Inersia kognitif: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Spuspita (bicara | kontrib)
Penerapan: Merapikan artikel
Spuspita (bicara | kontrib)
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
Baris 93:
 
=== Kortikal ===
Inersia kognitif telah dikaitkan dengan penurunan penggunaan fungsi eksekutif, terutama di [[Korteks (botani)|korteks]] prefrontal, yang membantu dalam fleksibilitas proses kognitif saat beralih tugas. Respons yang tertunda pada tugas asosiasi implisit (''Implicit Associations Task'' disingkat IAT) dan tugas stroop (''Stroop task'') telah dikaitkan dengan ketidakmampuan untuk memerangi inersia kognitif, karena peserta berjuang untuk beralih dari satu aturan kognitif ke aturan kognitif berikutnya untuk mendapatkan pertanyaan yang benar.<ref>{{Cite journal|last1=Messner|first1=Claude|last2=Vosgerau|first2=Joachim|date=2010|title=Cognitive Inertia and the Implicit Association Test|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=29b3d31b71c7323719e22415dd82e299&key=U6TZ2LRZJ8U7224Z&doi=10.1509/jmkr.47.2.374|journal=Journal of Marketing Research|volume=47|issue=2|pages=374–386|doi=10.1509/jmkr.47.2.374|issn=0022-2437|s2cid=144453510}}</ref>
 
Sebelum mengambil bagian dalam sesi brainstorming elektronik, para peserta disuguhi dengan gambar-gambar yang memotivasi pencapaian untuk memerangi inersia kognitif. Dalam kondisi prima pencapaian, subjek mampu menghasilkan lebih banyak ide baru yang berkualitas tinggi dan lebih banyak menggunakan area korteks frontal kanan yang terkait dengan pengambilan keputusan dan kreativitas.<ref>{{Cite journal|last1=Minas|first1=Randall K.|last2=Dennis|first2=Alan R.|last3=Potter|first3=Robert F.|last4=Kamhawi|first4=Rasha|date=2017-11-06|title=Triggering Insight: Using Neuroscience to Understand How Priming Changes Individual Cognition during Electronic Brainstorming|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=bea6daba4b32be7bf8d17fd9f706d72a&key=OP66B4J8OQ7A370F&doi=10.1111/deci.12295|journal=Decision Sciences|volume=49|issue=5|pages=788–826|doi=10.1111/deci.12295|issn=0011-7315}}</ref>
 
Inersia kognitif umumnya digunakan sebagai salah satu dimensi kunci dari [[apatis]] klinis, digambarkan sebagai kurangnya motivasi untuk menguraikan rencana untuk perilaku yang diarahkan pada tujuan atau pemrosesan otomatis.<ref name=":11" /> Pasien Parkinson yang apatisnya diukur menggunakan dimensi inersia kognitif menunjukkan kontrol fungsi eksekutif yang lebih sedikit dibandingkan pasien Parkinson tanpa apatis, mungkin menunjukkan lebih banyak kerusakan pada korteks frontal.<ref name=":9" /> Selain itu, lebih banyak kerusakan pada ganglia basal di Parkinson, Huntington, dan gangguan neurodegeneratif lainnya telah ditemukan pada pasien yang menunjukkan inersia kognitif tentang apatis bila dibandingkan dengan mereka yang tidak. Pasien dengan lesi korteks prefrontal dorsolateral telah menunjukkan penurunan motivasi untuk mengubah strategi kognitif dan bagaimana mereka memandang situasi, mirip dengan individu yang mengalami apatis dan inersia kognitif setelah trauma parah atau jangka panjang.<ref name=":15" />
 
=== Konektivitas fungsional ===
Pasien [[demensia]] panti jompo yangditemukan menderitamengalami demensiapenurunan telahkonektivitas ditemukanfungsional memiliki penurunanotak yang lebih besar dalam konektivitas otak fungsional, terutama di [[Korpuskorpus kalosumluteum]], yang penting untuk komunikasi antar [[Hemisferhemisfer]] atau belahan otak.<ref name=":11" /> Inersia kognitif pada pasien neurodegeneratif juga telah dikaitkan dengan penurunan koneksi [[korteks prefrontal dorsolateral]] dan area [[korteks parietal posterior]] dengan area subkortikal termasuk [[korteks cingulate anterior]] dan [[ganglia basal]].<ref name=":102">{{Cite journal|last1=Pagonabarraga|first1=Javier|last2=Kulisevsky|first2=Jaime|last3=Strafella|first3=Antonio P|last4=Krack|first4=Paul|date=2015|title=Apathy in Parkinson's disease: clinical features, neural substrates, diagnosis, and treatment|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=79ae98be0b8e4d024a3e910c0d3440c2&key=U8TV46E0MKUMSC6W&doi=10.1016/s1474-4422(15)00019-8|journal=The Lancet Neurology|volume=14|issue=5|pages=518–531|doi=10.1016/s1474-4422(15)00019-8|issn=1474-4422|pmid=25895932|hdl=10609/92806|s2cid=43614772|hdl-access=free}}</ref> Kedua temuan tersebut disarankan untuk menurunkan motivasi untuk mengubah proses berpikir seseorang atau menciptakan perilaku baru yang diarahkan pada tujuan.<ref name=":11" /><ref name=":102" />
 
