Alkitab Terjemahan Baru: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 5:
|abbreviation=TB
|language=Indonesia
|NT_published=19741971
|OT_published=19711974
|complete_bible_published=1974 (TB biasa)<br />1976 (TB [[Deuterokanonika]])
|apocrypha_books=
|author_info=Tim [[LAI]]<br (termasuk/> Dr.Tim [[SwellengrebelLBI]], Dr.(bergabung [[J.L. Abineno]]kemudian)
|derived_from=[[Terjemahan Lama]]
|textual_basis='''PL:''' ''[[Biblia Hebraica (Kittel)|Biblia Hebraica]]'' (oleh Rudolf Kittel)<br />'''PB:''' ''[[Novum Testamentum Graece]]'' (oleh Nestle Aland)<br />'''Deut.:''' [[Septuaginta]]
|textual_basis=
|translation_type=[[Harfiah]]/formal
|reading_level=Pendidikan tinggi
|version_revised=1997
|publisher=[[Lembaga Alkitab Indonesia]]
|copyright=[[Lembaga Alkitab Indonesia|LAI]] (seluruh versi)<br />[[Lembaga Biblika Indonesia|LBI]] (khusus TB Deut.)
|copies_printed=
|religious_affiliation=[[Gereja Protestan]] dan [[Gereja Katolik|Katolik]]
|online_address=[http://alkitab.sabda.org/verse.php?version=tb Alkitab Terjemahan Baru]
|genesis_1:1-3=Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
Baris 24:
}}
 
'''Alkitab Terjemahan Baru''' ('''TB'''), umumnya hanya adalah sebuah versi terjemahan [[Alkitab]] dalam [[bahasa Indonesia]] oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) yang diselesaikan pada tahun 1974. Alkitab TB dengan [[Deuterokanonika]] diselesaikan pada tahun 1976. Alkitab oikumenis ini masih digunakan secara luas oleh hingga saat ini oleh umat-umat [[Kekristenan|Kristen]] [[Indonesia]], baik dalam [[Protestanisme|Gereja Protestan]] atau pun [[Katolik|Gereja Katolik]].
 
== Sejarah ==
Proyek penerjemahan Alkitab Terjemahan BaruTB bahasa Indonesia ini dimulai oleh [[Lembaga Alkitab Belanda]] ([[Nederlandsch Bijbelgenootschap|NBG]]) pada tahun [[1952]], karena sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia [[Sejarah penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa di Indonesia|kegiatan-kegiatan penerjemahan dan penyebaran Alkitab di Indonesia]] ditangani oleh Lembaga Alkitab Belanda dan Inggris ([[British and Foreign Bible Society]]). Dengan berdirinya [[Lembaga Alkitab Indonesia]] yang mandiri pada tanggal [[9 Februari]] [[1954]], maka tanggung jawab proyek ini diserahkan kepada LAI pada tahun 1959.<ref name="Sejarah-TB">[http://sejarah.sabda.org/sejarah/ver_terjemahan_baru.htm Versi: Alkitab Terjemahan Baru — Sejarah Alkitab Indonesia]</ref>
 
Panitia penerjemahannyapenerjemah Alkitab LAI yang dibentuk untuk menyusun Alkitab berbahasa Indonesia yang dapat digunakan secara ekumenis oleh [[Gereja di Indonesia|Gereja-Gereja di Indonesia]] tersebut terdiri dari tenaga-tenaga ahli berasal dari Belanda, [[Swiss|Swiss,]] dan Indonesia (dari suku [[Tapanuli]], [[Jawa]], [[Minahasa]], dan [[Timor]]). Turut membantu dalam proyek penerjemahan ini antara lain adalah [[J.W. Saragih]] dan [[P.S. Naipospos]]. Penerjemahan TB dilakukan dari naskah-naskah bahasa aslinya, yaitu kitab-kitab Ibrani versi [[Biblia Hebraica (Kittel)|''Biblia Hebraica'' oleh Rudolf Kittel]] (untuk [[Perjanjian Lama]]) dan kitab-kitab Yunani versi [[Novum Testamentum Graece|''Novum Testamentum Graece'' oleh Nestle Aland]] (untuk [[Perjanjian Baru]]).<ref>[http://www.necf.org.my/newsmaster.cfm?&menuid=2&action=view&retrieveid=1072 Is Our Translation of 'Allah' Inconsistent, Insensitive and Inaccurate?]</ref><ref name="Sejarah-TB" />
 
