Peranan yang telah dilakukan oleh pers kita di saat-saat proklamasi kemerdekaan dicetuskan, dengan sendirinya sejalan dengan perjuangan rakyat Indonesia. Bahkan tidak sedikit dari para wartawan yang langsung turut serta dalam usaha-usaha proklamasi. Semboyan “Sekali Merdeka Tetap Merdeka” menjadi pegangan teguh bagi para wartawan.<ref>{{Cite web|title=MASS MEDIA {{!}} FREE FIFA {{!}} p2k.unhamzah.ac.id|url=http://p2k.unhamzah.ac.id/en4/2-3073-2970/Media_24481_p2k-unhamzah.html|website=p2k.unhamzah.ac.id|access-date=2021-12-08}}</ref> Periode tahun 1945 sampai 1949 yang biasa dinamakan periode “revolusi fisik”, membawa coraknya tersendiri dalam sifat dan fungsi pers kita. Dalam periode ini pers kita dapat digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu pertama, pers yang terbit dan diusahakan di daerah yang dikuasai oleh pendudukan sekutu, kemudian Belanda, dan kedua pers yang terbit diusahakan di daerah yang dikuasai oleh RI yang kemudian turut bergerilya.<ref>{{Cite journal|last=Samsudin|first=Dafrizal|last2=Ibrahim|first2=Faridah|date=2021|title=Indonesian and Malaysian Press Policy: Pre and Post-Independence|url=https://journal.uir.ac.id/index.php/ijmcr/article/download/7395/3421/|journal=International Journal of Media and Communication Research (IJMCR)|volume=2|issue=2|pages=01-06|issn=2722-1423}}</ref>