Siklus fosforus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up |
k Bot: seringkali → sering kali (bentuk baku) |
||
Baris 5:
== Fosfat di lingkungan ==
Fosfor merupakan nutrien esensial bagi tumbuhan dan hewan yang berupa ion PO<sub>4</sub><sup>3-</sup> dan HPO<sub>4</sub><sup>2-</sup>. Ini adalah bagian dari molekul DNA, dari molekul yang menyimpan energi (ATP dan ADP) dan lemak dari membran sel, artinya bentuk fosfor seperti fosfat memiliki peran besar dalam pembentukan DNA, energi sel, dan membran sel.<ref>{{Cite web|last=US EPA|first=OW|date=2013-11-27|title=Indicators: Phosphorus|url=https://www.epa.gov/national-aquatic-resource-surveys/indicators-phosphorus|website=US EPA|language=en|access-date=2021-01-14}}</ref> Fosfor juga termasuk bahan penyusun tulang dan gigi manusia dan hewan. Fosfor dapat ditemukan di perairan, tanah ataupun sedimen. Berbeda dengan senyawa lainnya, fosfor tidak ditemukan di udara dalam bentuk gas. Hal ini karena fosfor kebanyakan berbentuk cair pada suhu dan tekanan yang normal. Di atmosfer kita dapat menemukan fosfor sebagai partikel debu yang sangat kecil. Fosfor bergerak perlahan dari endapan di darat dan di sedimen, ke organisme hidup, dan jauh lebih lambat lagi ke dalam tanah dan air sedimen. Fosfor paling sering di temukan dalam formasi batuan dan sedimen laut sebagai garam fosfat. Garam fosfat yang dilepaskan dari batuan melalui pelapukan biasanya larut dalam air tanah dan akan diserap tanaman. Karena jumlah fosfor dalam tanah kecil,
Fosfor bereaksi dengan kalsium (Ca<sup>2+</sup>), magnesium (Mg<sup>2+</sup>), besi (Fe<sup>3+</sup>), dan aluminium (Al<sup>3+</sup>). Reaksi fosfor di tanah bergantung pada tingkat keasaman, ppada tanah masam, fosfor terlarut dalam larutan tanah bereaksi dengan Fe dan Al membentuk kelarutan rendah Fe dan Al fosfat.<ref name=":1">{{Cite web|title=Phosphorus Cycle {{!}} Southwest Research and Outreach Center|url=https://swroc.cfans.umn.edu/research/soil-water/phosphorus-cycle|website=swroc.cfans.umn.edu|access-date=2021-01-14}}</ref> Secara Biologis jumlah fosfor yang tersedia di alam relatif kecil sehingga produktivitas di banyak ekosistem darat dan perairan sering dibatasi oleh ketersediaan fosfor. Adanya campur tangan manusia dalam siklus fosfor dapat menimbulkan kerusakan di alam dengan konsekuensi tinggi. Misalnya, polusi fosfor pada badan air oleh limbah dan drainase dari lahan pertanian dapat berkontribusi dalam pertumbuhan ganggang biru-hijau beracun, kematian biota air, dan penurunan drastis kualitas badan air yang terkena dampak.<ref>{{Cite journal|last=Turner|first=Benjamin L.|last2=Raboy|first2=Victor|date=2019|title=Phosphorus cycle|url=https://www.accessscience.com/content/phosphorus-cycle/508930|journal=Access Science|language=en|doi=10.1036/1097-8542.508930}}</ref> Ekspor P dari tanah terjadi terutama melalui serapan tanaman. Fosfor juga dapat diekspor dari tanah melalui aliran permukaan dan erosi atau kehilangan permukaan melalui pencucian. Reaksi penyerapan dan desorpsi P terjadi pada permukaan dan tepi hidro oksida, mineral lempung, dan karbonat. Penyerapan umumnya terjadi oleh ikatan kovalen P dengan Fe dan Al di tanah asam dan kalsium karbonat (CaCO<sub>3</sub>) di tanah basa. Reaksi presipitasi dan pelarutan sangat mempengaruhi ketersediaan P di dalam tanah. Pelarutan mineral P terjadi ketika mineral P larut seiring waktu dan mengisi kembali P dalam larutan tanah. Reaksi ini meningkatkan ketersediaan P. Di sisi lain, pengendapan terjadi ketika mineral P terbentuk dengan menghilangkan P dari larutan tanah. Reaksi ini menurunkan ketersediaan P. Pengendapan dan pelarutan merupakan proses yang sangat lambat. Pelarutan dan pengendapan P juga dapat terjadi karena perubahan potensi lembu merah yang disebabkan oleh genangan air musiman atau berkala dan pengeringan tanah. Siklus mikroba P dari bentuk larut anorganik ke bentuk organik tidak larut dikenal sebagai imobilisasi. Kebalikannya dikenal sebagai mineralisasi. Mineralisasi P dikatalisis oleh enzim fosfatase.<ref name=":1" />
|