Kesesatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Spuspita (bicara | kontrib)
Spuspita (bicara | kontrib)
Baris 20:
 
=== '''Kesesatan''' formal ===
Kekeliruan formal atau kesesatan formal, kesalahan deduktif, kesalahan logis atau ''non sequitur'' ( bahasa Latin artinya "tidak mengikuti") didefiniskan kesalahan yang berasal dari suatu kecacatan dalam struktur [[Argumen logis|argumen]] [[Metode deduksi|deduktif]] yang membuat argumen [[Validitas (logika)|tidak valid]]. Kecacatan dapat dengan rapi diekspresikan dalam sistem logika standar.<ref name="GenslerAZ">{{Cite book|last=Gensler|first=Harry J.|date=2010|url=https://www.harryhiker.com/lc/docs/manual2.pdf|title=The A to Z of Logic|publisher=Rowman & Littlefield|isbn=9780810875968|page=74|language=en|url-status=live}}</ref> Argumen seperti itu selalu dianggap salah. Kehadiran kekeliruan formal tidak menyiratkan apa pun tentang [[premis]] argumen atau kesimpulannya. Keduanya mungkin benar-benar benar, atau bahkan lebih mungkin sebagai akibat dari argumen tersebut; tetapi argumen deduktif masih tidak valid karena kesimpulannya tidak mengikuti premis dengan cara yang dijelaskan. Kesesatan formal adalah kesesatankesalahan yang dilakukandisebabkan karenaoleh bentuk (forma) penalaranargumen yang tidak tepatsalah atau tidak sahihvalid. KesesatanKesalahan ini terjadi karena pelanggaran terhadap prinsip-prinsip logikalogis mengenaitentang termistilah dan proposisiklausa dalam suatu argumen (lihat hukum-hukum [[silogisme]]).
 
=== '''Kesesatan''' informal ===
Baris 26:
 
=== '''Kesesatan''' '''material''' ===
Kesesatan material adalah kesesatan yang terutamamemiliki keterkaitan pada menyangkutbagian isi (materi) penalaran. Kesesatan ini dapat terjadi karena faktor bahasakebahasaan (kesesatankesalahan bahasa) yang menyebabkan kekeliruankebingungan dalam menarikpenarikan kesimpulan, dan juga dapat teriadi karena memang tidak adanya hubungan logis atau relevansi antara premis dan kesimpulannyakesimpulan (kesesatankesalahan relevansiterkait). Setiap kata dalam bahasa memiliki artimakna tersendiri, dan masing-masingsetiap kata itu dalam sebuah kalimat mempunyaitersebut memiliki artimakna yang sesuai dengan artimakna kalimat yang bersangkutandimaksud. Maka, meskipun kata yang digunakan itu sama, tetapi dalam kalimat yang berbeda, kata tersebut dapat bervariasi artinya.{{Sfn|Hidayat|p=131}} Adapun dua bentuk kesesatan material baik kesesatan bahasa dan kesesatan relevansi dapat diuraikan sebagai berikut.
 
==== Kesesatan bahasa ====
Baris 32:
 
===== Kesesatan Aksentuasi =====
Pengucapan terhadap kata-kata tertentu perluharus diwaspadaidilakukan dengan hati-hati karena ada suku kata yang harus diberi tekananditekankan. Perubahan dalam tekanan terhadap suku kata dapat menyebabkan perubahan artimakna. KarenaDengan itudemikian, kurangnya perhatian terhadappada tekanan ucapanbicara dapat menimbulkanmenyebabkan perbedaan artimakna, sehinggaakibatnya penalaranargumen mengalamimenjadi kesesatansesat.{{Sfn|Hidayat|p=132}}
 
====== Kesesatan aksentuasi verbal ======
Baris 38:
 
* [[Kabupaten Kepulauan Selayar|Selayar]] (kabupaten kepulauan) dan selayar (keadaan di lautan dalam satu layar)
 
