MRT Jakarta: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 37:
'''Moda Raya Terpadu Jakarta''' (disingkat '''MRT Jakarta''' atau '''MRTJ''', {{Lang-en|Jakarta Mass Rapid Transit}}) adalah sistem transportasi rel [[angkutan cepat]] di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Proses pembangunan moda transportasi ini dimulai tahun 2013. Jalur pertama layanan MRT Jakarta dioperasikan tanggal 24 Maret 2019, menjadikannya layanan moda raya terpadu pertama yang beroperasi di [[Indonesia]].<ref name=":4">{{Cite web|last=|first=|date=24 Maret 2019|title=Jokowi Resmikan MRT di Bundaran HI|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190324092718-20-380130/jokowi-resmikan-mrt-di-bundaran-hi|website=CNN Indonesia|access-date=2021-01-12}}</ref><ref name=":2">{{Cite web|date=25 Maret 2019|title=MRT Pertama di Indonesia Resmi Beroperasi|url=https://www.voaindonesia.com/a/mrt-pertama-di-indonesia-resmi-beroperasi/4846596.html|website=VOA Indonesia|access-date=2021-02-20}}</ref>
Layanan MRT Jakarta dioperasikan oleh PT MRT Jakarta (Perseroda), [[badan usaha milik daerah]] [[DKI Jakarta]]. Jalur yang telah beroperasi saat ini merupakan jalur sepanjang 15,7 km yang menghubungkan Stasiun Lebak Bulus dengan Stasiun Bundaran HI.<ref name=":3">{{Cite web|last=Farras|first=Bernhart|last2=
== Sejarah ==
Baris 44:
Ide pembangunan MRT di Jakarta telah dicetuskan sejak 1985 oleh Kepala [[Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi]] saat itu, [[B. J. Habibie]]. Pihak BPPT mengatakan bahwa pertumbuhan populasi di Jakarta menurun antara tahun 1985 hingga 1990. Namun, pertumbuhan kota satelit Jakarta tinggi sehingga mobilitas warga dari ibukota ke [[Jabodetabekpunjur|Bodetabek]] sangat besar. Jalan-jalan di Jakarta dinilai akan tidak mampu lagi mengakomodasi mobilitas penduduk. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu moda transportasi yang mengakomodasi mobilitas masyarakat dari wilayah Bodetabek.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Santosa|first=Wimpy|last2=Basuki|first2=Tri|date=2003|title=JAKARTA MASS RAPID TRANSIT PROJECT: AN ECONOMIC REVIEW|url=https://www.semanticscholar.org/paper/JAKARTA-MASS-RAPID-TRANSIT-PROJECT%3A-AN-ECONOMIC-Santosa-Basuki/a79e2fe3155b400c93a6d0c08504f522859d7329|journal=[[Universitas Katolik Parahyangan]]}}</ref><ref name=":1">{{Cite web|last=Gumelar|first=Galih|date=12 Maret 2019|title=MRT, 'Mimpi' Jakarta Sejak 1985 yang Akhirnya Terwujud|url=https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190311200105-92-376315/mrt-mimpi-jakarta-sejak-1985-yang-akhirnya-terwujud|website=CNN Indonesia|access-date=2021-02-21}}</ref>
Diperkirakan sekitar empat juta penduduk di wilayah Jabodetabek [[Komuter|menglaju]] setiap harinya. Masalah transportasi ini mulai menarik perhatian politik. Pada tahun 2004, studi oleh [[Badan Kerja Sama Internasional Jepang]] (JICA) mengungkapkan bahwa pertumbuhan kendaraan di Jabodetabek yang sangat cepat akan mulai berakibat pada arus lalu lintas. Jika tidak ada terobosan untuk membangun sebuah sistem transportasi publik yang utama, hal tersebut akan mengakibatkan kemacetan yang semakin padat dan semakin parah. Hal ini jika terjadi secara berlanjut, maka pada tahun 2020 semua penduduk akan terhalang kemacetan bahkan pada saat baru keluar dari garasi mereka.<ref>{{Cite web|last=
