Sokrates: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Reacher544 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
menambahkan konten dan referensi |
||
Baris 14:
|nationality = [[Bangsa Yunani|Yunani]]
|notable_ideas = [[Metode Sokrates]], [[Ironi]]
}}{{Sedang ditulis}}
'''Sokrates''' ([[Bahasa Yunani|Yunani]]: Σωκράτης, ''Sǒkratēs'') ([[469 SM]] - [[399 SM]]) adalah [[filsuf]] dari [[Yunani]] yang merupakan salah satu figur paling penting dalam tradisi filosofis Barat. Bahkan, bagi sebagian pemikir Barat, Sokrates dianggap sebagai Filsuf pertama, dan disebut sebagai Bapak Filosofi. Sokrates lahir di [[Athena]], dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani selain [[Plato]] dan [[Aristoteles]]. Sokrates adalah guru Plato, kemudian Plato pada gilirannya mengajar Aristoteles. Semasa hidupnya, Sokrates tidak pernah meninggalkan karya tulisan, sehingga sumber utama mengenai pemikiran Sokrates berasal dari manuskrip tulisan muridnya, Plato.<ref name="soc">{{en}} {{cite book|author=Buckingham, Will; Douglas Burnham; Peter J. King; Clive Hill; Marcus Weeks; John Marenbon|title= The Philosophy Book|publisher= DK Publishing|year=2010|id=ISBN 978-0756668617}}</ref>
Baris 33:
Peninggalan pemikiran Sokrates yang paling penting ada pada cara dia berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan melalui satu [[dialektik]]a. Pengejaran pengetahuan hakiki melalui penalaran dialektis menjadi pembuka jalan bagi para [[filsuf]] selanjutnya. Perubahan fokus filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia juga dikatakan sebagai jasa dari Sokrates. [[Manusia]] menjadi objek filsafat yang penting setelah sebelumnya dilupakan oleh para pemikir hakikat [[alam semesta]]. Pemikiran tentang manusia ini menjadi landasan bagi perkembangan filsafat etika dan epistemologis di kemudian hari.
===
Sokrates mengartikan [[filsafat]] sebagai cara mencapai kebajikan dengan melalui proses pemerolehan pengertian. Proses yang digunakan dalam metode Sokrates ialah pengamatan tingkah laku yang berkaitan dengan sesuatu yang akan diberikan pengertian. Contoh yang diberikannya ialah tentang keberanian dan kebaikan. Pemahaman mengenai keberanian hanya dapat dcapai dengan mengamati tindakan-tindakan yang dianggap berani. Sementara pemahaman mengenai kebaikan dicapai melalui pengamatan terhadap tindakan yang dianggap baik.<ref>{{Cite book|last=Nawawi|first=Nurnaningsih|date=2017|url=http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6635/1/Tokoh%20Filsuf%20dan%20Era%20Keemasan%20Filsafat.pdf|title=Tokoh Filsuf dan Era Keemasan Filsafat Edisi Revisi|location=Makassar|publisher=Pusaka Almaida|isbn=978-602-6253-53-8|editor-last=Sabri|editor-first=Muhammad|pages=5|url-status=live}}</ref>
Sokrates mengembangkan metode filsafat yang dikenal dengan nama [[metode Sokrates]]. Metode ini disebut pula sebagai metode dialektika atau metode kebidanan. Tujuan dari metode ini adalah untuk mengungkapkan [[kebenaran]]-kebenaran yang ada pada [[individu]] dengan memanfaatkan percakapan dan [[dialog]]. Sifat dari kebenaran yang diungkapkan adalah [[universal]]. Metode ini bertujuan untuk mengetahui isi dari pikiran atau jiwa manusia.<ref>{{Cite book|last=Waris|date=2014|url=http://repository.iainponorogo.ac.id/170/1/pengantar%20filsafat.pdf|title=Pengantar Filsafat|location=Ponorogo|publisher=STAIN Po Press|editor-last=Rofiq|editor-first=Ahmad Choirul|pages=10|url-status=live}}</ref> Sokrates memberikan pemahaman filsafat dengan menyadarkan orang lain tentang sesuatu yang telah dia pahami terlebih dahulu.<ref>{{Cite book|last=Sudiantara|first=Yosephus|date=2020|url=http://repository.unika.ac.id/23420/1/Filsafat%20Ilmu%2C%20Naskah%20buku%20ber%20ISBN.pdf|title=Filsafat Ilmu Pengetahuan: Bagian pertama, Inti Filsafat Ilmu Pengetahuan|location=Semarang|publisher=Universitas Katolik Soegijapranata|isbn=978-623-7635-46-8|pages=65|url-status=live}}</ref> Proses filsafat dalam metode Sokrates diumpamakan seperti [[bidan]] yang bekerja di bidang persalinan. Pengumpamaan ini berkaitan dengan ibu Sokrates yang bekerja sebagai bidan. Dalam metodenya, Sokrates mengasumsikan bahwa manusia memiliki pengetahuan bawaan.<ref>{{Cite book|last=Ibrahim|first=Duski|date=2017|url=http://repository.radenfatah.ac.id/4301/1/lengkap.pdf|title=FIlsafat Ilmu: Dari Penumpang Asing untuk Para Tamu|location=Palembang|publisher=NoerFikri|isbn=978-602-6318-97-8|pages=51|url-status=live}}</ref>
