Vagueness: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Agung Snd (bicara | kontrib)
Melengkapi subjudul dan referensi
Baris 27:
''Artikel utama: [[:en:Supervaluationism|Supervaluationism]]''
 
Pendekatan teoretis lain dikenal sebagai " [[:en:Supervaluationism|supervaluasionisme]] ". Pendekatan ini dipertahankan oleh [[Kit Fine]] dan Rosanna Keefe. Fine berpendapat bahwa penetapan batas dari suatu predikat samarkabur bukanlah benar atau salah, melainkan merupakan kondisi yang berada dalam "kesenjangan [[:en:Truth_value|nilai kebenaran]] ". Dia membela sistem semantik samarkabur yang menarik dan rumit, berdasarkan gagasan bahwa predikat samarkabur mungkin "dibuat tepat" dalam banyak cara. Sistem ini memiliki konsekuensi bahwa kasus batas istilah yang samarkabur akan menghasilkan pernyataan yang bukan benar atau salah.<ref>{{Cite book|last=Fine|first=Kit|date=2002|title=The Limits of Abstraction|url-status=live}}</ref>
 
Dalam semantik supervaluasionis, seseorang dapat mendefinisikan predikat "supertrue" sebagai arti "benar pada semua presifikasi". Predikat ini tidak akan mengubah pernyataan semantik atomis (mis "Frank botak", di mana Frank adalah kasus batas kebotakan), tetapi memiliki konsekuensi bagi pernyataan-pernyataan yang kompleks secara logis. Secara khusus, [[Tautologi (logika)|tautologi]] logika kalimat, seperti "Frank botak atau Frank tidak botak", akan menjadi supertrue, karena pada setiap kondisi kebotakan, "Frank botak" atau "Frank tidak botak" akan menjadi benar. Karena masalah penetapan batas makna tampaknya mengancam prinsip-prinsip seperti ini (tidak termasuk tengah), fakta bahwa supervaluasionisme dapat "menyelamatkan" mereka dipandang sebagai sebuah kebajikan.
 
=== Subvaluasionisme ===
''Artikel utama: [[:en:Dialetheism|Dialetheism]]''
 
=== Pandangan ahli epistemis ===
Dalam semantik supervaluasionis, seseorang dapat mendefinisikan predikat "supertrue" sebagai arti "benar pada semua presifikasi". Predikat ini tidak akan mengubah pernyataan semantik atomis (mis "Frank botak", di mana Frank adalah kasus batas kebotakan), tetapi memiliki konsekuensi bagi pernyataan-pernyataan yang kompleks secara logis. Secara khusus, tautologi logika kalimat, seperti "Frank botak atau Frank tidak botak", akan menjadi supertrue, karena pada setiap kondisi kebotakan, "Frank botak" atau "Frank tidak botak" akan menjadi benar. Karena masalah penetapan batas makna tampaknya mengancam prinsip-prinsip seperti ini (tidak termasuk tengah), fakta bahwa supervaluasionisme dapat "menyelamatkan" mereka dipandang sebagai sebuah kebajikan.
''Artikel utama: [[:en:Epistemicism|Epistemicism]]''
 
Pendekatan keempat, dikenal sebagai " pandangan [[ahli epistemis]] ", dikemukakan [[Timothy Williamson]] (1994),<ref>{{Cite book|last=Williamson|first=T|title=Vagueness|location=London|publisher=Routledge|url-status=live}}</ref>  [[R. A. Sorensen]] (1988)<ref>{{Cite book|last=Sorensen|first=Roy. A|date=1988|title=Blindspot|location=Oxford|publisher=Clarendon Press|url-status=live}}</ref>  dan (2001),<ref>{{Cite book|last=Sorensen|first=R. A.|date=2001|title=Vagueness and Contradiction|location=Oxford|publisher=Oxford University Press|url-status=live}}</ref> dan [[Nicholas Rescher]] (2009).<ref>{{Cite book|last=Rescher|first=Nicholas|date=2009|title=Unknowability|location=|publisher=Lexington Books. Menggunakan predikat pengembara untuk mengurangi masalah.|pages=|url-status=live}}</ref> Mereka berpendapat bahwa predikat kabur memang menghendaki adanya batas-batas yang tepat, tetapi orang tidak dapat mengetahui di mana letaknya. Kebingungan seseorang tentang apakah beberapa kata kabur berlaku atau tidak dalam sebuah kasus terjadi karena ketidaktahuan dirinya. Misalnya, dalam pandangan epistemis, ada fakta masalah, untuk setiap orang, bahwa orang-orang tidak tahu apakah dia itu termasuk tua ataukah tidak.
 