Transportasi umum yang ada di Jakarta juga baru melayani sekitar 56% dari [[komuter]] sehari-hari. Angka ini tentunya harus ditingkatkan lagi mengingat pertumbuhan populasi kendaraan yang cukup tinggi. Rata-rata pertumbuhan kendaraan bermotor di Jakarta berjumlah 9,5%, sementara untuk pertumbuhan panjang jalan hanya mencapai 0,1% pada rentang tahun 2005 hingga 2010. Hal ini tentunya harus disiasati dengan suatu kebijakan untuk mengurangi dan mencegah terjadinya kemacetan yang sangat parah.<ref>{{Cite web|last=
Rencana pembangunan MRT Jakarta telah digulirkan dari masa ke masa sebagai salah satu pilihan untuk mengurai kemacetan. Pada tahun 1996, pemerintahan Presiden [[Soeharto]] menetapkan pembangunan MRT Jakarta dengan rute Blok M–Stasiun Jakarta Kota sepanjang 14 km dan dibangun di bawah tanah. Namun, usaha ini gagal akibat adanya [[Krisis finansial Asia 1997|krisis ekonomi 1997–1998]]. Pada tahun 2000, proyek ini kembali dilanjutkan setelah kondisi sosial-politik ekonomi Indonesia membaik. Ketika itu kajian tentang
Rencana Induk Transportasi Terpadu untuk Jabodetabek (''Study on Integrated Transportation Master Plan for Jabodetabek'' –
SITRAMP) tahap I dimulai. Poin utama dari SITRAMP I adalah pengkajian ulang proyek MRT rute Fatmawati–Monas dan pemasangan konsep untuk SITRAMP II. Atas permintaan Pemerintah Indonesia, JICA mendapat kepercayaan oleh Pemerintah Jepang untuk mengerjakan kajian SITRAMP II yang berlangsung sejak November 2001 sampai Maret 2004. JICA menawarkan rute Fatmawati–Monas dengan beberapa alternatif desain pembangunan kepada pemerintah yang didapatkan setelah melakukan studi kelayakan.<ref name=":0"/> Meskipun begitu, usaha untuk membangun MRT baru diseriuskan kembali pada tahun 2005. Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] menetapkan MRT Jakarta sebagai proyek nasional. Dari penetapan ini, proses-proses persiapan pembangunan jalur pertama MRT Jakarta dimulai. Pemerintah Jepang juga bersedia untuk memberikan pinjaman pada proyek nasional ini.<ref name=":1"/><ref>{{Citebook|author=Susanto|first=Agus et al.|year=2020|title=Menuju Ratangga: Kereta Kota Kita|location=Jakarta|publisher=PT MRT Jakarta|
=== Pengembangan pertama ===
Baris 57:
Proses pengembangan jalur pertama MRT Jakarta dimulai saat Presiden SBY menetapkan sistem ini sebagai proyek nasional. Pada November 2006, ditandatangani perjanjian pinjaman pertama kepada JICA untuk proyek MRT. Perjanjian tersebut memuat pendanaan studi dan pendanaan pekerjaan konstruksi untuk jalur pertama MRT.<ref>{{Cite web|date=28 November 2006|title=Jepang Danai Mega Proyek MRT|url=https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-713660/jepang-danai-mega-proyek-mrt|website=detikFinance|access-date=2021-02-21}}</ref><ref>{{Cite web|date=29 November 2006|title=Jepang Beri Pinjaman Untuk Pembangunan MRT|url=https://www.antaranews.com/berita/47467/jepang-beri-pinjaman-untuk-pembangunan-mrt|website=ANTARA News|access-date=2021-02-21}}</ref> Pada tanggal 17 Juni 2008, Pemerintah DKI Jakarta mendirikan PT MRT Jakarta sebagai perusahaan [[badan usaha milik daerah]] penunjang pembangunan dan pengoperasian MRT Jakarta.<ref name=":1" /><ref>{{Cite web|title=Sejarah|url=https://jakartamrt.co.id/id/sejarah|website=MRT Jakarta|access-date=2021-02-21}}</ref>
