Jamaluddin Jompa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
2017 source edit
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8.5
Baris 12:
Jamal adalah peraih penghargaan Pew Fellows for Marine Coservation Project dari The Pew Charitable Trusts pada 2019.<ref>{{Cite web|title=Jamaluddin Jompa, Ph.D.|url=https://pew.org/2GjtZAs|website=pew.org|access-date=2021-03-30}}</ref> Sejak 2004, pemerintah Indonesia memperkenalkan Kawasan Konservasi Laut (KKL) untuk menjaga biodiversitas laut dan memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan. Jamal meneliti kondisi ekonomi dan sosial di wilayah pesisir yang terpilih sebagai KKL guna menentukan praktik terbaik untuk pengelolaan KKL di tingkat provinsi. Jamal mengidentifikasi potensi konflik dan solusinya untuk optimalisasi pemanfaatan sumber daya laut yang berkelanjutan dan berkeadilan di wilayah KKL  serta meneliti ekosistem-ekosistem kunci, seperti terumbu karang, padang lamun, dan mangrove. Jamal juga melakukan upaya-upaya peningkatan kesadaran dan mendorong partisipasi masyarakat setempat, pelaku usaha, pemerintah, dan LSM.
 
Jamal meraih gelar PhD dari James Cook University, Australia, pada 2003 dengan judul disertasi “Interactions between Macroalgae and Scleractinian Corals in the Context of Reef Degradation.” Setelah meraih gelar doktor, Jamal kembali ke almamaternya, Universitas Hasanuddin, untuk mendedikasikan ilmunya. Pada 2004, ia ditunjuk sebagai Direktur Pusat Studi Terumbu Karang, Universitas Hasanuddin. Pusat Studi ini memainkan peran penting dalam perkembangan penelitian terumbu karang di Indonesia dan dunia. Kepakaran dan hasil penelitian-penelitiannya memberikan dampak besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan terkait ekosistem pesisir tropis. Pada 2017, Jamal mendapatkan penghargaan sebagai ilmuwan terbaik dengan sitasi publikasi internasional. Prestasi-prestasi Jamal ini mengantarkannya memperoleh kusala 2018 Chancellor’s Award Recipient dari almamaternya, James Cook University.<ref>{{Cite web|date=2020-04-26|title=Professor Jamaluddin Jompa|url=https://www.jcu.edu.au/outstanding-alumni-awards/winners-by-year/2018-winners/professor-jomal-jompa|website=www.jcu.edu.au|language=en-AU|access-date=2021-03-30}}{{Pranala mati|date=Desember 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Jamal adalah penyokong penelitian dengan pendekatan multi- dan lintas disiplin. Sebagaimana tercermin ketika memimpin kegiatan-kegiatan ALMI yang lintas disiplin dan kolaboratif, Jamal juga melakukan hal yang sama di pusat kajian di Pascasarjana untuk mencari solusi berbagai masalah nasional yang memerlukan kontribusi ilmu pengetahuan. Misalnya, dalam inovasi industri rumput laut, Jamal mendorong sinergi berbagai sektor. Menurut Jamal, para pemain swasta di dalam bisnis ini pun dapat mengambil peran riset dan pengembangan, sebagaimana pemerintah dan perguruan tinggi. Jamal menegaskan bahwa laut merupakan sumber pangan yang dapat mengatasi masalah kekurangan gizi, stunting, dan penyakit-penyakit lain.<ref>{{Cite web|date=2020-12-16|title=Recap: Day 1 of the PAIR Digital Summit 2020|url=https://pair.australiaindonesiacentre.org/news/recap-day-1-of-the-pair-digital-summit-2020/|website=PAIR|language=en-US|access-date=2021-03-30}}</ref>