Muar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: di era → pada era (WP:BAHASA)
Baris 67:
Muar kaya dengan sejarah tetapi karena ketiadaan catatan sejarah yang sempurna dan bukti-bukti arkeologi, kebanyakan sejarah silam Muar tidak diketahui. Tepercaya sejarah Muar telah dimulai lebih awal dari Kekaisaran [[Malaka]]. Pada tahun 1361, ada catatan yang menyatakan Muar adalah bagian dari wilayah kekaisaran [[Majapahit]]. Catatan lain pula ada menyebut bahwa Parameswara, pendiri kerajaan Malaka, pernah mendirikan pemukiman di [[Pagoh]], Ulu Muar setelah melarikan diri dari Temasik sebelum menuju ke Melaka. Muar juga adalah tempat terletaknya satu-satunya makam kesultanan Malaka yaitu [[Sultan Alauddin Riayat Shah 1]] (1477-1488). Makam Kesultanan Malaka yang lain telah dirusak dengan kejam oleh [[Portugis]] selama penaklukan mereka ke atas Malaka. Muar turut berperan dalam mengendalikan serangan militer Portugis pada tahun 1511. Untuk menangani serangan armada Portugis, [[Benteng Bentayan]] telah dibangun oleh Sultan Malaka untuk mematahkan serangan dari arah laut.
Muar dipada era Portugis juga menempatkan sebuah kubu yaitu 'Fortaleza de Muar' untuk mempertahankan koloni Portugis dari serangan Belanda dan [[Aceh]].
 
Muar adalah kota di-Raja di selatan Johor. Ia pernah menjadi sebuah Kerajaan merdeka dan berdaulat yang diperintah oleh [[Sultan Ali]] dalam waktu yang singkat (1855 - 1877), ketika dominasi negara bagian Johor (kecuali Muar) telah diserahkan kepada Dato 'Temenggong [[Daing Ibrahim]] di bawah perjanjian di antara Inggris di [[Singapura]] dan Sultan Ali. Sultan Ali adalah pewaris sebenarnya kesultanan Johor tetapi kelemahannya telah menyebabkan pemerintahan Johor dikuasai oleh Temenggong. Setelah dia mangkat pada 1877, Muar akhirnya menjadi bagian dari provinsi Johor. Kota Muar juga dikenal sebagai [[Bandar Maharani]], nama yang diberikan oleh [[Sultan Abu Bakar Daeng Ibrahim|Maharaja Abu Bakar]] pada 1884. Muar selama bertahun-tahun adalah kota terbesar kedua di Johor tetapi posisi tersebut telah diambil alih oleh [[Batu Pahat]]. Namun, Muar masih merupakan kota kedua terpenting dari segi administratif setelah ibu kota Johor Bahru.