Pengerjaan desain dasar jalur pertama ini dilakukan pada tahun 2010 hingga 2012. Pada tanggal 26 April 2012, pencanangan persiapan proyek Jalur Utara–Selatan MRT Jakarta dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta [[Fauzi Bowo]].<ref>{{cite web|last=Hamdani|first=Trio|date=27 Desember 2019|title=Indonesia Akhirnya Punya MRT|url=https://finance.detik.com/infrastruktur/d-4837412/indonesia-akhirnya-punya-mrt|website=detikFinance|access-date=2020-12-05}}</ref> Setahun setelahnya, pada tanggal 11 Juni 2013 ditandatangani tiga kontrak proyek pertama, yaitu konstruksi lintasan bawah tanah.<ref>{{Cite web|last=
Konstruksi lintasan fase pertama Jalur Utara–Selatan telah tersambung sepenuhnya pada tanggal 29 November 2017.<ref>{{cite web|date=1 November 2017|title=MRT Jakarta focuses on constructing station, depot|url=https://www.thejakartapost.com/news/2017/11/01/mrt-jakarta-focuses-on-constructing-stations-depot.html|website=The Jakarta Post|language=en|access-date=2020-12-05}}</ref> Mulai tanggal 12 Maret 2019, jalur ini dibuka untuk umum dalam kegiatan uji coba publik terbatas yang berlangsung hingga sebelum peresmian.<ref>{{cite web|last=
=== Pengembangan lanjutan ===
Pada saat yang sama dengan peresmian fase pertama Jalur Utara–Selatan, Presiden Joko Widodo juga mencanangkan pembangunan fase kedua Jalur Utara–Selatan.<ref name=":4" /><ref name=":2" /><ref name=":3" /> Proses konstruksi fase kedua ini, khususnya fase IIA dinilai akan terlambat dari target. Hal ini disebabkan adanya [[Pandemi COVID-19 di Indonesia|Pandemi COVID-19]] yang berimbas pada anggaran serta proses pelelangan kontrak. Akibatnya, ada beberapa paket kontrak yang digabung dan dilakukan secara pengadaan langsung. Target pembangunan segmen pertamanya yang awalnya selesai tahun 2024, diyakini akan terlambat hingga tahun 2025.<ref name=":6">{{Cite web|last=
== Pendanaan ==
Baris 145:
Jalur Utara–Selatan merupakan jalur pertama MRT Jakarta. Jalur ini menghubungkan daerah [[Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan|Lebak Bulus]] di selatan dengan [[Ancol, Pademangan, Jakarta Utara|Ancol]] di utara. Jalur ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu Fase I dan Fase II. Jalur ini memiliki warna merah di peta sehingga disebut juga dengan ''Red Line''.
Fase I Jalur Utara–Selatan merupakan jalur sepanjang 15,7 km yang menghubungkan [[Stasiun MRT Lebak Bulus|Stasiun Lebak Bulus]] dengan [[Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia|Stasiun Bundaran HI]]. Stasiun ini melayani 13 stasiun meliputi 7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah. Pembangunan fase ini dimulai pada tanggal 10 Oktober 2013.<ref name=":5" /> Pada tanggal 24 Maret 2019, fase ini mulai beroperasi penuh setelah diresmikan pada tanggal yang sama.<ref name=":4" /><ref name=":2" /><ref name=":3" /> Fase ini memiliki fasilitas depo di Lebak Bulus sebagai tempat perawatan rangkaian MRT.<ref>{{Cite web|last=
