Sin Po: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''''Sin Po''''' adalah nama sebuah [[surat kabar]] [[Tionghoa]] [[Bahasa Melayu|berbahasa Melayu
{{rapikan|bukan EYD}}▼
▲'''''Sin Po''''' adalah nama sebuah [[surat kabar]] [[Tionghoa]] [[Bahasa Melayu|berbahasa Melayu Tionghoa]] yang terbit di [[Indonesia]] sejak zaman [[Hindia-Belanda]] hingga tahun [[1965]]. Pertama kali diterbitkan di [[Jakarta]] sebagai mingguan pada Oktober [[1910]],<ref>[http://www.kompas.com/kompas-cetak/0106/01/dikbud/pers39.htm "Pers Tionghoa, Sensibilitas Budaya, dan Pamali Politik"], ''[[KOMPAS]]'', 1 Juni 2001</ref> ''Sin Po'' poen menerbitken surat kabar harian dua tahun berselang tepatnja di bulang Oktober 1912, dimana Minguan Sin Po tetep terbit jang kemoedain setelah perang berubah nama mendjadi [[Pantjawarna]] kemudian.<ref>[http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2006/022006/08/0901.htm "Seabad Pers Jawa Barat"], ''[[Pikiran Rakyat]]'', 8 Februari 2006</ref>
Harian ini adalah harian pertama yang memuat teks lagu kebangsaan Indonesia, ''[[Indonesia Raya]]'', dan turut mempelopori penggunaan nama "Indonesia" untuk menggantikan "Hindia-Belanda" sejak [[Sumpah Pemuda]] pada [[28 Oktober]] [[1928]].<ref>[http://indonesiamedia.com/2002/december/tokoh-1202.htm "Bung Karno dan Etnis Tionghoa"], diakses 15 Februari 2006</ref> ''Sin Po'' berhenti terbit saat [[Jepang]] menduduki Indonesia pada tahun [[1942]], namun kembali terbit pada tahun [[1946]]. Pada tahun
▲== Riwayat ==
I.
Pemuda
Menurut pendapet kita, harian „Sin Po” menganut apa hauluan saja coraknya, tida perlu diperdebatken, tapi yang perlu, yalah guna menambah pengetahuan sejarah kota jakarta, harian Sin Po tida boleh katinggalan, kerna Sin Po punya sejarah tersendiri yang jangan sampe dilupaken oleh suatu warga negara Indonesia, terutama yang keturunan Tionghoa dikemudian hari, atawa bangsa apa saja yang menghendaki adanya kemajuan.
Kita menulis ini ada harepan semoga menjadi cermin bagi pemuda-pemudi yang menjadi pengharepan bangsa serta untuk tambah ia punya pengetahuan umum. Bagimana susah payahnya orang yang menerbitken harian „Sin Po” itu, yang sekarang menjadi kesayangan warga keturunan Tionghoa di jakarta. Inilah riwayat’nya „Sin Po”:
Baris 16 ⟶ 15:
II. Bekakas Pertama.
Tida ada seorang di jakarta yang bisa menduga, bahwa pada hari
Dalem permulaan kata dari redaksi weekblad „Sin Po” aken saya kutib dibawah ini:
„Kita herep orang² budiman dari segala bangsa – yang dengen ini lagi sekali ada diundang dengen hormat – nanti suka uraiken di ini surat-kabar minngguan segala pikirannya yang ada gunanya buat gerakan di ini zaman, supaia bisa terjadi perobahan dari perkara² yang sanget sesat, yang sampaiken dimasa ini masih banyak dalem ingatan’nya sebagian besar dari penduduk Hindia (Indonesia)”.
Lahirnya mingguan Sin Po mendapet sambutan hangat dari para pemuda-pemudi dan dari tuan² toko di Pasar Baru jakarta, kerna dalem mingguan Sin Po No: 4, tuan Gauw ceng Tin eigenaar toko „De Leeuw” di Pasar Baru 37 jakarta memasang advertentie dionslag muka seanteronya.
