Jaran Goyang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Menghilangkan referensi VisualEditor
Baris 10:
Pengertian ini merujuk pada fungsi sosial mantra santet Jaran Goyang. Mantra ini bukanlah ilmu untuk menyakiti atau membunuh, melainkan untuk menyatukan dua orang agar bisa menikah atau memisahkan kedua orang yang mencintai agar bisa menikah dengan pasangan pilihan keluarganya.
 
Ada mitos yang berkembang mengenai mantra Jaran Goyang. Ketika Kerajaan Blambangan diambang kehancuran, rakyatnya terpisah-pisah. Agar keturunan tidak tercampur, mereka menikah dengan dasar kekerabatan. Namun, di antara mereka, ada yang tidak mau dijodohkan atau tidak direstui keluarga. Mantra Jaran Goyang kemudian berfungsi untuk menyatukan mereka.<ref>http://www.mbahgewor.com/2017/03/aji-jaran-goyang-mujarab.html</ref>
 
Selain Jaran Goyang, ada beberapa mantra lain yang berkaitan dengan ilmu pengasihan, seperti Kucing Gorang dan Kebo bodoh. Binatang liar yang menjadi binatang peliharan sering kali digunakan sebagai nama-nama mantra ilmu merah yang berkaitan dengan asmara.<ref name="travel.kompas.com"/>
Baris 30:
Selain menjadi tarian, Jaran Goyang juga menginspirasi sebuah lagu dalam [[bahasa Osing]] yang berjudul Jaran Goyang. Lagu ini sempat populer pada tahun 2000-an dan dinyanyikan oleh penyanyi Banyuwangi, yakni Adistya Mayasari.
 
Nama Jaran Goyang juga dikaitkan dengan judul lagu yang dibawakan oleh penyanyi [[Koplo (musik)|koplo]] bernama [[Nella Kharisma]] (sebenarnya merupakan ''cover'' dari Cornelius and Junior<ref>{{Cite web|url=https://ugetuget.com/jaran-goyang-nella-kharisma-mengguncang-dunia-220/|title=Jaran Goyang Nella Kharisma Mengguncang Dunia|date=2017-09-25|website=ugetuget.com|language=en-US|access-date=2018-12-15|archive-date=2018-12-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20181215181804/https://ugetuget.com/jaran-goyang-nella-kharisma-mengguncang-dunia-220/|dead-url=yes}}</ref>). Tidak hanya nama, kata-kata dalam lirik lagunya pun mengarah pada jenis ilmu pengasihan ini. Berikut ini kutipan lirik lagu yang diciptakan Andi Mbendol.<ref>http{{Cite web|date=2017-11-13|title=Jaran Goyang Nella Kharisma dan Sayang Via Vallen Ngetop, Sekarang Ada Parodi Balasannya Lo|url=https://www.tribunnews.com/seleb/2017/11/13/jaran-goyang-nella-kharisma-dan-sayang-via-vallen-ngetop-sekarang-ada-parodi-balasannya-lo|website=Tribunnews.com|language=id-ID|access-date=2021-12-14}}</ref>
 
''Kalau tidak berhasil, pakai jurus yang kedua. Semar mesem namanya, jaran goyang jodohnya. Cen rodok ndagel syarate, penting di lakoni wae. Ndang di cubo, mesthi kasil terbukti kasiate, genjrot.''
 
Lirik tersebut dipercaya merujuk pada mantra Jaran Goyang yang biasa digunakan masyarakat Osing Banyuwangi. Bagian awal lagu tersebut menceritakan permasalahan yang sedang dihadapi oleh orang yang ditolak cintanya. Ada dua jenis penyelesaian yang ditawarkan dalam lagu itu. Pertama, menggunakan "jaran goyang", sedangkan yang kedua dengan menggunakan "semar mesem".<ref name="musik.kapanlagi.com">{{Cite web|title=Kapanlagi.com: Musik - Jaran Goyang, Lagu Hits Kekinian yang Miliki Arti Ilmu Pelet?|url=https://musik.kapanlagi.com/berita/jaran-goyang-lagu-hits-kekinian-yang-miliki-arti-ilmu-pelet-5a0e81.html|website=KapanLagi.com|language=id|access-date=2021-12-14}}</ref>
 