Fase II Jalur Utara–Selatan merupakan pembangunan kelanjutan dari Fase I yang memiliki panjang total 13,3 km. Fase ini menghubungkan Stasiun Bundaran HI dengan Stasiun dan Depo Ancol. Tahap II terbagi dalam dua tahap pembangunan, yaitu Fase IIA dengan Fase IIB. Fase IIA meliputi pembangunan dari Stasiun Bundaran HI menuju Stasiun Kota. Fase IIB meliputi pembangunan dari Stasiun Kota menuju Depo di Ancol Barat. Pembangunan Fase IIA secara resmi dimulai 24 Maret 2019 bersamaan dengan peresmian Fase I. Pembangunan fisik dari Fase IIA sendiri rencananya baru dimulai pada bulan Maret 2020.<ref>{{Cite web|last=Fajar|first=Taufik|date=17 Februari 2020|title=Ini Tahapan Pembangunan MRT Fase II|url=https://economy.okezone.com/read/2020/02/17/320/2169709/ini-tahapan-pembangunan-mrt-fase-ii|website=okefinance|access-date=2021-02-22}}</ref> Namun karena adanya [[Pandemi COVID-19 di Indonesia|Pandemi COVID-19]], pembangunan Fase IIA terlambat hingga Juni 2020.<ref>{{cite web|last=
== Armada ==▼
{{utama|Kereta rel listrik MRT Jakarta}}▼
[[Berkas:MRTset12.jpg|jmpl|Salah satu Ratangga memasuki Stasiun Blok A]]▼
Saat ini, MRT Jakarta menggunakan [[Kereta Rel Listrik|kereta rel listrik]] yang diproduksi oleh konsorsium [[Nippon Sharyo]] dari [[Jepang]]. Rangkaian kereta ini dikenal juga dengan nama Ratangga yang diambil dari kitab karangan [[Mpu Tantular]]. Kata Ratangga ini memiliki arti ''kendaraan beroda'', ''kereta'', atau ''kereta perang'' dalam [[bahasa Jawa Kuno]].<ref>{{Cite web|last=|first=|date=10 Desember 2018|title=MRT Diberi Nama Ratangga, Diambil dari Kitab Mpu Tantular|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181210203056-20-352576/mrt-diberi-nama-ratangga-diambil-dari-kitab-mpu-tantular|website=CNN Indonesia|access-date=2021-01-10}}</ref><ref>{{Cite web|last=
== Maskot ==▼
Pada tanggal 15 Agustus 2018, MRT Jakarta meluncurkan maskot yang bernama Marti bersamaan dengan aplikasi mobile MRT-J. Marti adalah seorang anak laki-laki berumur sembilan tahun yang melambangkan rasa ingin tahu serta keinginan yang cerah menyongsong masa depan. Maskot ini digambarkan berbentuk bulat dan mirip dengan tampak depan Ratangga. Peluncuran maskot Marti bertujuan untuk memperkenalkan moda transportasi MRT Jakarta kepada masyarakat sebagai sebuah moda transportasi publik baru untuk masa depan Jakarta.<ref>{{Cite web|last=
== Rencana pengembangan ==▼
=== Lin Timur–Barat ===
Baris 163 ⟶ 173:
Jalur Timur–Barat merupakan jalur kedua MRT Jakarta yang menghubungkan [[Cikarang]] di timur dengan [[Balaraja, Tangerang|Balaraja]] di barat melewati daerah [[Jakarta Pusat]]. Jalur ini memiliki panjang kurang lebih 87 km.<ref name=":8">{{Cite web|last=Anjaeni|first=Rahma|date=8 Maret 2020|title=MRT targetkan pembangunan jalur fase III bisa dimulai tahun depan|url=https://industri.kontan.co.id/news/mrt-targetkan-pembangunan-jalur-fase-iii-bisa-dimulai-tahun-depan?page=all|website=Kontan.co.id|access-date=2021-02-22}}</ref> Proses pembangunannya sendiri dibagi menjadi beberapa fase. Jalur ini rencananya akan terintegrasi dengan Jalur Utara–Selatan di Stasiun Thamrin.<ref>{{Cite web|last=Indraini|first=Anisa|date=3 Agustus 2020|title=Mengintip Desain 'Wah' 2 Stasiun Baru MRT Jakarta|url=https://finance.detik.com/infrastruktur/d-5117764/mengintip-desain-wah-2-stasiun-baru-mrt-jakarta|website=detikFinance|access-date=2021-01-12}}</ref>
