Suku Dayak Kadazan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gayamentari (bicara | kontrib)
Penambahan referensi, pranala, dan rujukan SDK
k menambahkan pranala
Baris 16:
Penamaan "Kadazandusun" sempat dilakukan oleh Hoguan siou Orang dusun yang bernama Tun Fuad pada era 50-an. Ia merubah nama lama "Orang Dusun" yang dibuat oleh Orang-orang Brunsi menjadi nama baru, yakni "Kadazan". Dalam perkembangannya kemudian, nama itu berubah menjadi "Kadazandusun" dengan menyatukan dua sub kelompok masyarakat, yakni kelompok "Kadazan" dan kelompok "Orang Dusun" yang masih eksis. Dengan demikian, penamaan "Kadazandusun" sebenarnya merupakan gabungan dari kedua sub-kelompok tersebut. Di sisi lain, "Kadazandusun" diartikan sebagai penutur bahasa dusun.<ref>{{Cite book|last=Nancy, dkk.|first=Ariany|date=2007|url=https://wwfint.awsassets.panda.org/downloads/versi_indonesia_revisi01092013_cetakfinish.pdf|title=Masyarakat di Heart of Borneo|location=Malaysia|publisher=WWF|pages=10|url-status=live}}</ref>
 
Orang Kadazandusun berpusat di pedalaman Sabah, yaitu Kudat (Rungus), Sandakan (Orang Sungai) Beluran, Ranau, Tambunan, Pinampang, keningau (Orang-Orang Kadazandusun di kawasan ini berasal dari Tembunan dan Ranau), Kuala Penyu (Dusun Tatana) dan beberapa daerah lagi di Sabah. Suku Dayak Kadazandusun dipanggil dengan sebutan '''Orang Sungai''' atau '''Sumandakia Sungut''' di sepanjang [[sungai Kinabatangan]] di Sandakan. Perkawinan campur antara Orang [[Tionghoa]] dan Kadazandusun telah melahirkan suku campuran "SinoKadazandusun" di Pinampang, Tembunan, Ranau dan Kuala Penyu.
 
== Kehidupan Suku Dayak Kadazandusun ==
Orang Kadazandusun memiliki beberapa macam perayaan. Salah satu jenis perayaan yang berbeda daripada suku lainnya ialah perayaan [[Tadau Kaamatan]] ([[Harvest Day]]). Orang Kadazan tidak mempunyai batasan dalam jumlah anak, sehingga mereka cenderung memiliki banyak anak. Dalam berbagai hal, [[suku Dayak]] Kadazandusun memiliki tradisi kuat dalam ilmu [[mistik]]. Setelah kedatangan agama [[Kristen]]/[[Katolik]] dan [[Islam]], kebanyakan mereka telah memeluk agama tersebut namun masih melestarikan sebagian adat leluhur, dan agama nenek moyang [[Momolianisme]] masih bertahan.
 
Masayarakat Kadazandusun merupakan masyarakat yang memiliki sistem sosial [[Egalitarianisme|egaliter]] dengan sistem keturunan [[bilateral]]. Mereka umumnya tinggal di sebuah bangunan rumah berbentuk panjang dengan beberapa kelompok keluarga yang tinggal di satu atap. Masyarakat Kadazandusun memiliki keyakinan bahwa kehidupan [[Sekularisme|sekular]] sangat erat kaitannya dengan kehidupan [[Spiritualitas|spiritual.]] Oleh karenanya, harus dijaga dengan baik agar hidup secara seimbang dan harmonis.<ref>{{Cite web|first=Editor Kompas Travel|date=3 Juni 2008|title=Pengalaman Bermalam dengan Suku Kadazan|url=https://nasional.kompas.com/read/2008/06/03/09241356/pengalaman.bermalam.dengan.suku.kadazan|website=Kompas.com|access-date=22 Februari 2021}}</ref>
 
== Rujukan ==