soemantri, Kapten Sugilar, Lettu Ace Kapten Zen dan Lettu Abas Herwan.
 
Pertemuan tersebut guna menyampaikan instruksi kepada setiap kesatuan dari Divisi Siliwangi yang berisi tentang pembentukan kantong- kantong pertahanan bagi kesatuan TNI. Kantong pertahanan ini kemudian dinamakan Wehrkreise. yang merata dibentuk di semua distrik. Untuk itu pasukan disebar dan dikembalikan ke daerah asalnya. Membentuk organisasi wehrkreise, sub wehrkreise gerilya sebagai pemerintah militer yang dinamakan Komando Distrik Militer (KDM) dan kader-kader desa. Tiap-tiap wehrkreise harus menegakkan terus de facto RI secara gerilya.
Baris 187 ⟶ 185:
* Pemindahan-pemindahan akan dilaksanankan dan diselesaikan selekas mungkin, selambat-lambatnya dalam 21 hari setelah penandatanganan dan perjanjian gencatan senjata.. Berdasarkan pasal-pasal tersebut, tidak hanya Divisi Siliwangi yang harus melakukan hijrah. Divisi Brawijaya dari Jawa Timur yang terdiri dari Brigade Narotama, Suropati dan Ronggolawe pun juga harus meninggalkan markasnya.
 
Jawa Barat wilayah yang masih dimiliki Republik berdasarkan garis ''status qou'' yaitu meliputi:
 
* Serang laut,
Baris 504 ⟶ 502:
{{Uncategorized|date=Maret 2020}}
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Sejarah militer Indonesia]]
[[Kategori:Komando Daerah Militer III/Siliwangi]]