Tim nasional sepak bola Indonesia: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Rekor kompetisi: turnamen istilah yang lebih cocok untuk tim olahraga |
Catatan dan statistik harus di bawah karena ini adalah aspek yang kurang unik |
||
Baris 52:
{{MedalBronze|[[Sepak bola pada Pesta Olahraga Asia Tenggara 1981|Manila 1981]]|[[Skuad sepak bola pada Pesta Olahraga Asia Tenggara 1981|Skuad]]}}
}}
'''Tim nasional sepak bola Indonesia''' adalah tim nasional yang mewakili [[Indonesia]] dalam
== Sejarah ==
Baris 173:
=== Era baru 2017 ===
Beberapa minggu setelah menjadi runner-up pada [[Piala Suzuki AFF 2016]], PSSI melaksanakan kongres pada 8 Januari 2017 dalam rangka menetapkan [[Luis Milla]] sebagai pelatih timnas Indonesia.
== Kostum ==
[[Berkas:Idn kit.jpg|jmpl|kiri|200px|Jersey pada tahun 1981]]
Kostum tim Indonesia tidak hanya [[merah]]-[[putih]] sebab ada juga putih-putih, biru-putih, dan hijau-putih. Menurut [[Bob Hippy]], yang ikut "memperkuat" timnas sejak tahun [[1962]] hingga [[1974]], kostum Indonesia dengan warna selain merah-putih itu muncul ketika [[PSSI]] mempersiapkan dua tim untuk [[Asian Games IV]]-[[1962]], [[Jakarta]].
Saat itu ada dua tim yang diasuh pelatih asal [[Yugoslavia]], [[Antun Pogačnik|Toni Pogacnic]], yakni [[PSSI Banteng]] dan [[PSSI Garuda]]. Yang Banteng, yang terdiri dari pemain senior saat itu, seperti [[Maulwi Saelan]], [[Djamiat Dalhar]], dan [[Tan Liong Houw]], selain menggunakan kostum merah-putih juga punya kostum hijau-putih. Sedangkan tim Garuda, yang antara lain diperkuat [[Omo Suratmo|Omo]], [[Anjik Ali Nurdin]], dan [[Ipong Silalahi]] juga dilengkapi kostum biru-putih. Tetapi, setelah terungkap kasus suap yang dikenal dengan "[[Skandal Senayan]]", sebelum Asian Games IV-1962, pengurus [[PSSI]] hanya membuat satu timnas. Itu sebabnya, di Asian Games IV-1962, PSSI sama sekali tidak mampu berbuat apa-apa karena kemudian kedua tim itu dirombak. Selanjutnya digunakan tim campuran di [[Asian Games]].
[[Mulyadi (pemain sepak bola)|Mulyadi]] (Fan Tek Fong), asisten pelatih klub [[UMS]], menjelaskan bahwa setelah dari era Asian Games, sepanjang perjalanan timnas hingga tahun [[1970-an]], PSSI hanya mengenal kostum merah-putih dan putih-putih. Begitu juga ketika timnas melakukan perjalanan untuk bertanding di sejumlah negara di Eropa pada tahun 1965. Saat itu setiap kali bermain, tim nasional hanya menggunakan merah-putih dan putih-putih dengan gambar Garuda di bagian dada hingga ke perut. Seragam hijau-putih kembali digunakan saat mempersiapkan kesebelasan [[pra-Olimpiade 1976]], dan kemudian digunakan pada arena [[Pesta Olahraga Asia Tenggara 1981|SEA Games 1981 Manila]]. "Begitu juga ketika Indonesia bermain di Thailand, di mana saat itu Indonesia menjadi runner-up [[Piala Raja 1981]]," kata [[Ronny Pattinasarani]].
Dalam [[Piala Asia 2007]] yang digelar mulai [[8 Juli]] hingga [[Minggu]] [[29 Juli]], Nike juga telah mendesain kostum tim nasional [[Indonesia]], tetapi kali ini bukan hijau-putih, melainkan putih-hijau.
