Airbus A380: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 37:
== Airbus A380 VIP ‘Flying Palace’ (‘Istana Terbang’) ==
Rancang bangun interior Airbus A380 berpenumpang 20 atau 60 orang berisikan peralatan lengkap kantor atau ruang tidur, kursi nyaman, ''cocktail bar'' atau ruang makan (''dining room'') atau ''relaxing zone'' dengan TV yang memiliki ukuran layar superbesar.<ref>http://www.forbes.com/2007/11/13/talal-billionaires-a380-biz-cx_ll_1113plane.html Forbes: A Peek Inside The Flying Palace</ref><ref>http://www.airbus.com/en/aircraftfamilies/executive_aviation/vip_widebodies/ {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080912014621/http://www.airbus.com/en/aircraftfamilies/executive_aviation/vip_widebodies/ |date=2008-09-12 }} Airbus Executive and Private Aviation</ref>
 
== Airbus A380 berhenti produksi komersial ==
Produsen pesawat asal Eropa, Airbus, akan mengakhiri produksi pesawat jenis A380 yang telah beroperasi sejak 12 tahun lalu.
 
Airbus mengatakan, pengiriman terakhir pesawat penumpang terbesar di dunia yang biaya produksinya mencapai 25 miliar dollar AS tersebut akan dilakukan pada 2021.
 
Keputusan tersebut muncul setelah pelanggan terbesar A380, Emirates, memutuskan memangkas pesanannya.
 
Mahalnya biaya produksi A380 harus dibarengi persaingan dengan jenis pesawat yang lebih kecil dan efisien, dan hingga saat ini Airbus belum mencatat keuntungan dari penjualan A380.
 
Adapun masa depan pesawat komersial raksasa ini sudah dipertanyakan sejak beberapa tahun lalu lantaran lesunya pesanan.
 
Dalam sebuah keterangan tertulis pada Kamis (14/2/2019), Airbus mengatakan, keputusan menyakitkan untuk mengakhiri produksi A380 setelah maskapai penerbangan asal Dubai tersebut memangkas ukuran pesawat A380 secara keseluruhan, dari yang tadinya 162 unit menjadi hanya 123 unit.
 
Pemangkasan jumlah pesanan berarti tak ada lagi proses produksi, ujar CEO Airbus Tom Enders.
 
"Tidak ada dasar untuk mempertahankan produksi, terlepas dari semua upaya penjualan kami dengan maskapai lain dalam beberapa tahun terakhir," ujarnya.
 
Airbus telah menggelontorkan 563 juta dollar AS dana untuk menutupi berhentinya proses produksi A380. Namun, diharapkan ada pembayaran kembali dari utang pemerintah yang bisa menutupi dana tersebut.
 
Produsen pesawat raksasa tersebut mengatakan, dampak finansial dari keputusan tersebut akan berimbas pada laporan keuangan 2018 perusahaan yang menunjukkan laba bersih senilai 3,38 miliar dollar AS, naik 30 persen dari tahun sebelumnya. Sebagai catatan, Airbus akan mengirimkan setidaknya 880 hingga 890 pesawat komersial tahun ini.
 
== Mesin ==