Edisi percobaan karya panitia ini diterbitkan secara bertahap mulai tahun 1959, yang awalnya diterbitkan dalam bentuk kumpulan beberapa kitab dalam ukuran saku.<ref name="Sejarah-TB" /> Pada tahun 1967, Pastor [[Cletus Groenen]] (seorang tokoh besar dalam dunia [[teologi]] dan biblika Kristen, terutama Katolik) mengusulkan kepada [[Konferensi Waligereja Indonesia|Majelis Agung Waligereja Indonesia]] (MAWI), yang sekarang bernama [[Konferensi Waligereja Indonesia]] (KWI), agar [[Gereja Katolik di Indonesia]] turut serta dalam penerjemahan Alkitab yang sedang ditangani oleh LAI. Pada tahun 1968, MAWI menerima usul itu. Selanjutnya pada tahun 1969, LAI menerima kerja sama yang diusulkan oleh MAWI, sehingga sejumlah ahli Kitab Suci Katolik diikutsertakan dalam proyek penerjemahan Alkitab LAI. Setahun kemudian, [[Lembaga Biblika Indonesia]] (LBI) didirikan dan menjadi wakil Gereja Katolik dalam penyusunan kitab tersebut.<ref>{{Cite book|last=Leks|first=Stefan|date=1996|title=Mengenal ABC Kitab Suci|location=Yogyakarta|publisher=Kanisius|pages=30-31|url-status=live|via=Lembaga Biblika Indonesia}}</ref>
Edisi percobaan karya panitia ini diterbitkan secara bertahan mulai tahun 1959, dimulai dengan bentuk kumpulan beberapa kitab dalam ukuran saku. Akhirnya setelah dua kali tertunda, proyek penerjemahan ini diselesaikan pada tahun 1970. Seluruh [[Perjanjian Baru]] diterbitkan pada tahun 1971, kemudian seluruh kitab, termasuk [[Perjanjian Lama]], diterbitkan pada tahun 1974. Karena merupakan terjemahan yang terbaru pada saat itu, maka terbitan ini dinamakan Alkitab "Terjemahan Baru", sedangkan Alkitab yang merupakan gabungan kitab-kitab Perjanjian Lama versi terjemahan [[W.A. Bode|Werner August Bode]] dan Perjanjian Baru versi terjemahan [[Hillebrandus Cornelius Klinkert]] yang digunakan sementara oleh LAI kemudian disebut Alkitab "[[Terjemahan Lama]]". Terjemahan TB mengikuti asas "padanan formal", yaitu berusaha menerjemahkan secara "harfiah" dengan mempertahankan sejauh mungkin bentuk asli dari teks Kitab Suci. Akibatnya, terjemahan itu agak kaku dan tidak selalu mudah dipahami, walaupun cukup sesuai buat studi.<ref name="Sejarah-TB" />
 