Keduanya adalah sejenis ajian untuk menarik lawan jenis dengan cara yang tak kasatmata. Dalam lagu secara spesifik tidak disebut dengan 'ajian', melainkan 'jurus'. Ada ritual khusus untuk melakukan ajian Jaran Goyang. Biasanya diharuskan untuk melakukan puasa mutih selama sebulan lebih. Pada malam terakhir, harus melakukan ritual dengan Pati Geni atau menghilangkan segala nafsu sementara.<ref name="musik.kapanlagi.com"/>
Baris 44:
Lagu Jaran Goyang menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat. Kesan mistis yang ada di lagu ini seolah lenyap tatkala dinyanyikan di berbagai kesempatan, baik situasi formal maupun nonformal. Lagu itu kini menjadi lagu hits yang bukan hanya diputar di [[media massa]] dan [[media sosial]], melainkan juga menjadi lagu yang wajib dinyanyikan di acara hajatan, pementasan kesenian, bahkan acara wisuda.
 
Keberadaan lagu ini menjadi sebuah kontroversi tatkala diaransemen ulang oleh paduan suara mahasiswa [[Universitas Jember]]. Mereka membawakan lagu Jaran Goyang dalam acara [[wisuda]] periode III tahun akademik 2017/2018 pada 4 November yang kemudian menjadi viral. Ada yang pro dan kontra mengenai aksi yang dilakukan para mahasiswa ini.<ref>{{Cite web|last=Kurniawan|first=Didik W.|title=Pendidikan "Jaran Goyang"|url=https://news.detik.com/kolom/d-3731386/pendidikan-jaran-goyang|website=detiknews|language=id-ID|access-date=2021-12-14}}</ref>
 
Versi lain dari lagu ini adalah dalam bentuk parodi. Lagu Jaran Goyang yang dinyanyikan oleh seorang Youtuber bernama Kery Astina mempunyai lirik yang berbeda, cenderung kontradiksi dan mengandung humor.
 
Kery memaparkan cara untuk menangkal ajian Jaran Goyang dan Semar Mesem, yakni dengan rajin shalat malam dan baca Alquran. Melalui lagunya, dia mengajak orang untuk pergi ke masjid dan bukan pergi ke dukun atau paranormal. Dia juga membuat parodi balasan Jaran Goyang ini dengan musik yang mengusung aliran koplo versi islami, berjudul "Baca Quran".<ref>{{Cite web|title=Saat Mantra `Jaran Goyang` Nella Kharisma Dibalas Bacaan Quran|url=https://www.dream.co.id/newsunik/mantra-jaran-goyang-nella-kharisma-dibalas-dengan-baca-quran-170918a.html|website=Dream.co.id|language=en|access-date=2021-12-14}}</ref>
 
== Jaran Goyang di Ciremai ==
Baris 54:
Mantra "Jaran Goyang" juga dikenal oleh masyarakat [[Jawa Barat]]. Baik yang ada di Jawa Timur maupun yang ada di Jawa Barat, mantra ini mempunyai kesamaan nama dan fungsinya.
 
[[Gunung Ceremai|Ciremai]] atau Ceremai adalah nama [[gunung]] yang berada di tiga wilayah, yakni [[Kabupaten Cirebon]], [[Kuningan, Kuningan|Kuningan,]] dan [[Kabupaten Majalengka|Majalengka]], [[Jawa Barat]]. Ceremai juga menyimpan banyak [[mitos]] dan [[legenda]] mistis. Salah satunya adalah legenda Nini Pelet. Kisah ini sudah menjadi bagian tradisi lisan masyarakat sekitar gunung. Berdasarkan sastra lisan, Gunung Ceremai merupakan singgasana kerajaan Nini Pelet.<ref name="merdeka.com">{{Cite web|date=2014-03-03|title=Legenda Nini Pelet dan ajian jaran goyang di Gunung Ceremai|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/legenda-nini-pelet-dan-ajian-jaran-goyang-di-gunung-ceremai.html|website=merdeka.com|language=id|access-date=2021-12-14}}</ref>
 
Nini Pelet ini merupakan tokoh yang memiliki kesaktian khusus di bidang percintaan. Dia diceritakan merebut kitab "Mantra Asmara" milik Ki Buyut Mangun Tapa. Kitab tersebut memuat salah satunya ilmu Jaran Goyang, yang dikenal kegunaannya untuk mengikat hati lawan jenis.