Bissu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RXerself (bicara | kontrib)
cn
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: seringkali → sering kali (bentuk baku)
Baris 14:
== Peran dalam budaya Bugis ==
[[Berkas:Bissu sembahyang.jpg|ka|jmpl|225px|Bissu sedang melakukan ritual sembahyang]]
Peran Bissu pada masa kerajaan-kerajaan Bugis kuno sangat besar. Bissu pada masa itu masuk dalam lingkaran birokrasi kerajaan. Para Bissu ini diberi jabatan sebagai penasihat spiritual raja. Bahkan para Bissu diberi kewenangan untuk menobatkan raja. [[Masyarakat]] percaya bahwa doa yang dilakukan Bissu sangat berpengaruh pada kewibawaan raja. Selain itu para Bissu juga diberi tugas sebagai pemuka adat dan sebagai pimpinan kepercayaan Bugis pra Islam. Semua kebijakan dan keputusan raja saat itu didasari oleh persetujuan dan pertimbangan dari Bissu, misalnya ketika raja akan melakukan perang dengan kerajaan lain, raja berkonsultasi terlebih dahulu dengan Bissu. Bissu juga memiliki kewenangan untuk menentukan hari-hari baik untuk memulai pekerjaan-pekerjaan besar dan penting, misalnya untuk pembangunan rumah atau rumah ibadah, perjalanan-perjalanan penting, memulai pekerjaan di sawah dan lain sebagainya. Bissu juga memimpin upacara-upacara adat seperti upacara pernikahan, kehamilan, kelahiran, kematian, persembahan, tolak bala, nazar dan lain sebagainya. Selain itu para Bissu juga mendapat tugas untuk merawat dan menjaga pusaka kerajaan, yang disebut ''arajang''. [[Orang Bugis|Masyarakat Bugis]] memercayai bahwa ''arajang'' adalah benda-benda pusaka yang diturunkan dewata dari langit. ''Arajang'' seringkalisering kali juga disebut sebagai ''alameng'' atau ''palakka''. Arti kata ''arajang'' dalam bahasa Bugis adalah keagungan, kemuliaan dan kebesaran. Karena dianggap benda yang sangat suci dan bertuah, yang menjadi simbol kekuatan supranatural, maka arajang diberi nama kehormatan seperti nama manusia terhormat. Ada arajang yang diberi nama ''Puang Bekeru'', ''Bakaka'', ''Pongoroe'', ''Sapadilae'', dan ''Cakkuridi''. Benda-benda ''arajang'' yang menjadi pusat penghormatan dalam acara-acara yang dipimpin Bissu bentuknya bermacam-macam, seperti keris, tombak, bajak sawah (''rakkala'') dan lain sebagainya.<ref name="Bissu"> {{cite journal|title= Bissu: Keistimewaan Gender dalam Tradisi Bugis|author= Titiek Suliyati|journal= Endogami:Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi|volume= 2|number= 1|year= 2018|issn= 2599-1078|page= 56-57|url= https://ejournal.undip.ac.id/index.php/endogami/article/view/21303}} </ref>
 
== Relasi dengan budaya Islam lokal di Sulawesi ==