Edisi percobaan karya panitia ini diterbitkan secara bertahan mulai tahun 1959, dimulai dengan bentuk kumpulan beberapa kitab dalam ukuran saku. Akhirnya setelah dua kali tertunda, proyek penerjemahan ini diselesaikan pada tahun 1970. Seluruh [[Perjanjian Baru]] diterbitkan pada tahun 1971, kemudian seluruh kitab, (termasuk [[Perjanjian Lama]],) diterbitkan pada tahun 1974. Karena merupakan terjemahan yang terbaru pada saat itu, maka terbitan ini dinamakan Alkitab "Terjemahan Baru", sedangkan Alkitab yang digunakan sementara oleh LAI, yang merupakan gabungan kitab-kitab Perjanjian Lama versi terjemahan [[W.A. Bode|Werner August Bode]] dan Perjanjian Baru versi terjemahan [[Hillebrandus Cornelius Klinkert]] yang digunakan sementara oleh LAI, kemudian disebut Alkitab "[[Terjemahan Lama]]". TerjemahanPada TBtahun mengikuti asas "padanan formal"1976, yaituAlkitab berusaha menerjemahkan secara "harfiah"TB dengan mempertahankan[[Deuterokanonika]] sejauh(khusus mungkinuntuk bentukGereja asliKatolik) darimulai teks Kitab Suci. Akibatnya, terjemahan itu agak kakuditerbitkan dan tidakdigunakan selalu mudah dipahami, walaupun cukup sesuai buatsecara studiluas.<ref name="Sejarah-TB" />
 
== Karakteristik ==
Terjemahan Alkitab TB mengikuti asas "pendekatan formal" atau "terjemahan harfiah", yaitu proses penerjemahan diusahakan sedapat mungkin mengikuti arti "harfiah" dari kata atau frasa dari naskah sumber, sehingga hasil terjemahan dapat mempertahankan sejauh mungkin bentuk asli dari teks Kitab Suci tetapi tetap mengikuti kaidah kebahasaan dari bahasa tujuan dengan benar. Akibatnya, terjemahan Alkitab TB terkesan agak kaku dan tidak selalu mudah dipahami, walaupun cukup sesuai buat studi.<ref name="Sejarah-TB" />
 
Teks-teks Alkitab TB diterjemahkan dari naskah-naskah bahasa aslinya. Untuk [[Perjanjian Lama]], naskah sumber diambil dari kitab-kitab Ibrani versi [[Biblia Hebraica (Kittel)|''Biblia Hebraica'' oleh Rudolf Kittel]] dengan merujuk pada [[Naskah Masorah]] dan [[Naskah Laut Mati]]. Sedangkan untuk [[Perjanjian Baru]], naskah sumber diambil dari kitab-kitab Yunani versi [[Novum Testamentum Graece|''Novum Testamentum Graece'' oleh Nestle Aland]].<ref>[http://www.necf.org.my/newsmaster.cfm?&menuid=2&action=view&retrieveid=1072 Is Our Translation of 'Allah' Inconsistent, Insensitive and Inaccurate?]</ref><ref name="Sejarah-TB" />
 
=== Alkitab Deuterokanonika ===
Khusus untuk penggunaan dalam Gereja Katolik (khususnya [[Gereja Katolik Roma]]) di Indonesia, LAI mencetak Alkitab TB dengan tambahan kitab-kitab Deuterokanonika dengan hak cipta bersama LAI dan LBI. Bagian Perjanjian Lama ([[Protokanonika]]) dan Perjanjian Baru menggunakan teks yang sama dengan Alkitab TB versi biasa, sementara bagian [[Deuterokanonika]] menggunakan teks yang diterjemahkan dari [[Septuaginta]] dengan asas "pendekatan formal" atau "terjemahan harfiah".
 
== Kekeliruan penerjemahan ==
Mengingat LAI adalah lembaga penerjemah dokumen ke dalam bahasa Indonesia, maka hasil terjemahannya tidak luput dari ktitikan. Kritikan mengalir baik dari pihak internal [[Kristen]], maupun dari luar Kristen atau dari pihak Muslim dengan tujuan perbaikan.
 
