PSMS Medan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 67:
Setelah 8 tahun tanpa gelar, akhirnya PSMS mengakhiri kemarau gelar pada tahun 1983 setelah di final mengalahkan Persib Bandung 3–2 melalui adu penalti (aet 0-0). Mereka kembali mempertahankan gelar pada musim 1985 ketika mereka mengalahkan Persib 2-1 dalam adu penalti (aet 2-2). Pertandingan yang dimainkan di Stadion Gelora Bung Karno ini disaksikan oleh 150.000 penonton dengan kapasitas 110.000 tempat duduk, yang merupakan rekor kehadiran tertinggi dalam sejarah sepak bola Indonesia. Menurut buku Konfederasi Sepak Bola Asia yang diterbitkan pada tahun 1987, pertandingan ini merupakan pertandingan terbesar dalam sejarah sepak bola amatir di dunia.
Ponirin Meka (kiper) dan Jaya Hartono, pemain penting PSMS tahun 1980-an
Pada masa kejayaan ini, PSMS diperkuat oleh banyak pemain berkualitas seperti Yuswardi, Muslim,Ronny Pasla, Sunarto, Sukiman, Ipong Silalahi, Wibisono, Tumsila, Sarman Panggabean, Anwar Ujang,Zulham Yahya, Suwarno, Tumpak Sihite, Nobon Kayamuddin, Zulkarnaen Pasaribu, Ismail Ruslan, Parlin Siagian,Suparjo Sunardi B,Marzuki Nyakmad, Zulham Effendi Harahap,Sunardi A., Bambang Usmanto, Musimin,Sakum Nugroho M. Siddik, Mamek Sudiono,Ahmad,Hadi Sakiman,Ricky Yacobi , Abdul Kadir,Jacob Sihasale,,Yudo Hadianto,M.Basri,Taufik Lubis,Pariman, Iswadi Idris , Abdul Rahman Gurning , Badiaraja Manurung, Ponirin Meka, Jaya Hartono , Zulkarnaen Lubis, Sakum Nugroho Soetjipto Soentoro,Jamaluddin Hutauruk,Nirwanto,Chaerul San Siregar,Effendi Maricho,Mariadi,Yusnik Adiputra,Suharto AD dan lain-lain.
=== Akhir era kejayaan; Liga Indonesia era (1990–2001) ===
|