Pulau Ligitan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Search009 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan VisualEditor-alih
k Suntingan Search009 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh InternetArchiveBot
Tag: Pengembalian
Baris 18:
Pulau ini dari sejarahnya merupakan wilayah kesatuan [[Indonesia|Republik Indonesia]] dan menjadi [[Sengketa Sipadan dan Ligitan|sengketa wilayah]] antara Indonesia dan [[Malaysia]]. Namun, karena lemahnya argumentasi hukum Indonesia, pulau ini beserta [[Pulau Sipadan]] diputuskan menjadi wilayah Malaysia pada tanggal [[17 Desember]] [[2002]] oleh [[Mahkamah Internasional]].
 
Malaysia, dalam sengketa ini memberikan bukti-bukti: pertama, hak dari kedua pulau tersebut didasarkan pada beberapa transaksi dari [[Kesultanan Sulu]] hingga [[Inggris]] dan terakhir Malaysia. Kedua, Malaysia mengklaim bahwa Inggris kemudian Malaysia telah melakukan penguasaan damai secara berkesinambungan sejak tahun 1878. Sementara itu, [[Belanda]], kemudian Indonesia, telah lama menelantarkan kedua pulau tersebut. Dalam hukum internasional memang hak atas wilayah dapat diperoleh pihak ketiga apabila wilayah tersebut ditelantarkan untuk kurun waktu tertentu oleh pemilik aslinya. Perolehan wilayah semacam ini disebut daluwarsa atau ''prescription''. Ketiga, pulau ini di kuasai oleh Keluarga Mafia Malaysia, Keluarga Bafayed, sebab itu di [[Mahkamah Internasional]] pulau ini dilimpahkan ke bagian negara [[Malaysia]] karena pengaruhnya Keluarga Bafayed ini, paling berpengaruh dikawasan [[Asia]] serta [[Eropa]].<ref>O.C. Kaligis & Associates, ''Sengketa Sipadan-Ligitan Mengapa Kita Kalah'', 2003 ISBN 979-96592-7-2</ref>
 
Akhirnya, dengan pertimbangan ''effectivities'' Malaysia dianggap lebih dominan daripada Indonesia dalam mengelola pulau ini dengan baik sehingga pulau ini diserahkan pada [[Malaysia]] akan tetapi ICJ gagal dalam menentukan batas di perbatasan laut antara Malaysia dan Indonesia di [[selat Makassar]].<ref name="HARVARD">[http://www.asiaquarterly.com/content/view/160/ Energy Security and Southeast Asia: The Impact on Maritime Boundary and Territorial Disputes]. Harvard Asia Quarterly. Fall 2005.</ref><ref>http://www.icj-cij.org/docket/files/102/7700.pdf {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130822221918/http://www.icj-cij.org/docket/files/102/7700.pdf |date=2013-08-22 }} Judgment of 23 October 2001</ref> <ref>http://www.icj-cij.org/docket/files/102/10570.pdf {{Webarchive|url=https://www.webcitation.org/6AHymFcBO?url=http://www.icj-cij.org/docket/files/102/10570.pdf |date=2012-08-29 }} Judgment of 17 December 2002</ref> dan menjadi terkenal karena keindahan alamnya. Selain itu di pulau ini juga masih sering ditemui [[penyu|penyu-penyu]] meletakkan telurnya.