=== Sebagai properti objek ===
Satu kemungkinan lain yaitu bahwa kata-kata dan konsep seseorang sangat tepat, tetapi objeknya sendiri adalah kabur. Pertimbangkan contoh [[awan]] [[Peter Unger]] (dari makalahnya yang terkenal tahun 1980, "''The Problem of the Many''"): letaknya batas awan itu tidak jelas. Untuk setiap butir uap air, orang bisa berdebat apakah itu bagian dari awan atau bukan; dan untuk seberapa banyak uap air disebut awan, orang tidak tahu bagaimana cara menjawabnya. Jadi istilah 'awan' bagi seseorang adalah tepat meski objeknya adalah kabur. Strategi ini tidak diterima dengan baik, sebagian karena makalah singkat [[:en:Gareth_Evans_(philosopher)|Gareth Evans]] "''Can There Be Vague Objects?''" (1978).<ref>{{Cite journal|last=Evans|first=Gareth|date=1978|title=Can there be vague objects?|url=https://academic.oup.com/analysis/article-abstract/38/4/208/131350?redirectedFrom=fulltext|journal=Analysis|volume=38|issue=4|pages=208|doi=10.1093/analys/38.4.208}}</ref>  Argumen Evans tampaknya menunjukkan bahwa identitas kabur itu tidak ada (misal "Princeton = wilayah Princeton "), tetapi seperti yang dijelaskan oleh Lewis (1988), Evans menerima begitu saja identitas-identitas yang sebenarnya kabur, dan bahwa bukti apa pun yang bertentangan tidak ia anggap benar. Karena bukti yang dikemukakan Evans mengandalkan asumsi bahwa istilah bisa secara tepat menunjukkan objek yang kabur; implikasinya adalah bahwa ketika asumsinya salah, maka pandangan terhadap objek yang kabur itu pun menjadi keliru.
 
Masih terkait, beberapa filsuf yang ingin mempertahankan konsep '''kekaburan ontologis''' sebagai fenomena metafisik, menganjurkan aturan-aturan deduksi alternatif melibatkan [[hukum Leibniz]] atau aturan-aturan lain untuk validitas. Mereka antara lain yaitu, [[Peter van Inwagen]] (1990),<ref>{{Cite book|last=Van Inwagen|first=Peter|date=1990|title=Material Beings|location=Ithaca, NY|publisher=Cornell University Press|url-status=live}}</ref>  [[Trenton Merricks]] dan Terence Parsons (2000).<ref>{{Cite book|last=Parsons|first=Terence|date=2000|title=Indeterminate Identity - Metaphysics and Semantics|location=Oxford|publisher=Clarendon Press|url-status=live}}</ref>
 
== Prinsip hukum ==
Dalam sistem hukum biasa, kekaburan berarti kemungkinan pembelaan legal melawan hukum dan peraturan lainnya. Asasnya adalah bahwa kekuasaan yang didelegasikan tidak dapat digunakan lebih luas dari yang dimaksudkan oleh delegator. Oleh karena itu, suatu peraturan mungkin cukup jelas untuk mengatur bidang-bidang di luar apa yang diperbolehkan oleh undang-undang. Sementara, beberapa peraturan mungkin akan "tidak berlaku karena kekaburan" sehingga tidak dapat diterapkan. Prinsip ini terkadang digunakan untuk mengakali peraturan yang melarang penjualan konten "eksplisit" atau "tidak menyenangkan" di kota tertentu. Pengadilan kerap menemukan bahwa ungkapan seperti itu terlalu luas sehingga memberikan keleluasaan kepada inspektur kota di luar apa yang diizinkan oleh undang-undang. Di AS ini dikenal sebagai [[doktrin kekaburan]] dan di Eropa sebagai [[prinsip kepastian hukum]].
 
== Lihat juga ==
 
* [[Konsep yang dasarnya dipertandingkan|Konsep yang pada dasarnya dipertandingkan]]
* [[Konsep kabur]]
* [[Kekaburan inkonstitusional]]
* [[Kebingungan]]
* [[Relevansi]]
* [[Pemahaman]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Daftar pustaka ==
 
* Deemter, Kees van. ''[https://books.google.com/books?id=jt0UDAAAQBAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false Not Exactly: In Praise of Vagueness]'' (Oxford University Press; 368 halaman; 2010). Menimbang kekaburan makna sebagai aspek yang bermanfaat dan sekaligus tak terhindarkan dalam kehidupan sehari-hari hingga dunia komputer.
* Keefe, R; Smith, P., eds. (1997). ''Vagueness: A Reader''. MIT Press Pendahuluan dari editor memberikan pandangan yang jernih dan bermanfaat seputar teori kekabutan makna dan dilengkapi koleksi makalah klasik yang terkait.
* Keefe, R. 2000. ''Vagueness''. Cambridge: Cambridge University Press. Hal teknis dijaga seminimal mungkin untuk menyajikan paparan yang jelas dan bermanfaat untuk mahasiswa dan peneliti.
* Rick Nouwen; Robert van Rooij; Uli Sauerland; Hans-Christian Schmitz, eds. Jul (2009). ''International Workshop on Vagueness in Communication (ViC, held as part of ESSLLI).'' [[:en:LNAI|LNAI]]. '''6517'''''.'' Springer. [[International Standard Book Number|ISBN]] [[:en:Special:BookSources/978-3-642-18445-1|978-3-642-18445-1]]
* Ronzitti, Giuseppina (ed.), ''Vagueness: A Guide. Logic, Epistemology, and the Unity of Science'', Springer, Dordrecht, 2011.
 
== Pranala luar ==
 
* [https://plato.stanford.edu/entries/vagueness/ "Vagueness"] entri dalam the ''[[:en:Stanford_Encyclopedia_of_Philosophy|Stanford Encyclopedia of Philosophy]]''