Papua: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: halaman dengan galat kutipan pengguna baru menambah pranala merah Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi
1900–Sampai Sekarang: Perbaikan kesalahan pengetikan
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 174:
 
=== 1900–Sampai Sekarang ===
Setelah mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia, Indonesia mencari dukungan baik secara militer maupun diplomasi. Beberapa usaha perjuangan diplomasi oleh pihak RI dilakukan melalui Perjanjian Linggarjati pada 1946, Perjanjian Renville pada 1948, dan Perjanjian Roem-Royen pada 1949.
Dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, orang Papua tidak pernah terlibat dan melibatkan.
17 Agustus 1945 membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di rumahnya Soekarn, teks proklamasi ini disusun pada 16 Agustus 1945 di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda, Kepala Penguhubung Angkatan Laut dan Angkatan Darat Tentara Kekaisaran Jepang, di Jakarta.
 
Pada tanggal 23 Agustus 1949 Konferensi Meja Bundar (KMB) dilakukan di Deen Hag, Belanda sebagai upaya pengakuan Kemerdekaan Republik Indonesia,. Indonesia menuntut [[PmeriintahPemerintah Belanda]] mengakui Kemerdekaan Indonesia dari SabanSabang sampai Merauke tetapi sebagian orang termasuk Mohammad Hatta dan sebagianpermasalahan tokohmengenai Indonesiastatus sampai ke Papua. Maka mengenaiIrian PapuaBarat dibicarakan kemudian.
Setelah mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia, Indonesia mencari dukungan baik secara Militer maupun Diplomasi.
Saat itu Kemerdekaan Indonesia diakui [[Pemerintah BelandBelanda]] dari Aceh sampai AmboinaAmbon dengan sistem [[Pemerintahan FredaralFederal]] yang dikenal dengan [[Republik Indonesia Serikat]],. [[Pemerintah Belanda]] maumenginginkan supayaagar Daerahdaerah Masingmasing-masing Wilayahwilayah Indonesia harus membangun Masingmasing-masing Daerahnyawilayah administrasinya dengan Kewenanganpertanggungjawaban Penuhkepada di bawah Pemerintahan [[Republik Indonesia Serikat]]pemerintah [[(RIS)]] sebagai Negara Bagian.
Perjanjian Linggarjati pada 1946, Perjanjian Renville pada 1948, dan Perjanjian Roem-Royen pada 1949.
Untuk Papuawilayah Irian, [[Pemerintah Belanda]] Menolakmenolak digabungkannya wilayah tersebut digabungkanke dalam [[Republik Indonesia Serikat]] karena telah mendaftarkan Wilayah Non Self Government Territory di PBB yang akan didekolonisasi menjadi sebuah Negara Merdeka.
 
Pada tanggal 23 Agustus 1949 Konferensi Meja Bundar (KMB) dilakukan di Deen Hag, Belanda sebagai upaya pengakuan Kemerdekaan Indonesia, Indonesia menuntut [[Pmeriintah Belanda]] mengakui Kemerdekaan Indonesia dari Saban sampai Merauke tetapi sebagian orang termasuk Mohammad Hatta dan sebagian tokoh Indonesia sampai ke Papua. Maka mengenai Papua dibicarakan kemudian.
Saat itu Kemerdekaan Indonesia diakui [[Pemerintah Beland]] dari Aceh sampai Amboina dengan sistem [[Pemerintahan Fredaral]] yang dikenal dengan [[Republik Indonesia Serikat]], [[Pemerintah Belanda]] mau supaya Daerah Masing-masing Wilayah Indonesia harus membangun Masing-masing Daerahnya dengan Kewenangan Penuh di bawah Pemerintahan [[Republik Indonesia Serikat]] [[(RIS)]] sebagai Negara Bagian.
Untuk Papua, [[Pemerintah Belanda]] Menolak digabungkan dalam [[Republik Indonesia Serikat]] karena telah mendaftarkan Wilayah Non Self Government Territory di PBB yang akan didekolonisasi menjadi sebuah Negara Merdeka.
 
Pada tahun [[1946]], [[Belanda]] kembali mengubah nama Papua dari Nieuw Guinea menjadi Nederlands Nieuw Guinea. Perubahan nama tersebut sejalan dengan upaya [[pemerintah Belanda]] untuk [Dekolonisasi Nieuw Guinea]] sesuai dengan Piagam PBB 1945 tentang Penghapusan Wilayah Koloni.