Belakangan muncul juga dari pihak akademisi atau pemerhati pengunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Semua masukkan ini bertujuan untuk perbaikan sehingga bisa mendapatkan hasil terjemahan yang lebih baik, yang mengikuti tata bahasa dan definisi kata yang lebih tepat. Di dalam suatu seminar [https://www.youtube.com/watch?v=tmjyGxgEIPU&t=8256s[Dalam webinarjaringan dan luar jaringan|daring]] yang dibuatdiselenggarakan oleh LAI,<ref>Webinar yang dibuat oleh LAI pada tanggal 28 April 2021 di [[YouTube]], dengan judul "[https://www.youtube.com/watch?v=tmjyGxgEIPU&t=8256s ''Seberapa Akuratkah Terjemahan Teks Alkitab kita?''",]</ref> seorang rohaniawan dan akademisi, Romo Aldo Tulung Allo, memberikan masukkannya terkait kesalahan terjemahan pada TB LAI yang belum memenuhi kaidah tata bahasa seperti yang tertuang di dalam [[PUEBI]] (''Peraturan Umum Ejaan Bahasa Indonesia'') yang merupakan kaidah pengejaan resmi saat ini. Selain itu pemilihan diksi atau kata di dalam terjemahan tersebut juga harus dikoreksi karena tidak memakai definisi yang tepat sesuai [[KBBI]] (''Kamus Besar Bahasa Indonesia'').
 
Sejak Alkitab TB ini diterbitkan, perkembangan penggunaan dan pengejaan kata [[bahasa Indonesia]] yang ada saat ini membuat munculnya beragam kesalahan penerjemahan. Berikut merupakan beberapa di antaranya.
Baris 45 ⟶ 55:
** Meskipun demikian, ada ketentuan dalam PUEBI yang menyatakan bahwa huruf pertama pada kata yang merupakan [[nama diri]] (termasuk nama agama, nama kitab suci, serta nama, gelar, sebutan, dan kata ganti untuk Tuhan) harus dikapitalkan. Dengan ketentuan ini, huruf pertama kata "''tuhan''" dan "''allah''" boleh ditulis dengan huruf kecil bila kedua kata tersebut merupakan nama jenis.
 
*TB salah dalam menuliskan kalimat dalam bahasa lain yang seharusnya disalin dengan huruf miring. Misalnya dalam ayat {{Alkitab|Markus 15:34}}, penggalan frasa ''Eloi, Eloi, lama sabakhtani'' seharusnya disalin dengan huruf miring sesuai ketetapan di PUEBI.<ref name=":0" />.
 
*TB banyak sekali salah pada pemilihan tanda baca sebelum tanda kutip untuk kalimat langsung. Seharusnya sebelum tanda kutip didahului oleh tanda koma (,), bukan tanda titik dua (:).<ref name=":0" />. Ini terdapat pada ayat {{Alkitab|Matius 10:42, 11:7,9}}, dll. Selain tanda koma, ada juga kesalahan pemakain tanda baca lain.
 
=== Berdasarkan [[Kamus Besar Bahasa Indonesia|KBBI]] ===
Baris 101 ⟶ 111:
|4
|Allah
|''n'' '''nama''' Tuhan dalam bahasa Arab; pencipta alam semesta Yang Mahasempurna; Tuhan Yang Maha Esa yang disembah oleh orang yang beriman: ''demi --; hamba --; insya --; karena --''
|''Tidak ada''
|''Tidak ada''
|Tidak ada ayat memuat kata ini
|-
Baris 118 ⟶ 128:
|5
|[[Tetragrammaton|YHWH]]
|Belum ada definisinya, ini adalah salah satu '''nama''' Tuhan bangsa Israel dalam Kitab Perjanjian Lama''.''<ref name=":1">{{Cite web|last=McLaughlin|first=J. F.|title=NAMES OF GOD|url=https://jewishencyclopedia.com/articles/7908-hosts-lord-of#anchor2|website=Jewish Encyclopedia|access-date=11/24/2021}}</ref>.
|YHWH
|Nama ini tidak dicatat, sering diganti dengan ''Kurios''