Tahun 2008 puisi-puisi Bode dibahas oleh Ahmad Syubanuddin Alwy di Dewan Kesenian Cirebon (DKC).Antologi puisi tunggalnya '''Mendaki Kantung Matamu (Ultimus-2010),''' masuk nominasi Khatulistiwa Literary Award 2010. Manuskrip puisinya bertajuk '''Dada Tuhan (2013),''' masuk dalam 5 besar Jabar Award. Tahun 2016, Bode Diundang sebagai pembicara dalam borak buku sekaligus pembaca puisi di Rumah Pena, Kuala Lumpur Malaysia. Di samping menulis puisi, Bode juga dikenal sebagai penulis naskah lakon dan Cerpen. Pada tahun 2005 cerpennya dibukukan dalam antologi pemenang sayembara menulis cerpen nasional '''''Sang Kecoak'' (Insist-2005).''' Pada tahun 2012 kumpulan cerita pendek tunggalnya '''''Istri Tanpa Clurit''''' diterbitkan Ultimus. Di tahun yang sama, cerpennya bertajuk '''Penulis Biografi''' masuk dalam sederet finalis Kompetisi Tulis Nusantara, dan diterbitkan Gramedia. Naskah-naskah lakon Bode Riswandi telah dipentaskan oleh beberapa kelompok teater, selain dipentaskan sendiri di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali, bersama kelompoknya Teater 28 Unsil di Tasikmalaya. Naskah lakon berjudul '''HAK PETO,''', menjadi naskah terfavorit dan terbanyak dipentaskan dalam Festival Drama Basa Sunda (FDBS) pada tahun 2014 di Bandung. Di Tahun 2015, diundang Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menjadi bagian dalam ''workshop'' penulisan naskah teater berbasis riset dengan latar album keluarga’65. Naskah lakon berjudul '''FADE OUT''' merupakan hasil dari ''workshop'' bersama DKJ, melalui naskah ini pula Bode Riswandi pada akhir tahun 2016 harus di BAP oleh Kepolisian Resort Kota Tasikmalaya, dan atas desakan beberapa ormas akhirnya jadwal pertunjukan pun dibatalkan. Kesungguhan Bode dalam dunia sastra yang digelutinya, telah mengantarkan dia pada beberapa penghargaan yang diterimanya. Tahun 2005 menjadi duta kesenian dalam misi kebudayaan ke Malaysia. Tahun 2010 mendapat penghargaan sebagai sastrawan muda dari Pemkot Tasikmalaya. Tahun 2012 mendapat penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI sebagai penggagas Gerakan Tasikmalaya Membaca. Tahun 2014 mendapat penghargaan Anugerah Peduli Pendidikan (APP) dari Menteri Pendidikan Republik Indonesia. Tahun 2019 Antologi puisi '''Mereka Terus Bergegas''', mendapat anugerah Hari Puisi Indonesia sebagai 5 besar puisi terpilih.{{fact}}