Ibenzani Usman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 24:
 
=== Musik ===
DiSejak luarusia disiplinsepuluh akademiknyatahun, diIbenzani bidangsudah senipandai rupa,memainkan Ibenzanipiano. tetapTamat menyalurkansekolah kemampuannyadasar dalampada musik.1950, Komposisiia musikmelanjutkan Ibenzanipendidikan dike antaranya[[SMP untukNegeri koor,1 musikPadang]] seriosadan Indonesia[[SMA Negeri 1 Padang]], musikmasing-masing rakyatdiselesaikannya Sumatrapada Barat,1953 dan nyanyian kanak-kanak1956. Karya-karyanyaSaat berupadi laguSMA, MinangIbenzani masihmulai lengendarisaktif sampaimelakukan saatkegiatan-kegiatan ini,kesenian di antaranya:lingkungan "Lintuah",sekolah "Pulanglahdan Yuang",luar Sadiah",sekolah. "PasanDengan Bundo"beberapa temannya, "MolahIbenzani Manari",membentuk "Lambokgrup Malam",musik. danPenguasaannya laguterhadap khususalat berjudulmusik "Minangpiano Rhapsody".mengantarnya Lagumemenangkan "Lintuah"perlombaan dibawakanpiano olehdi [[EllyPadang Kasim]]pada 1955 dan [[OslanBandung Husein]]pada 1957.{{sfn|Masoed Abidin|2005|pp=186–187}}{{sfn|Jurnal Kebudayaan Genta Budaya|1995|pp=78–80}}
 
Dalam memainkan musik, Ibenzani cenderung menggunakan alat musik piano dan biola, bukan alat musik tradisional seperti saluang atau rabab.{{sfn|Masoed Abidin|2005|pp=186–187}} Komposisi musik Ibenzani di antaranya untuk koor, musik seriosa Indonesia, musik rakyat Sumatra Barat, dan nyanyian kanak-kanak. Karya-karyanya berupa lagu Minang masih lengendaris sampai saat ini, di antaranya: "Lintuah", "Pulanglah Yuang", Sadiah", "Pasan Bundo", "Molah Manari", "Lambok Malam", dan lagu khusus berjudul "Minang Rhapsody". Lagu "Lintuah" dibawakan oleh [[Elly Kasim]] dan [[Oslan Husein]].{{sfn|Masoed Abidin|2005|pp=186–187}}{{sfn|Jurnal Kebudayaan Genta Budaya|1995|pp=78–80}}
 
Sejak usia sepuluh tahun, Ibenzani sudah pandai memainkan piano. Tamat sekolah dasar pada 1950, ia melanjutkan pendidikan ke [[SMP Negeri 1 Padang]] dan [[SMA Negeri 1 Padang]], masing-masing diselesaikannya pada 1953 dan 1956. Saat di SMA, Ibenzani mulai aktif melakukan kegiatan-kegiatan kesenian di lingkungan sekolah dan luar sekolah. Dengan beberapa temannya, Ibenzani membentuk grup musik. Penguasaannya terhadap alat musik piano mengantarnya memenangkan perlombaan piano di Padang pada 1955 dan Bandung pada 1957.{{sfn|Masoed Abidin|2005|pp=186–187}}{{sfn|Jurnal Kebudayaan Genta Budaya|1995|pp=78–80}}
 
Untuk almamaternya, ITB, Ibenzani mewariskan dua lagu ciptaan yang sejak tahun 1961 selalu didengungkan setiap perayaan wisuda, yakni "Selamat Datang Tunas Warga ITB" dan "Selamat Jalan Sarjana ITB". Sebagai pencipta lagu, beberapa karyanya mendapat perhatian pengamat musik nasional. Pada 1964, dua lagu seriosa ciptaannya, "Ajakan Suci" dan "Putera Persada" dipilih dan dinyanyikan dalam ajang pemilihan [[Bintang Radio se-Indonesia]]. Pada ajang yang sama, dua karyanya kembali terpilih pada 1965, yakni Pesan "Kartini" dan "Bahana Revolusi". Terakhir dalam pemilihan Bintang Radio se-Indonesia pada 1975, terpilih lagunya berjudul "Desaku". Tak hanya handal dalam mencipta lagu, Ibenzani piawai dalam mengolah komposisi paduan suara. Ia berhasi menyabet salah satu gelar juara dalam ajang Komposisi Paduan Suara di [[Taman Ismail Marzuki]] (TIM) pada 1975 dan 1978.{{sfn|Masoed Abidin|2005|pp=186–187}}{{sfn|Jurnal Kebudayaan Genta Budaya|1995|pp=78–80}}{{sfn|Nazif Basir|2017|pp=151–153}}