Harimau! Harimau!: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan menambah plot atau sinopsis dalam jumlah besar
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
Baris 25:
 
== Sinopsis ==
Tujuh pengepul damar dari desa Air Jernih, Pak Haji, Sutan, Sanip, Talib, Buyung, dan Pak Balam, menjelajah hutan Sumatera, dipimpin oleh dukun Wak Katok. Setelah dua minggu mengumpulkan damar dan tinggal di dekat rumah Wak Hitam, mereka bersiap untuk pulang. Namun, setelah keberangkatan Buyung menyadari bahwa ia lupa memeriksa [[perangkap]] kancilnya dan kembali ke Wak Katok. Setibanya di sana, dia mengeluarkan kancil dari perangkap dan pergi ke sungai terdekat untuk minum. Di sungai, ia bertemu dengan istri muda Wak Hitam, Siti Rubiyah, yang sedang menangis. Setelah menghiburnya dan memberinya kancil, mereka [[Persetubuhan|berhubungan seks]] dua kali. Ini adalah pertama kalinya bagi Buyung. Buyung kemudian tiba di perkemahan pada malam hari, tepat sebelum salat Maghrib.
 
Keesokan harinya, para pengumpul damar pergi berburu dan menembak seekor rusa. Setelah menembak, mereka mendengar auman harimau. Dengan tergesa-gesa mereka mengukir kijang, lalu membawanya ke perkemahan mereka berikutnya. Sore itu, saat buang air besar, Pak Balam diserang harimau. Meski Wak Katok berhasil menakut-nakuti harimau dengan menembakkan senapannya, Pak Balam terluka parah. Dia memberi tahu orang lain tentang mimpi kenabian yang dia alami, dan menyimpulkan bahwa Tuhan sedang menghukum mereka karena dosa-dosa mereka. Pak Balam kemudian mengakui dosa-dosanya, juga beberapa dosa Wak Katok. Karena dosa-dosanya terungkap, Wak Katok mulai khawatir orang lain kehilangan kepercayaan padanya. Untuk mencegahnya, Wak Katok meramalkan bahwa harimau yang menyerang mereka bukanlah makhluk gaib atau dikirim oleh Tuhan, banyak yang melegakan.
Baris 35:
Keesokan paginya para pengumpul damar yang tersisa pergi berburu harimau, mengambil jalan melalui semak belukar. Mereka berjalan berjam-jam, dan akhirnya Pak Haji sadar bahwa mereka tersesat. Setelah Buyung menyelamatkan nyawanya dari ular berbisa, Pak Haji mengaku kepadanya dan mereka memutuskan untuk mengawasi Wak Katok lebih dekat. Tidak lama kemudian, mereka menghadapi Wak Katok, mengatakan bahwa dia hanya membuat mereka semakin tersesat. Wak Katok membentak, dan mengancam akan menembak Buyung jika tidak mengakui dosanya. Buyung tidak mau, dan Wak Katok bersiap untuk menembaknya. Namun, mereka terganggu oleh pendekatan harimau. Wak Katok mencoba menembaknya, tetapi senapannya salah tembak karena bubuk mesiunya basah.
 
Menggunakan api, Buyung dan yang lainnya berhasil menakuti harimau itu. Sanip memberitahu yang lain bahwa dia melihat Wak Katok [[pemerkosaan|memperkosa]] Siti Rubiyah; Wak Katok membalas bahwa dia membayarnya, dan dia akan berhubungan seks dengan siapa pun yang mau memberinya sesuatu. Wak Katok menjadi lebih tidak stabilagresif dan menyuruh yang lain pergi ke kegelapan, mengancam akan menembak mereka. Tidak mau berhadapan dengan harimau, Buyung, Pak Haji, dan Sanip berusaha menyergap Wak Katok. Meskipun mereka berhasil menghentikan dan mengikatnya, tetapi Wak Katok berhasil menembak Pak Haji dalam prosesnya. Sebelum meninggal, Pak Haji berkata kepada Buyung "sebelum membunuh harimau liar, Andaengkau harus membunuh harimau di dalam diri Andadirimu."
 
Keesokan paginya Buyung dan Sanip menguburkan Pak Haji, kemudian mengambil Wak Katok yang terikat untuk berburu harimau. Meskipun Wak Katok mengancam mereka, mereka menolak untuk melepaskannya dan membuang jimat yang dia berikan kepada mereka. Sekitar tengah hari mereka menemukan sisa-sisa Sutan, dan menguburnya. Segera setelah itu, mereka menyiapkan jebakan untuk harimau. Mereka mengikat Wak Katok ke pohon dan menggunakannya sebagai umpan, lalu berbaring menunggu. Saat harimau itu mendekat, Buyung tergoda untuk membiarkannya membunuh Wak Katok sebelum menembaknya. Namun, setelah mengingat kata-kata kematian Pak Haji, Buyung menembak harimau itu dan membunuhnya. Dia dan Sanip kemudian melepaskan Wak Katok yang tidak sadarkan diri dan bersiap untuk perjalanan pulang.