{{commons}}
Pada kostum Timnas Indonesia yang dibuat [[Nike]] pada 2010 untuk [[Piala Suzuki AFF 2010]], terdapat [[Garuda Pancasila|Burung Garuda]] yang membentang di bagian depan kostum yang tidak berwarna tetapi memiliki garis-garis yang memiliki warna hitam cenderung abu-abu. Sementara pada kostum kedua yang berwarna [[Putih]]-[[Hijau]], terdapat motif yang sama, tetapi garis-garis pada burung Garuda berwarna abu-abu muda.
=== Pembuat ===
{| class="wikitable"
{| class="wikitable"
|-
! Nama !! Tahun
|-
|[[Adidas]] ||1970–1995
|-
|[[Diadora]] ||1995–1996
|-
|[[Asics]] ||1996–1997
|-
|[[Adidas]] ||1997–2000
|-
|[[Nike]] ||2000–2001
|-
|[[Adidas]] ||2001–2003
|-
|[[Ghazali Sport]] ||2003–2004
|-
|[[Adidas]] ||2004–2006
|-
|[[Nike]] ||2006–2020
|-
|[[Mills]] ||2020–
|}
== Stadion ==
Terletak di Jakarta, stadion kandang bagi timnas Indonesia adalah [[Stadion Utama Gelora Bung Karno]] yang berkapasitas 78.011 penonton. Stadion ini merupakan stadion terbesar di Indonesia, stadion terbesar kedua di Asia Tenggara dan [[Daftar stadion sepak bola menurut kapasitas|stadion sepak bola terbesar kesembilan di dunia]]. Stadion ini dibangun pada tahun 1960 untuk [[Asian Games 1962]] dan pembangunannya didukung oleh pemerintah [[Uni Soviet]], dengan pinjaman lunak sebesar US $ 12,5 juta. Stadion ini selesai setelah dua tahun dan secara resmi dibuka pada tanggal 24 Agustus 1962.<ref>{{cite web|title=The Bung Karno Sports Complex: Jakarta’s Sports, Conventions and Entertainment Center|url=http://indonesia.travel/en/destination/655/the-bung-karno-sports-complex-jakarta-s-sports-conventions-and-entertainment-center|work=Wonderful Indonesia|publisher=Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI|accessdate=6 Desember 2012|year=2012}}</ref>
Stadion lainnya yang digunakan Tim Nasional Indonesia meliputi:
* [[Stadion Gelora Bung Tomo]] - [[Surabaya]], [[Jawa Timur]]
* [[Stadion Gelora Sriwijaya]] (Jakabaring) - [[Palembang]], [[Sumatra Selatan]]
* [[Stadion Manahan]] - [[Surakarta]], [[Jawa Tengah]]
* [[Stadion Maguwoharjo]] - [[Sleman]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]
* [[Stadion Utama Riau]] - [[Pekanbaru]], [[Riau]]
* [[Stadion Pakansari]] - [[Cibinong]], [[Kabupaten Bogor]], [[Jawa Barat]]
* [[Stadion Patriot Chandrabhaga]] - [[Bekasi]], [[Kota Bekasi]], [[Jawa Barat]]
== Turnamen ==
===Piala Dunia FIFA===
{|class="wikitable" style="font-size:90%; text-align:center;"
|-
Baris 197 ⟶ 247:
|{{flagicon|ITA|1861}} [[Piala Dunia FIFA 1934|1934]]
|-
|{{flagicon|FRA|1794}} [[Piala Dunia FIFA 1938|1938]]||Babak 16 besar||ke-15
|-
!colspan=9|Sebagai {{flag|Indonesia}}
Baris 244 ⟶ 294:
!Total
!Babak 16 besar
!ke-15
!1
!0
Baris 251 ⟶ 301:
!0
!6
|}
Baris 299 ⟶ 336:
|{{flagicon|KOR|1984}} [[Sepak bola pada Olimpiade Musim Panas 1988|1988]]
|-
!Total||Perempat final||ke-7||2||0||1||1||0||4
|}
Baris 356 ⟶ 390:
!Total
