Manusia Solo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bhant (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 19295796 oleh 36.69.202.115 (bicara)
Tag: Pembatalan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: di zaman → pada zaman (WP:BAHASA)
Baris 109:
Sedangkan Paparan Sahul atau Dataran Sahul adalah bagian dari lempeng landas kontinen benua [[Australia (benua)|Sahul]] (Benua Australia-Papua) yang terletak di lepas [[pantai]] utara Australia dan lautan selatan [[Pulau Papua]]. Paparan Sahul membentang dari Australia utara, meliputi [[Laut Timor]] menyambung ke timur di [[laut Arafura]] yang menyambung dengan [[Pulau Papua]]. Ketika permukaan air laut turun pada [[zaman es]] [[Pleistosen]], Paparan Sahul adalah dataran terbuka di atas permukaan laut.
 
Teori Jawa sebagai tempat asal peradaban purba bertolak dari [[fakta]] bahwa [[pulau]] ini berada di wilayah [[khatulistiwa]] dengan iklim yang sangat ideal bagi kehidupan manusia. Akan terasa janggal bila manusia-manusia itu justru lebih suka tinggal di lokasi yang memiliki empat musim, karena pada [[Musim Dingin|Musim Salju]] tentulah sangat dingin membeku. Terlebih dipada zaman es sekitar dua juta tahun yang lalu. Maka tidak berlebihan bila sebagian ahli mengemukakan teori bahwa Paparan Sunda dan Paparan Sahullah sesungguhnya tempat kelahiran serta pertahanan hidup Ras Mongoloid dan Australoid. Terlebih bila mengingat di pulau ini juga hadir leluhur ''Homo erectus soloensis'', yakni ''Pithecanthropus erectus'', sang ''missing link'' yang oleh antropolog dan zoolog Jerman [[Ernst Haeckel]] dianggap peralihan sempurna antara kera dan manusia.<ref name="Arif & Sukatno"/>
 
== Kepunahan ''Homo erectus soloensis'' ==
Baris 129:
Teori lain memaparkan, kepunahan manusia purba secara umum berkaitan dengan badai meteor yang pernah menghantam bumi sekitar 12.000 tahun lalu. Peristiwa [[alam]] ini diduga membinasakan para manusia purba, termasuk hewan-hewan raksasa seperti [[dinosaurus]] dan [[mammoth]]. Para peneliti yakin tragedi tersebut memicu perubahan suhu hingga mencapai 2.200 derajat celcius.<ref name="SoloPos13Juni2012">{{cite web | url=http://www.solopos.com/2012/06/13/mengapa-manusia-purba-punah-ini-jawabnya-193174 |title=Mengapa Manusia Purba Punah? Ini Jawabnya |last=Zuhri |first=Amiruddin |publisher=Solopos Digital Media |date=2012-06-13 |accessdate=2017-10-21}}</ref>
 
Sulit bagi makhluk-makhluk dipada zaman itu untuk bertahan, baik saat meteor menerjang maupun di saat kondisi alam mengalami kerusakan dan perubahan [[iklim]] yang ekstrem setelahnya.
 
Memang, penyebab punahnya ''Homo erectus soloensis'' secara pasti masih menjadi teka-teki dan perdebatan di kalangan ilmuwan. Bisa jadi karena mereka dimangsa predator, kalah bersaing dengan manusia modern (''Homo sapiens''), epidemi, faktor eksternal planet (seperti meteor), kurang pandai bersosialisasi, atau semua itu sekaligus.