== Teori alternatif ==
Beberapa peneliti telah membantah perspektif kognitif inersia kognitif dan menyarankan pendekatan yang lebih holistik yang memperhitungkan motivasi, emosi dan sikap yang memperkuat kerangka acuan yang ada.<ref name=":14">{{Cite journal|last=Kunda|first=Ziva|date=1990|title=The case for motivated reasoning|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=06c8d0ec44e97189abb57647af9f4120&key=C7XVWHN72691RX98&doi=10.1037/0033-2909.108.3.480|journal=Psychological Bulletin|language=en|volume=108|issue=3|pages=480–498|doi=10.1037/0033-2909.108.3.480|issn=1939-1455|pmid=2270237}}</ref>
 
=== Paradigma alternatif ===
Baris 110:
Teori penalaran termotivasi diusulkan untuk didorong oleh motivasi individu untuk berpikir dengan cara tertentu, seringkali untuk menghindari berpikir negatif tentang diri sendiri. Bias kognitif dan emosional individu biasanya digunakan untuk membenarkan pemikiran, keyakinan, atau perilaku. Tidak seperti inersia kognitif di mana orientasi individu dalam memproses informasi tetap tidak berubah baik karena informasi baru tidak sepenuhnya diserap atau diblokir oleh bias kognitif, penalaran termotivasi sebenarnya dapat mengubah orientasi atau tetap sama tergantung pada apakah orientasi itu menguntungkan individu.<ref name=":14" />
 
Dalam studi online yang [[ekstensif]], pendapat peserta diperolehdikumpulkan setelah dua kali membaca tentang berbagai isu politikkebijakan untuk menilai peran inersia kognitif. Para pesertaPeserta memberikan pendapat mereka setelah membacapembacaan pertama dan kemudian ditugaskanmenerima membacapembacaan kedua dengan informasi baru. Setelah ditugaskandiinstruksikan untuk membaca informasi lebih lanjutlain tentang masalahhal yang mengkonfirmasimembenarkan atau menyangkal pendapat awalasli mereka, sebagian besar pendapat peserta tetap tidak berubah. Ketika ditanya tentang informasi dalamyang bacaanmereka baca untuk kedua kalinya, mereka yang tidak mengubah pendapatnyapendapat mereka menilai informasi yang mendukung pendapatpandangan awalasli mereka lebih kuat daripada informasi yang menyangkalbertentangan dengan pendapat awal mereka. KegigihanKonsistensi dalamtentang carabagaimana pesertapartisipan memandangmempersepsikan informasi yang masuk didasarkan pada motivasimotif mereka untuk menjadi benar menurutpada pendapatsudut awalpandang merekaaslinya, bukan berdasarkan kegigihan perspektif kognitif yang ada.<ref>{{Cite journal|last1=Stanley|first1=Matthew L.|last2=Henne|first2=Paul|last3=Yang|first3=Brenda W.|last4=De Brigard|first4=Felipe|date=2019-01-16|title=Resistance to Position Change, Motivated Reasoning, and Polarization|url=https://philpapers.org/rec/STARTP-7|journal=Political Behavior|language=en|volume=42|issue=3|pages=891–913|doi=10.1007/s11109-019-09526-z|issn=1573-6687|s2cid=150286954}}</ref>
 
