Gunung Semeru: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib) k →Galeri Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
Angayubagia (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 27:
|easiest_route= [[Tumpang, Malang|Tumpang]], [[Kabupaten Malang]]
}}
'''Gunung Semeru''' atau '''Gunung Meru''' adalah sebuah [[gunung berapi kerucut]] di [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di [[Pulau Jawa]], dengan puncaknya ''Mahameru'', 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung ini terbentuk akibat
Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten, yakni [[Kabupaten Malang]] dan [[Kabupaten Lumajang]], Provinsi [[Jawa Timur]]. Gunung ini termasuk dalam kawasan [[Taman Nasional Bromo Tengger Semeru]]. Semeru mempunyai kawasan [[hutan Dipterokarp Bukit]], [[hutan Dipterokarp Atas]], [[hutan Montane]], dan [[hutan Ericaceous|Hutan Ericaceous atau hutan gunung]]. Posisi geografis Semeru terletak antara 8°06' [[Lintang Selatan|LS]] dan 112°55' [[Bujur Timur|BT]].
Baris 36:
Di puncak Gunung Semeru (Puncak Mahameru) pendaki disarankan untuk tidak menuju [[kawah Jonggring Saloko]], juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya [[gas beracu]]n dan aliran [[lahar]]. Gas beracun ini dikenal dengan sebutan '''''Wedhus Gembel''''' ([[Bahasa Jawa]] yang berarti "[[kambing]] gimbal", yakni kambing yang berbulu seperti rambut gimbal) oleh penduduk setempat. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajat [[Celsius]], pada puncak musim [[kemarau]] minus 0 derajat Celsius, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai.
Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Pada
Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300-800 meter. Material yang keluar pada setiap letusan berupa [[abu]], [[pasir]], [[kerikil]], bahkan batu-batu [[panas]] menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun [[1994]] lahar panas mengaliri lereng selatan Gunung Semeru dan telah memakan beberapa korban jiwa, walaupun pemandangan sungai panas yang berkelok- kelok menuju ke [[laut]] ini menjadi tontonan yang sangat menarik.
Erupsi pada awal Januari 2021 mengakibatkan penduduk 5
[[Soe Hok Gie]], salah seorang tokoh [[aktivis]] [[Indonesia]] dan [[mahasiswa]] Fakultas Sastra [[Universitas Indonesia]], meninggal di Gunung Semeru pada tahun [[1969]] akibat menghirup asap beracun di Gunung Semeru. Dia meninggal bersama rekannya, [[Idhan Dhanvantari Lubis]].
|