Fase III merupakan tahap pertama dari pembangunan Jalur Timur–Barat. Fase ini membentang sepanjang kurang lebih 31,7 km yang menghubungkan [[Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur|Ujung Menteng]] dengan [[Kalideres, Jakarta Barat|Kalideres]]. Pada awalnya, fase ini diperkirakan mulai pembangunan pada tahun 2020.<ref>{{cite web|last=
▲== Armada ==
▲{{utama|Kereta rel listrik MRT Jakarta}}
▲[[Berkas:MRTset12.jpg|jmpl|Salah satu Ratangga memasuki Stasiun Blok A]]
▲Saat ini, MRT Jakarta menggunakan [[Kereta Rel Listrik|kereta rel listrik]] yang diproduksi oleh konsorsium [[Nippon Sharyo]] dari [[Jepang]]. Rangkaian kereta ini dikenal juga dengan nama Ratangga yang diambil dari kitab karangan [[Mpu Tantular]]. Kata Ratangga ini memiliki arti ''kendaraan beroda'', ''kereta'', atau ''kereta perang'' dalam [[bahasa Jawa Kuno]].<ref>{{Cite web|last=|first=|date=10 Desember 2018|title=MRT Diberi Nama Ratangga, Diambil dari Kitab Mpu Tantular|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181210203056-20-352576/mrt-diberi-nama-ratangga-diambil-dari-kitab-mpu-tantular|website=CNN Indonesia|access-date=2021-01-10}}</ref><ref>{{Cite web|last=Nada Nailufar|first=Nibras|date=10 Desember 2018|title=Ratangga, Nama Baru Kereta MRT Jakarta...|url=https://megapolitan.kompas.com/read/2018/12/10/20080971/ratangga-nama-baru-kereta-mrt-jakarta|website=KOMPAS.com|access-date=2021-01-10}}</ref> Setiap rangkaian terdiri atas enam kereta dengan kereta yang terletak paling depan dan paling akhir memiliki kabin masinis.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=28 April 2019|title=MRT Jakarta : Ratangga|url=https://arek.its.ac.id/hmsits/berita/mrt-jakarta-ratangga/|website=Himpunan Mahasiswa Sipil [[Institut Teknologi Sepuluh Nopember]]|access-date=2021-01-11}}</ref> Kereta ini mulai dikerjakan di Jepang pada tahun 2015 dan mulai didatangkan ke Indonesia pada tahun 2018.<ref>{{Cite web|last=Rika|first=Hesti|last2=Audriene Mutmainah|first2=Dinda|date=4 April 2018|title=Dua Rangkaian Kereta MRT Datang, Siap Uji Coba Agustus|url=https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180404175240-92-288274/dua-rangkaian-kereta-mrt-datang-siap-uji-coba-agustus|website=CNN Indonesia|access-date=2021-01-10}}</ref><ref>{{Cite web|last=Aini Yasmin|first=Puti|date=5 April 2018|title=Gerbong MRT Tiba, Menhub Cek Langsung ke Tanjung Priok|url=https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3955616/gerbong-mrt-tiba-menhub-cek-langsung-ke-tanjung-priok|website=detikFinance|access-date=2021-01-10}}</ref> Rangkaian kereta ini dioperasikan secara otomatis menggunakan sistem persinyalan [[Sistem Kendali Kereta Berbasis Komunikasi|CBTC]] dengan [[operasi kereta otomatis]] (ATO) di tingkat GoA 2 (STO).<ref>{{Cite web|last=Priatmojo|first=Dedy|date=2 Juli 2018|title=Bukan Masinis, Ini yang Menggerakan Operasional MRT Jakarta|url=https://www.viva.co.id/berita/metro/1049800-bukan-masinis-ini-yang-menggerakan-operasional-mrt-jakarta|website=viva.co.id|access-date=2021-01-10}}</ref>
▲== Maskot ==