!Babak grup
!ke-11
!12
!2
Baris 406 ⟶ 440:
||{{flagicon|THA}} [[Sepak bola pada Pesta Olahraga Asia 1998|1998]]
|-
!Total||Medali perunggu||
|}
{{col-2}}
Baris 468 ⟶ 502:
||{{flagicon|SIN}} [[Kejuaraan AFF 2020|2020]]||colspan=8|''Lolos''
|-
!Total||Juara kedua||
|}
{{col-2}}
Baris 527 ⟶ 561:
|{{flagicon|BRU}} [[Sepak bola pada Pesta Olahraga Asia Tenggara 1999|1999]]||Medali perunggu||ke-3||6||3||2||1||11||2
|-
!Total||
|}
{{col-2}}
Baris 577 ⟶ 611:
== Pertandingan ==
{{footballbox collapsible
Baris 735 ⟶ 766:
|id=}}
==
{|class="wikitable"
|-
!Posisi
!Nama<ref>{{Cite web|url=https://www.pssi.org/national-team/mens-seniors/officials|title=Senior Putra - Officials|website=PSSI - Football Association of Indonesia|language=id-ID|access-date=2020-01-10}}</ref>
|-{{nowrap}}
|Manajer dan Pelatih kepala
|{{Flagicon|KOR}} [[Shin Tae-yong|Shin Tae-yong]]<ref>{{Cite web|url=https://www.liputan6.com/bola/read/4143803/shin-tae-yong-resmi-latih-timnas-indonesia-kontrak-4-tahun|title=Shin Tae-yong Resmi Latih Timnas Indonesia, Kontrak 4 Tahun|last=Liputan6.com|date=2019-12-28|website=liputan6.com|language=id|access-date=2019-12-28}}</ref>
|-
|Asisten pelatih
|{{Flagicon|KOR}} [[Choi In-Cheol]]
|-
|Asisten pelatih
|{{Flagicon|MNE}} [[Dzenan Radoncic]]
|-
|Asisten pelatih
|{{Flagicon|IDN}} [[Nova Arianto]]
|-
|Pelatih Kiper
|{{Flagicon|KOR}} [[Kim Bong-soo]]
|-
|Pelatih Kiper
|{{Flagicon|IDN}} [[Sahari Gultom]]
|-
|Pelatih Fisik
|{{Flagicon|KOR}} [[Shin Sang-gyu]]
|-
|Pelatih Fisik
|{{Flagicon|IDN}} [[Alex Aldha Yudi]]
|-
|rowspan=2|Interpreter/Penerjemah
|{{flagicon|KOR}} [[Yoo Jae-hoon]]
|-
|{{flagicon|KOR}} [[Jeong Seok-seo]]
|-
|rowspan=2|Tim dokter
|{{flagicon|IDN}} dr. [[Syarif Alwi]]
|-
|{{flagicon|IDN}} dr. [[Ahmad Nizar]]
|-
|Fisioterapis
|{{Flagicon|IDN}} [[Asep Azis]]
|-
|Masseur
|{{Flagicon|IDN}} [[Mohd Shah Shaharudin]]
|-
|Kitman
|{{Flagicon|IDN}} [[Jusuf Jufriyanto]]
|}
=== Riwayat kepelatihan ===
{|class="wikitable" style="font-size:89%;"
|-
!Periode
!Asal Negara
!Nama Pelatih
|-
|1938
|{{flagicon|Belanda}} [[Belanda]]
|[[Johannes Christoffel van Mastenbroek]]
|-
|1951–1953
|{{flagicon|Singapura}} [[Singapura]]
|[[Choo Seng Quee]]
|-{{nowrap}}
|1954–1964
|{{flagicon|Yugoslavia}} [[Yugoslavia]]
|[[Antun Pogačnik]]
|-
|1966–1970
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[E.A. Mangindaan]]
|-
|1970
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[Endang Witarsa]]
|-
|1971–1972
|{{flagicon|Turki}} [[Turki]]
|[[Yusuf Balik]]
|-
|1972–1974
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[Suwardi Arland]]
|-
|1974
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[Djamiat Dalhar]]
|-
|1974–1975
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[Aang Witarsa]]
|-
|1975–1976
|{{flagicon|Belanda}} [[Belanda]]
|[[Wiel Coerver]]
|-
|1976–1978
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[Suwardi Arland]]