Nama dari metode pengungkapan kebenaran yang dilakukan oleh Sokrates yaitu metode dialektika atau metode kebidanan. Penamaan metode dialektika digunakan melalui ciri pencarian kebenaran yang oleh Sokrates memanfaatkan [[dialog]]. Tujuannya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sehingga menghasilkan kesimpulan-kesimpulan. Tujuan pengajuan pertanyaan adalah untuk memperoleh pendapat-pendapat. Hipotesa ditetapkan pada jawaban dari pertanyaan pertama, sementara konsekuensi logis ditetapkan pada jawaban-jawaban selanjutnya.<ref>{{Cite book|last=Sumanto|first=Edi|date=2019|url=http://repository.iainbengkulu.ac.id/4099/1/Bahan%20Ajar%20%20Filsafat%20%20Jilid%20I%20Edi%20Sumanto%2C%20M.Ag.pdf|title=Filsafat Jilid I|location=Bengkulu|publisher=Penerbit Vanda|isbn=978-602-6784-91-9|editor-last=Sartono|editor-first=Oki Alek|pages=90|url-status=live}}</ref> Sedangkan penamaan sebagai metode kebidanan dikarenakan Sokrates menganggap dirinya sebagai bidan. Penamaan ini diperoleh dari pekerjaan [[ibu]]<nowiki/>nya yang bekerja sebagai [[Bidang miring|bidan]]. Perbedaannya ialah Sokrates bekerja sebagai bidan hanya untuk [[pengetahuan]] dan pemikiran. Sokrates menyadari bahwa dirinya memiliki keterbatasan dalam pengetahuan mengenai hal-hal mendasar dari pengetahuan. Profesi sebagai bidan membuatnya mampu mengetahui potensi pemahaman sejati sebagai manusia terhadap jiwanya. Ia meyakini bahwajiwa manusia dapat mengetahui intisari benda-benda, tetapi ketidaktahuan manusia atasnya merupakan akibat adanya pemahaman semu. Karenanya, manusia perlu membuka pengetahuan semu tersebut, kemudian membongkar, membersihkan dan melahirkannya kembali, seperti yang dilakukan oleh bidan.<ref>{{Cite book|last=Lubis|first=Nur A. Fadhil|date=2015|url=http://repository.uinsu.ac.id/2454/1/ISI%20PENGANTAR%20FILSAFAT%20UMUM%20FADHIL.pdf|title=Pengantar Filsafat Umum|location=Medan|publisher=Perdana Publishing|isbn=978-602-6970-02-2|pages=22-23|url-status=live}}</ref>
Secara ''[[de facto]]'', metode Sokrates mempengaruhi metode induktif.<ref>{{Cite book|last=Hidayat|first=Ainur Rahman|date=2018|url=http://repository.iainmadura.ac.id/65/1/FILSAFAT%20LOGIKA%20LENGKAP%20DENGAN%20COVER.pdf|title=Filsafat Berpikir: Teknik-Teknik Berpikir Logis Kontra Kesesatan Berpikir|location=Pamekasan|publisher=Duta Media Publishing|isbn=978-602-6546-55-5|editor-last=Afandi|editor-first=Moh.|pages=11|url-status=live}}</ref> Pengertian yang bersifat umum dan mendasar dalam bentuk kesimpulan diperoleh Sokrates dengan membandingkan berbagai kasus yang terjadi. Metode induksi ini merupakan pendekatan berpikir dari sesuatu yang khusus ke sesuatu yang umum. Melalui proses menyimpulkan keseluruhan kasus maka hakikat dari seluruh kasus tersebut dapat diketahui.<ref>{{Cite book|last=Kristiawan|first=Muhammad|date=2016|url=https://www.researchgate.net/profile/Muhammad-Kristiawan/publication/316100284_Filsafat_Pendidikan_The_Choice_is_Yours/links/58f04849458515ff23a89e8d/Filsafat-Pendidikan-The-Choice-is-Yours.pdf|title=Filsafat Pendidikan: The Choice Is Yours|location=Yogyakarta|publisher=Penerbit Valia Pustaka Jogjakarta|isbn=978-602-71540-8-7|editor-last=Hendri, L., dan Juharmen|pages=71|url-status=live}}</ref>
== Referensi ==
<references />
==
* Bertens, Kees. Sejarah Filsafat Yunani. Kanisius. 1999. Yogyakarta.
* Ferguson, Wallace K., and Geoffrey Bruun. ''A Survey of European Civilization'' (4th Ed), pg. 38-39. Houghton Mifflin Company / Boston, 1969, USA.
|