▲Pada tanggal 15 Agustus 2018, MRT Jakarta meluncurkan maskot yang bernama Marti bersamaan dengan aplikasi mobile MRT-J. Marti adalah seorang anak laki-laki berumur sembilan tahun yang melambangkan rasa ingin tahu serta keinginan yang cerah menyongsong masa depan. Maskot ini digambarkan berbentuk bulat dan mirip dengan tampak depan Ratangga. Peluncuran maskot Marti bertujuan untuk memperkenalkan moda transportasi MRT Jakarta kepada masyarakat sebagai sebuah moda transportasi publik baru untuk masa depan Jakarta.<ref>{{Cite web|last=Tristia Tambun|first=Lenny|date=16 Agustus 2018|title=Mau Naik MRT Jakarta? Unduh Dulu Aplikasinya|url=https://www.beritasatu.com/archive/505761/mau-naik-mrt-jakarta-unduh-dulu-aplikasinya|website=BERITASATU|access-date=2021-03-04}}</ref><ref>{{Cite web|last=Setyaningsih|first=Wuri|date=16 Agustus 2018|title=PT MRT Jakarta Luncurkan Maskot dan Aplikasi MRT|url=https://www.beritajakarta.id/read/61107/pt-mrt-jakarta-luncurkan-maskot-dan-aplikasi-mrt|website=berita jakarta|access-date=2021-03-04}}</ref>
▲== Rencana pengembangan ==
=== Fase IV ===
[[Berkas:Jakarta MRT Istora Station Platform.jpg|jmpl|Peron Stasiun Istora Mandiri]]
Pada bulan Desember 2020 Direktur Utama PT MRT Jakarta, [[William Sabandar]] mengumumkan rencana pembangunan Fase 4. Jalur Fase 4 ini menghubungkan Fatmawati dengan TMII sepanjang kurang lebih 12 km. Rute ini dinilai sebagai rute yang paling strategis karena belum ada transportasi rel yang melewati daerah tersebut. Selain itu, rute ini rencananya akan terintegrasi dengan [[Terminal Kampung Rambutan]] dan [[LRT Jabodebek]]. Saat ini proses telah dimulai untuk studi kelayakan yang selanjutnya dilakukan proses perencanaan desain. Pembangunan fase ini rencananya akan menggunakan skema Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Rencananya jalur ini akan dibangun mulai tahun 2022 dan beroperasi pada tahun 2027.<ref>{{Cite web|date=10 Desember 2020|title=MRT Jakarta bocorkan alasan rencana rute Fatmawati-TMII jadi fase 4|url=https://www.antaranews.com/berita/1888928/mrt-jakarta-bocorkan-alasan-rencana-rute-fatmawati-tmii-jadi-fase-4|website=ANTARA News|access-date=2021-02-23}}</ref><ref>{{Cite web|last=
== Tarif dan pembayaran ==
=== Tarif ===
[[Berkas:Jakarta MRT Kartu Jelajah Single Trip.jpg|jmpl|Kartu Jelajah ''single-trip'']]
Pada tanggal 26 Maret 2019 tarif MRT Jakarta ditetapkan. Tarif awal yang dikenakan sebesar Rp3.000 sebagai tarif minimal dan bertambah Rp1.000 setiap melewati stasiun. Tarif tertinggi sebesar Rp14.000, yaitu perjalanan dari Stasiun Lebak Bulus ke Stasiun Bundaran HI.<ref>{{Cite web|last=Wirayani|first=Prima|date=26 Maret 2019|title=Semua Sepakat! Ini Dia Tarif Resmi MRT Jakarta Antar-Stasiun|url=https://www.cnbcindonesia.com/news/20190326165052-4-63025/semua-sepakat-ini-dia-tarif-resmi-mrt-jakarta-antar-stasiun|website=CNBC Indonesia|access-date=2021-02-23}}</ref> Tarif ini mulai berlaku pada tanggal 1 April 2019.<ref>{{Cite web|last=
=== Metode pembayaran ===
==== Kartu Jelajah ====
[[Berkas:Jakarta MRT ticket vending machine.jpg|jmpl|Mesin tiket otomatis]]