* Apel (buah) dan apel bendera (menghadiri upacara bendera)
* MentalApel (kejiwaanbuah-buahan) dan mentalapel (terpelantingmenghadiri upacara bendera)
* TahuMental (masakan, makananjiwa) dan tahumental (mengetahuimemantul) sesuatu)
* Tahu (memasak, makanan) dan tahu (tahu sesuatu)
 
====== Kesesatan aksentuasi non-verbal ======
 
ContohMisal pada sebuah iklan:
 
"Dengan 56 juta bisa membawa unit mobil"
 
Mengapa bahasa dalam iklan ini termasuksalah kesesatanketik penekanan tidak terucapkan atau aksentuasi non-verbal (contoh kasus):
 
Karena motor ternyata barumobil tidak bisa dibawa (pulang) tidakbukan hanya dengan56 uang 2,5 juta rupiah, tetapi juga dengan menyertakanpersyaratan syarat-syarat lainnyalain seperti slip gaji, Kartu Tanda Penduduk (KTP), rekeningtagihan listrik terakhirterbaru dan keteranganinformasi suratsertifikat kepemilikan rumah.
 
Contoh lainnya:
 
"Apa" dan "Ha" dalam suatu ungkapan dimana memiliki arti yang bermacam-macam apabila:{{Sfn|Hidayat|p=132}}
Baris 61 ⟶ 62:
 
===== Kesesatan Ekuivokasi =====
Kesesatan ekuivokasiekivalensi adalah kesesatankesalahan yang disebabkan karena satuoleh kata mempunyaiyang memiliki lebih dari satu arti. BilaApabila dalam suatu penalaranargumen terjadiada pergantianperubahan arti dari sebuah kata yang sama, maka terjadilahitu adalah kesesatankesalahan penalaranargumen.{{Sfn|Hidayat|p=133}}
 
====== Kesesatan Ekuivokasi verbal ======
Adalah kesesatan ekuivokasi yang terjadi pada pembicaraan ketika bunyi yang sama disalah artikan menjadi dua maksud yang berbeda.{{Sfn|Hidayat|p=133}}
 
Contoh:
 
*Misal pada ungkapan bisa (dapatboleh) dan bisa (racun ular){{Sfn|Hidayat|p=133}}{{quote|
{{quote|
Seorang pasien berkebangsaan Malaysia berjumpa dengan seorang dokter Indonesia. Setelah diperiksa, doktor memberi nasihat, "Ibu perlu menjaga makannya."
Baris 78 ⟶ 76:
Sang pasien bertanya, "Boleh saya makan sayur?". Sang dokter menjawab "Bisa."
 
Sang pasien merasa marah lalu membentak "Kalau semua bisa (beracun), apa yang saya hendak makan.....?"<ref>Lelucon ini diambil dari cerita Yosri sebagai masukan dalam [[Wikipedia:Usul penggabungan Wikipedia Indonesia dan Melayu|usaha penggabungan Wikipedia Bahasa Indonesia dan Wikipedia Bahasa Melayu]]</ref>}}Contoh lainnya:{{Sfn|Hidayat|p=133}}
 
* teh (tumbuhantanaman, jenis minuman) dan teh (basakata sifat sunda) - kata imbuhan)
* buntut (ekor) dan buntut (anak-anak kecilmengikuti yangke mengikutimana kemanapunpun seorangorang dewasa pergi)
* menjilat (es krim) ) dan menjilat (ungkapanekspresi yang dikenakanberlaku pada seseorang yang memujimenyewa secara berlebihan denganuntuk tujuan tertentu)
 
====== Kesesatan Ekuivokasi non-verbal ======
Baris 88 ⟶ 86:
 
* Menggunakan kain/ pakaian putih-putih berarti orang suci. Di India wanita yang menggunakan [[kain sari]] putih-putih umumnya adalah janda
* Menggelengkan kepala (berarti tidak setuju), namun di India menggelengkan kepala dari satu sisi ke sisi yang lain menunjukkan kejujuran.<ref>Etiket Internasional. Anak Benua India. Bahasa Tubuh dalam Pergaulan Sehari-hari. Hal. 151. Peter Clayton. Karisma Publishing Group 2006</ref>}}
 
===== Kesesatan Amfiboli =====