|-
|1978–1979
|{{flagicon|Belanda}} [[Belanda]]
|[[Frans Van Balkom]]
|-
|1979–1980
|{{flagicon|Polandia}} [[Polandia]]
|[[Marek Janota]]
|-
|1980–1981
|{{flagicon|Jerman}} [[Jerman]]
|[[Bernd Fischer]]
|-
|1981–1982
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[Harry Tjong]]
|-
|1982–1983
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[Sinyo Aliandoe]]
|-
|1983–1984
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[M. Basri]], [[Iswadi Idris]] dan [[Abdul Kadir]]
|-
|1985–1987
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[Bertje Matulapelwa]]
|-
|1987
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[Sinyo Aliandoe]]
|-
|1987–1991
|{{flagicon|Rusia}} [[Rusia]]
|[[Anatoli Polosin]]
|-
|1991–1993
|{{flagicon|Yugoslavia}} [[Yugoslavia]]
|[[Ivan Toplak]]
|-
|1993–1995
|{{flagicon|Italia}} [[Italia]]
|[[Romano Mattè]]
|-
|1995–1996
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[Danurwindo]]
|-
|1996–1997
|{{flagicon|Belanda}} [[Belanda]]
|[[Henk Wullems]]
|-
|1998
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[Rusdy Bahalwan]]
|-
|1999
|{{flagicon|Jerman}} [[Jerman]]
|[[Bernard Schumm]]
|-
|1999–2000
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[Nandar Iskandar]]
|-
|2000–2001
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[Benny Dollo]]
|-
|2002–2004
|{{flagicon|Bulgaria}} [[Bulgaria]]
|[[Ivan Venkov Kolev]]
|-
|2004–2007
|{{flagicon|Inggris}} [[Inggris]]
|[[Peter Withe]]
|-
|2007
|{{flagicon|Bulgaria}} [[Bulgaria]]
|[[Ivan Venkov Kolev]]
|-
|2008–2010
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[Benny Dollo]]
|-
|2010–2011
|{{flagicon|Austria}} [[Austria]]
|[[Alfred Riedl]]
|-
|2011–2012
|{{flagicon|Belanda}} [[Belanda]]
|[[Wim Rijsbergen]]
|-
|2012
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[Aji Santoso]]
|-
|2012–2013
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[Nil Maizar]]
|-
|2013
|{{flagicon|Argentina}} [[Argentina]]
|[[Luis Manuel Blanco]]
|-
|2013
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[Rahmad Darmawan]]
|-
|2013
|{{flagicon|Brazil}} [[Brasil]]
|[[Jacksen F. Tiago]]
|-
|2013–2014
|{{flagicon|Austria}} [[Austria]]
|[[Alfred Riedl]]
|-
|2015
|{{flagicon|Indonesia}} [[Indonesia]]
|[[Benny Dollo]]
|-
|2015
|{{flagicon|Netherlands}} [[Belanda]]
|[[Pieter Huistra]]
|-
|2016
|{{flagicon|Austria}} [[Austria]]
|[[Alfred Riedl]]
|-
|2017–2018
|{{flagicon|Spain}} [[Spanyol]]
|[[Luis Milla]]
|-
|2018
|{{flagicon|IDN}} [[Indonesia]]
|[[Bima Sakti Tukiman]]
|-
|2018–2019
|{{flagicon|SCO}} [[Skotlandia]]
|[[Simon McMenemy]]
|-
|2019–
|{{flagicon|KOR}} [[Korea Selatan]]
|[[Shin Tae-yong]]
|-
|}
== Pemain ==
Baris 1.062 ⟶ 1.327:
* Penampilan Terbanyak di Piala AFF: [[Kurniawan Dwi Julianto]], [[Hendro Kartiko]], [[Bambang Pamungkas]] (21)
* Gol Terbanyak di Piala AFF: [[Kurniawan Dwi Julianto]] (13)
== Referensi ==
|