Dalam rangka memenuhi kebutuhan [[tiket elektronik]] pada pengoperasian MRT, PT MRT Jakarta telah merilis tiket elektronik yang diberi nama Kartu Jelajah.<ref>{{Cite web|last=Romadoni|first=Ahmad|date=4 Februari 2019|title=MRT Kenalkan Tiket Perjalanan Bernama 'Kartu Jelajah'|url=https://kumparan.com/@kumparannews/mrt-kenalkan-tiket-perjalanan-bernama-kartu-jelajah-1549251383879964517|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2019-03-22}}</ref> Kartu pembayaran ini dirilis dalam dua jenis kartu, yaitu kartu untuk perjalanan tunggal (''single-trip'') dan kartu prabayar untuk perjalanan berkali-kali (''multi-trip''). Untuk kartu ''single-trip'' hanya bisa digunakan untuk sekali perjalanan dan diwajibkan untuk isi ulang (''top-up'') dengan rentang waktu maksimal 7 hari setelah pembelian. Sementara untuk kartu ''multi-trip'' dapat digunakan berkali-kali selama saldo di dalam kartu masih mencukupi.<ref>{{Cite web|last=Malik|first=Dusep|date=5 Februari 2019|title=Mengintip 'Kartu Jelajah', Uang Elektronik untuk Naik MRT Jakarta – VIVA|url=https://www.viva.co.id/berita/bisnis/1118043-mengintip-kartu-jelajah-uang-elektronik-untuk-naik-mrt-jakarta?page=all|website=viva.co.id|access-date=2019-03-22}}</ref><ref>{{Cite web|last=
==== Jak Lingko ====
Untuk mengoptimalkan angkutan antarmoda, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimplementasikan cara pembayaran terintegrasi menggunakan kartu [[Jak Lingko]]. Program ini merupakan kelanjutan dari program yang ada sebelumnya yakni sistem OK-Otrip. Kartu ini dapat digunakan juga untuk [[LRT Jakarta]], [[Transjakarta]], dam [[KRL Commuter Line]].<ref>{{Cite web|last=Natalyn|first=Ezra|last2=
==== Kartu elektronik perbankan ====
Baris 202 ⟶ 203:
Pada tanggal 27 April 2020, pembayaran dan pembelian tiket mulai digunakan pada aplikasi buatan PT MRT Jakarta, yaitu aplikasi MRT-J. Pembayaran melalui aplikasi ini menggunakan beberapa layanan [[Dompet elektronik|dompet digital]] seperti [[Dana (pembayaran)|Dana]], [[LinkAja]], [[OVO (pembayaran)|OVO]], dan [[Gojek|GoPay]]. Setelah pengguna melakukan pembayaran, pengguna hanya perlu mendekatkan ponsel kepada alat pembaca [[kode QR]] di pintu penumpang sehingga pintu terbuka otomatis.<ref>{{Cite web|last=Rahardyan|first=Aziz|date=27 April 2020|title=MRT Jakarta Sediakan Aplikasi Tiket via QR-Code, Bisa Dicoba Mulai Hari Ini|url=https://jakarta.bisnis.com/read/20200427/77/1233239/mrt-jakarta-sediakan-aplikasi-tiket-via-qr-code-bisa-dicoba-mulai-hari-ini|website=Bisnis.com|access-date=2021-02-23}}</ref>
==== Kartu Multi Trip
Sejak bulan Oktober 2021, Kartu Multi Trip (KMT) Commuter Line dapat digunakan di layanan MRT Jakarta. Meskipun demikian, hingga saat ini penggunaan KMT masih berupa uji coba penerapan bersamaan dengan layanan LRT Jakarta dan Transjakarta.<ref>{{Cite news|last=Anwar|first=Muhammad Choirul|date=13 Oktober 2021|title=KMT KRL Kini Bisa Dipakai untuk Naik MRT, LRT, dan Transjakarta|url=https://money.kompas.com/read/2021/10/13/084643526/kmt-krl-kini-bisa-dipakai-untuk-naik-mrt-lrt-dan-transjakarta?page=all|work=KOMPAS.com|access-date=2021-12-03}}</ref><ref>{{Cite news|last=Yati|first=Rahmi|date=12 Oktober 2021|title=KAI Commuter Uji Coba Kartu Multi Trip di MRT, LRT, dan TransJakarta Koridor 1|url=https://ekonomi.bisnis.com/read/20211012/98/1453645/kai-commuter-uji-coba-kartu-multi-trip-di-mrt-lrt-dan-transjakarta-koridor-1|work=Bisnis.com|access-date=2021-12-03}}</ref>
== Referensi ==
|