==== Fleksibilitas sosio-kognitif ====
Dari perspektif [[Psikologi sosial (sosiologi)|psikologi sosial]], individu terus-menerus membentuk dan membentuk keyakinan dan sikap tentang dunia di sekitar mereka berdasarkan interaksi dengan orang lain. Informasi apa yang diperhatikan individu didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan sebelumnya tentang dunia. Inersia kognitif tidak hanya dilihat sebagai malfungsi dalam memperbarui cara informasi diproses, tetapi asumsi tentang dunia dan cara kerjanya dapat menghambat fleksibilitas kognitif.<ref>{{Cite journal|last=Stein|first=Johan|date=1997-09-01|title=How Institutions Learn: A Socio-Cognitive Perspective|journalurl=Journal of Economic Issues|volumehttp://80.82.78.35/get.php?md5=31|issue44acfa0656b4f0df4b017229a6ca8836&key=3|pages=729–740|T4GFEPQD52DVJIZ6&doi=10.1080/00213624.1997.11505962|issn=0021-3624}}</ref> Kegigihan gagasan keluarga inti telah diusulkan sebagai kelembaman sosio-kognitif. Terlepas dari perubahan tren dalam struktur keluarga termasuk keluarga multi-generasi, orang tua tunggal, campuran dan orang tua sesama jenis, gagasan normatif keluarga telah berpusat di sekitar gagasan pertengahan abad kedua puluh tentang keluarga inti (yaitu ibu, ayah, dan keluarga). anak-anak). Berbagai pengaruh sosial diusulkan untuk mempertahankan inersia sudut pandang ini, termasuk penggambaran media, kegigihan peran gender kelas pekerja, peran domestik yang tidak berubah meskipun ibu bekerja dan tekanan keluarga untuk menyesuaikan diri.<ref>{{Cite journal|last=Uhlmann|first=Allon J.|date=2005|title=The DynamicsJournal of Stasis:Economic Historical Inertia in The Evolution of the Australian Family|journal=The Australian Journal of AnthropologyIssues|volume=1631|issue=13|pages=31–46729–740|doi=10.11111080/j00213624.1835-93101997.2005.tb00108.x11505962|issn=10350021-88113624}}</ref>
 
Kegigihan gagasan keluarga inti telah diusulkan sebagai kelembaman kognitif sosial (sosio-kognitif). Terlepas dari perubahan tren dalam struktur keluarga, termasuk multigenerasi, pengasuhan tunggal, pengasuhan campuran, dan homoseksualitas, konsepsi normatif keluarga yang berpusat pada pertengahan abad kedua puluh adalah konsep keluarga inti (yaitu ibu, ayah, dan keluarga). anak-anak). Berbagai pengaruh sosial telah disarankan untuk melanggengkan kelambanan ini, termasuk representasi di media, kegigihan peran gender kelas pekerja, dan peran keluarga, tidak berubah meskipun ibu yang bekerja dan tekanan keluarga untuk menemukan diri mereka cocok.<ref>{{Cite journal|last=Uhlmann|first=Allon J.|date=2005|title=The Dynamics of Stasis: Historical Inertia in The Evolution of the Australian Family|journal=The Australian Journal of Anthropology|volume=16|issue=1|pages=31–46|doi=10.1111/j.1835-9310.2005.tb00108.x|issn=1035-8811}}</ref>
Fenomena inersia kognitif dalam kelompok brainstorming telah diperdebatkan karena efek psikologis lainnya seperti ketakutan tidak setuju dengan figur otoritas dalam kelompok, ketakutan akan ide-ide baru ditolak, dan sebagian besar pidato dikaitkan dengan minoritas kelompok. anggota.<ref name=":12">{{Cite journal|last1=Dillehay|first1=Ronald C.|last2=Insko|first2=Chester A.|last3=Smith|first3=M. Brewster|date=1966|title=Logical consistency and attitude change|journal=Journal of Personality and Social Psychology|volume=3|issue=6|pages=646–654|doi=10.1037/h0023286|issn=1939-1315|pmid=5939001}}</ref> Kelompok curah pendapat berbasis internet telah ditemukan untuk menghasilkan lebih banyak ide berkualitas tinggi karena mengatasi masalah berbicara dan ketakutan akan penolakan ide.<ref name=":5" />
 
Fenomena inersia kognitif dalam kelompokcurah pendapat (brainstorming) kelompok telah diperdebatkan karena efek psikologis lainnya seperti ketakutantakut tidak setuju dengan figur otoritas dalam kelompok, ketakutantakut akan ide-idependapat baru ditolakdisangkal, dan sebagian besar pidato dikaitkan dengan minoritas anggota kelompok. anggotaminoritas'''.'''<ref name=":12">{{Cite journal|last1=Dillehay|first1=Ronald C.|last2=Insko|first2=Chester A.|last3=Smith|first3=M. Brewster|date=1966|title=Logical consistency and attitude change|url=http://80.82.78.35/get.php?md5=b530c724d2500de3126bb5849a14e566&key=2TFGNXN56R5ZI2S1&doi=10.1037/h0023286|journal=Journal of Personality and Social Psychology|volume=3|issue=6|pages=646–654|doi=10.1037/h0023286|issn=1939-1315|pmid=5939001}}</ref> Kelompok curah pendapat berbasis internet telah ditemukan untuk menghasilkan lebih banyak ide berkualitas tinggi karena mengatasi masalah berbicara dan ketakutan akan penolakan ide.<ref name=":5" />
 
== Lihat pula ==