Begitulah sedikit demi sedikit migguan Sin Po telah menjadi mingguan yang populer dalem kalangan masyarakat umum; berhubung dengen kemajuan² yang di capai, maka oleh penerbit dirasa perlu mempunyai percitakan sendiri, kerna selaen ongkos citak jadi entengan, juga pekerja’an yang dilakuken oleh tenaga sendiri bisa berjalan lebih pasti.
Buat mencukupi keperluan ini maka sebuah percitakan telah dibeli oleh Sin Po. Maka mulai saat itu kantoor dan percitakan Sin Po didiriken disebuah rumah kecil yang sudah tua di jalan Asemka No 9 jakarta-kota.
Sementara itu, atas usaha pemimpin²nya yang bisa menyocoki dengen aliran zaman, tida heran apabila mingguan Sin Po telah mendapet kemajuan dengen cepet sekali, bukan saja abonnementnya bertambah, pun advertentie yang menjadi tulang belakangan dari suatu penerbitan tambah lama tambah banyak sekali.
Tentu pembaca aken heran, lalu menanya kenapa mingguan Sin Po begitu maju? untuk menjawab ini pertanya’an kita bisa menerangken, kerna Sin Po dilahirken justru Nasionalisme Hoakiauw sedeng mulai²nya berkembang di Indonesia serta sumanget Revolusi dari rakyat Tiongkok sedeng berkobar-kobar dengen keras sekali; oleh sebab mingguan Sin Po satu²nya surat-kabar yang bisa menerima atawa memuat perasaan hati bangsa Tionghoa yang berupa tulisan² tentang pergerakan Tiongkok. juga kebetulan taon berikutnya (10 Oktober 1911) di Wuchang telah pecah Revolusi Rakyat Tiongkok yang berkesudahan dengen runtuhnya Pemerintahan Boan di Tiongkok. Dengen adanya kejadian ini Hoakiauw yang berada di Indonesia telah berdiri dibelakangnya Sin Po, untuk mengobarken rasa Nasionalisme Tionghoa.
Sin Po yang terbit seminggu sekali, tida mencukupi, kerna selaennya hal² yang sudah disebutken diatas, juga masih ada sebab² seperti yang kita tuturken dibawah ini:
Baris 62 ⟶ 61:
VI. Sang Naga tetepken Haluan dan Pondasi Sin Po.
Dalem triwulan ke dua dari taon 1916, tuan y.R. Razoux Kuhr telah brenti sebage hoofdredacteur dan kedudukannya diganti oleh seorang Tionghoa peranakan yang nanti’nya aken punya julukan „Naga yournalist Melayu-Tionghoa” siapa dia tida laen dan tida bukan tuan Kwee Hing ciat. yang merupaken orang Tionghoa pertama dalem Sin Po yang pegang jabatan hoofdredacteur, rupanya bintangnya Sin Po makin jelas arahnya yang hendak dicapai dibawah kepemimpinannya Sang Naga ini. Ini bisa terliat dalem actienya Sin Po yang sanget menggeparken. Apa kiranya pembaca tau actienya itu? bener! Sin Po lah yang pertama brani „Membrantas Comite Indie Weerbaar” yang di-bentuk oleh kaki-tangan pemerentah hindia Belanda, akibatnya berdirilah Hoakiauw dibelakang Sin Po yang dipimpin oleh Sang Naga untuk tida mau turut campur dalem urusan Politik dari ini negri dan boycott sekalian majelis perwakilan.
Kiranya cukup dua taon lebih pondasi dan haleoan Sin Po yang sampe achir hayatnya tetep sama, maka pada taon 1918 Sang Naga mengembara ke Berlin. Dan pengantinya hoofdredacteur, Kwee Hing ciat sendiri yang pilih orangnya, dan pilihan jatoh pada tuan cu Bou San yang sudah dikenal luar-dalemnya oleh sang Naga agar pondasi dan haluan’nya Sin Po tetep teguh, rupanya pilihan sang Naga ini tida melesat, bahken Sin Po lebih garang dan sengit kalu dengerken ia punya suara dan tulisan Sang Naga kerap muncul walaupon nun jauh di Berlin sana.
Ini pengantian dilakoken pada triwulan pertama dari taon 1919.
Baris 90 ⟶ 89:
cambuk Berduri
==
<references/>
|