Hari Ibu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.2 |
|||
Baris 27:
Hari Ibu di Indonesia dirayakan secara nasional pada tanggal 22 Desember. Tanggal ini diresmikan oleh Presiden [[Soekarno]] di bawah Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. Tanggal tersebut dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Kini, arti Hari Ibu telah banyak berubah, [[dimana]] hari tersebut kini diperingati dengan menyatakan rasa cinta terhadap kaum ibu. Orang-orang saling bertukar hadiah dan menyelenggarakan berbagai acara dan kompetisi, seperti lomba memasak dan memakai [[kebaya]].<ref name="wardhani">{{cite web |title= In observance of Mother's Day |author= Wardhani, Lynda K. |work= [[The Jakarta Post]] |date= 22 December 2010 |url= http://www.thejakartapost.com/news/2010/12/22/in-observance-mother’s-day.html |access-date= 2021-11-04 |archive-date= 2016-03-04 |archive-url= https://web.archive.org/web/20160304204032/http://www.thejakartapost.com/news/2010/12/22/in-observance-mother%E2%80%99s-day.html |dead-url= yes }}</ref>
Hari Ibu <ref>{{cite web|url=https://beritawarganet.com/twibbon-hari-ibu-2021-sampaikan-sayang-kepada-ibu-di-sini/|title=Twibbon Hari Ibu|publisher=UN}}</ref> di Indonesia dirayakan pada ulang tahun hari pembukaan [[Kongres Perempuan Indonesia]] yang pertama, yang digelar dari 22 hingga 25 Desember 1928.<ref name="indonesia"/><ref name="bulbeck"/> Kongres ini diselenggarakan di sebuah gedung bernama Dalem Jayadipuran,<ref>[http://www.javanologi.info/main/index.php?page=agenda&id=102 Dalem Jayadipuran] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110721214311/http://www.javanologi.info/main/index.php?page=agenda&id=102 |date=2011-07-21 }}, Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta</ref> yang kini merupakan kantor Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional di Jl. Brigjen Katamso, [[Yogyakarta]]. Kongres ini dihadiri sekitar 30 organisasi wanita dari 12 kota di [[Jawa]] dan [[Sumatra]]. Di Indonesia, organisasi wanita telah ada sejak 1912, terinspirasi oleh pahlawan-pahlawan wanita Indonesia pada abad ke-19 seperti [[Kartini]], [[Martha Christina Tiahahu]], [[Cut Nyak Meutia]], [[Maria Walanda Maramis]], [[Dewi Sartika]], [[Nyai Ahmad Dahlan]], [[Rasuna Said]], dan sebagainya.<ref name="indonesia">{{citation |title= Sejarah Perayaan Nasional Hari Ibu 22 Desembe |author=seenthing |date= 21 December 2010 |url= http://www.shvoong.com/writing-and-speaking/ezines-and-newsletters/2089852-sejarah-perayaan-nasional-hari-ibu/ }}</ref> Kongres dimaksudkan untuk meningkatkan hak-hak perempuan di bidang pendidikan dan pernikahan.<ref name="robinson"/>
Indonesia juga merayakan [[Hari Kartini]] pada 21 April, untuk mengenang aktivis wanita [[Raden Ajeng Kartini]]. Ini merupakan perayaan terhadap emansipasi perempuan.<ref name="bulbeck">{{citation |title= Sex, Love and Feminism in the Asia Pacific: A Cross-cultural Study of Young People's Attitudes |series= ASAA women in Asia |author= Chilla Bulbeck |publisher= Routledge |year= 2009 |isbn= 9781134104697 |url= http://books.google.es/books?id=chqofjVED54C&pg=PA94&lpg=PA94&dq=mother's+day+indonesia&source=bl&ots=luKvRo2DKd&sig=o1E7OBDaKYB_Yabpr-QNAJo_YnU&hl=en&sa=X&ei=1CccUKKnAqb80QWzmIC4AQ&ved=0CEMQ6AEwAg#v=onepage&q=mother's%20day%20indonesia&f=false }}</ref> Peringatan tanggal ini diresmikan pada Kongres Perempuan Indonesia 1938.<ref name="robinson">{{citation |title= Gender, Islam and Democracy in Indonesia |series= ASAA women in Asia |author= Kathryn Robinson |publisher= Routledge |year= 2009 |pages= 3, 36, 44, 72 |isbn= 9781134118830 |url= http://books.google.es/books?id=V9OBgXw7m1kC&pg=PA36&lpg=PA36&dq=mother's+day+indonesia&source=bl&ots=F3SIjMrLsn&sig=-Nd2jHMaE9FaqRYovpIPLCQALZs&hl=en&sa=X&ei=1CccUKKnAqb80QWzmIC4AQ&ved=0CEkQ6AEwAw#v=onepage&q=mother's%20day%20indonesia&f=false }}</ref> Pada saat Presiden Soekarno menetapkan [[Kartini]] sebagai pahlawan nasional emansipasi wanita dan hari lahir Kartini sebagai memperingati hari emansipasi wanita nasional, tetapi banyak warga Indonesia yang memprotes dengan berbagai alasan, di antaranya Kartini hanya berjuang di [[Jepara]] dan [[Rembang]], Kartini lebih pro-[[Belanda]] daripada tokoh wanita seperti [[Cut Nyak Dien]], dll. Karena [[Soekarno]] sudah terlanjur menetapkan [[Hari Kartini]] maka Soekarno berpikir bagaimana cara memperingati pahlawan wanita selain [[Kartini]] seperti [[Martha Christina Tiahahu]], [[Cut Nyak Meutia]], [[Maria Walanda Maramis]], [[Dewi Sartika]], [[Nyai Ahmad Dahlan]], [[Rasuna Said]], dll. Akhirnya Soekarno memutuskan membuat [[Hari Ibu Nasional]] sebagai hari mengenang pahlawan wanita alias pahlawan kaum ibu-ibu dan seluruh warga Indonesia menyetujuinya.{{fact}}
|